Sukses

31-10-1961: Ketika Jasad Joseph Stalin Tak Lagi Diagungkan

Hari ini, 56 tahun yang lalu, jasad pemimpin Soviet Joseph Stalin yang diawetkan dan dipajang di sebuah musoleum di Moskow resmi dipindah.

Liputan6.com, Moskow - Hari ini, 56 tahun yang lalu, jasad pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin yang diawetkan dan dipajang di sebuah musoleum di Moskow secara resmi dipindah. Peristiwa itu menjadi salah satu momen penanda atas upaya Soviet yang tengah menerapkan kebijakan de-Stalinisasi di Negeri Tirai Besi.

Lima tahun sebelum pemindahan jasad Stalin terlaksana, pejabat Partai Komunis Soviet kala itu, Nikita Khrushchev mengumumkan kebijakan de-Stalinisasi. Dan kebijakan itu menjadi alasan yang melatarbelakangi pemindahan jasad Stalin dari Lenin's Mausoleum di Red Square, Moskow. Demikian seperti dikutip dari History.com, Senin (30/10/2017).

De-stalinisasi merujuk kepada rangkaian proses reformasi politik di Soviet yang terjadi setelah kematian pemimpin jangka panjang Joseph Stalin pada 1953.

Kebijakan itu digagas oleh sejumlah pemimpin kolektif yang mengganti serta mengisi berbagai posisi yang kosong usai Stalin meninggal. Mereka adalah Premier Soviet Georgi Malenkov, Menteri Dalam Negeri Lavrentiy Beria, dan Sekretaris Pertama Komite Pusat Partai Komunis Soviet Nikita Khrushchev.

Mereka menggagas rangkaian proses reformasi yang terdiri dari penghapusan budaya politik dan lembaga-lembaga penting yang membantu Stalin berkuasa, peniadaan kultus personalitas Stalin, sistem Stalinisme, dan sistem kamp buruh Gulag.

Semua budaya dan lembaga politik itu dikonstruksi dan didominasi oleh Stalin yang selama periode 1922 - 1952 merangkap berbagai jabatan serta posisi penting di Negeri Tirai Bambu, seperti Pemimpin Tertinggi, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Soviet, Premier Soviet, dan lain sebagainya.

Sang 'Kepal Besi' Tak Lagi Diagungkan

Joseph Stalin, berusia 73 tahun, menderita pendarahan otak dan meninggal pada pukul 21.50 malam waktu setempat pada tanggal 5 Maret 1953.

Pada pukul empat pagi tanggal 6 Maret 1953 diumumkan sebuah kabar resmi, "Teman dan penerus Lenin, pemimpin bijak dan guru Partai Komunis dan Uni Soviet, telah meninggal."

'The Iron Fist' Stalin telah menjadi diktator Soviet selama hampir 30 tahun. Meski ia dianggap bertanggung jawab atas kematian jutaan warga Soviet pada masa pemerintahannya, namun saat kabar meninggalnya Stalin diumumkan kepada masyarakat pada 6 Maret 1953, banyak di antara mereka yang menangisi kepergiannya.

Pada November 1953, setelah melalui berbagai seremoni, proses pembalseman serta pengawetan, Stalin disandingkan di samping jasad Lenin di Lenin's Musoleum.

Pembalseman dan pemajangan jasad Stalin sendiri merupakan praktik yang mencontoh pemimpin Soviet sebelumnya, Vladimir Lenin. Ketika Lenin berpulang pada 1924, jasad sang pemimpin revolusi Bolshevik Soviet itu diawetkan dan dipajang di museloum di Moskow, yang kemudian diberi nama Lenin's Mausoleum.

Lenin dan Stalin dipajang di dalam peti mati terbuka di balik kaca display museum.

Setelah itu, berbagai pihak mulai menyadari bahwa Stalin bertanggung jawab atas kematian jutaan orang Soviet. Khrushchev dan kawan-kawan, melalui kebijakan de-Stalinisasi mulai mempelopori gerakan untuk meruntuhkan ingatan palsu tentang Stalin.

Pada 24 - 25 Februari 1956, Khruschev berpidato di Kongres Partai Komunis Soviet ke-20. Lewat pidato tersebut, ia menghancurkan aura kebesaran yang mengelilingi Stalin. 

Lima tahun kemudian, pada Kongres Partai Komunis Soviet ke-22 Oktober 1961, seorang perempuan lansia membacakan kalimat yang luar biasa menggugah. Dan kalimat itu digadang-gadang sebagai 'senjata pamungkas' yang memicu para pejabat tinggi Soviet mulai memutuskan untuk memindahkan jasad Stalin dari Lenin's Mausoleum.

"Kamerad, hatiku selalu penuh dengan Lenin. Saya bisa bertahan dalam saat-saat tersulit hanya karena saya membawa Lenin ke dalam hati saya, dan saya selalu berkonsultasi dengannya. Semalam, Lenin berdiri di rumah saya, seolah-olah dia masih hidup dan ia (Lenin) berkata kepada saya, 'Tidak menyenangkan (jasad saya dipajang) di samping Stalin'," kata si perempuan tua itu, membacakan kalimat pidato yang sesungguhnya ditulis oleh Khrushchev. Demikian seperti dikutip dari Thought.co.

Beberapa hari kemudian, tepatnya pada 31 Oktober, jasad Stalin diam-diam dipindahkan dari musoleum oleh pemerintah. Tak ada upacara dan gembar-gembor meriah seperti pada saat ia dipajang delapan tahun sebelumnya.

Jasad Stalin dipindah sekitar 91 meter ke bangunan yang berbeda dari musoleum. Ia ditempatkan di ruang makam jasad para pahlawan minor Revolusi Rusia, berlokasi jauh di balik tembok Kremlin Moskow dan tertutup rimbunan pepohonan. Di nisan-nya, yang terbuat dari granit hitam, hanya tertulis, "J. V. Stalin 1879 - 1953."

Di tanggal yang sama pada 1481 terjadi gempa bumi dahsyat di Rhodes, Yunani. Lindu berkekuatan 7,1 skala Richter yang menyebabkan tsunami itu menyebabkan 30 ribu orang tewas.

Sementara pada 3 Mei 1952, pesawat pertama mendarat di Kutub Utara. Letnan Kolonel Joseph O. Fletcher dari Oklahoma dan Letnan Kolonel William P. Benediktus dari California, yang menerbangakan burung besi itu ke sana.

Fletcher bahkan sempat turun dari pesawat dan berjalan di Kutub Utara, mungkin saja ia orang pertama dalam sejarah yang melakukannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini