Sukses

5 Hewan yang Punah Akibat Ulah Konyol Manusia

Ada beberapa hewan yang punah semata-semata karena alasan yang konyol dan seharusnya bisa dihindari.

Liputan6.com, Jakarta - Hanya ada beberapa hal di dunia ini yang lebih menyedihkan daripada punahnya hewan. 

Sepanjang sejarah, sebagian makhluk penghuni Bumi memang punah terutama karena sebab alamiah. Misalnya dinosaurus yang punah akibat oleh hantaman asteroid raksasa ke Bumi.

Tapi, seperti dikutip dari toptenz.net pada Senin (30/10/2017), ada beberapa hewan yang punah gara-gara ulah manusia yang konyol dan seharusnya bisa dihindari.

Berikut adalah 5 hewan punah yang disebabkan oleh kekonyolan manusia:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Ikan Tecopa

Ikan Tecopa adalah spesies mungil yang tersebar di Tecopa, suatu daerah kecil California yang kaya dengan mata air panas alami. Secara unik, ikan itu menyesuaikan diri untuk hidup dalam air hangat yang keluar dari mata air.

Sayangnya, di tahun 1960-an beberapa mata air panas tempat tinggal ikan mungil tersebut diperbesar menjadi bagian dari beberapa rumah permandian yang luas.

Demi mengejar keuntungan finansial dari kunjungan para tamu, dibangunlah beberapa aliran keluar dan sungai tempat tinggal ikan digali untuk menambah laju aliran air.

Dengan demikian, aliran air semakin deras dan seluruh spesies itu hanyut ke sungai berisi air yang lebih dingin.

3 dari 7 halaman

2. Auk

Auk yang agung adalah burung mirip penguin yang bertebaran di Atlantik Utara. Auk juga merupakan burung yang tuna terbang, sehingga bertelur di darat di pulau-pulau tak berpenghuni yang melindungi mereka dari cuaca dan pemangsa alamiah.

Karena tidak banyak pemangsanya, burung kecil itu malah menjadi sasaran empuk manusia-manusia pemburu yang mengambil bulu dan daging.

Spesies itu diburu hingga nyaris musnah pada awal Abad ke-19 sehingga menggugah beberapa upaya untuk menyelamatkannya. Semua upaya itu gagal.

Sisa-sisa burung itu tersapu habis pada 1840-an, dimulai oleh sekelompok pelaut yang memukuli dengan kayu burung-burung yang tersisa di perairan Inggris. Alasannya, burung-burung itu dikira penyihir.

Empat tahun kemudian, seluruh spesies dibunuh dengan cara yang sama ketika museum-museum menawarkan harga mahal kepada para pemburu yang bisa membawa auk untuk dipajang di museum. Alasannya, museum-museum itu menyadari auk akan segera musnah.

Dua nelayan yang menangkap burung-burung terakhir melakukannya demi tujuan tersebut. Mereka membuntuti kerumunan dari jarak sekitar 1,6 kilometer sebelum mengendap-endap dimalam hari dan mencekiknya.

Lebih parah lagi, seakan seperti penghinaan terhadap masa depan spesies itu, salah satu nelayan kemudian mengijak-injak telur yang tadinya sedang dilindungi.

4 dari 7 halaman

3. Harimau Tasmania

Harimau Tasmania lebih tepat disebut dengan namanya, thylacine. Spesies itu sebenarnya marsupial pemakan daging dengan warna bulu yang membuatnya mirip seekor anjing. Tapi, seperti marsupial lainnya, mereka merawat bayi-bayinya dalam kantong di perut.

Hewan itu disebut sebagai salah satu makhluk teraneh yang pernah hidup. Salah satu alasannya adalah karena thylacine jantan memiliki kantong berbulu yang dikhususkan untuk menjaga kehangatan testes mereka.

Selain alasan itu, ada beberapa hal lain yang menjadikan thylacine mengundang penasaran banyak orang, tapi juga dianggap hama oleh para pemilik senjata.

Akibatnya, pada 1920-an, spesies itu diburu oleh para petani hingga nyaris musnah. Saat itu tersisa seekor pejantan yang diberi nama Benjamin.

Benjamin mati ada 1936 karena seorang petugas kebun binatang lupa membuka kunci ruang tidurnya sebelum ia pulang sehingga hewan itu beku kedinginan hingga mati.

Seakan belum selesai, selama 7 dekade sesudahnya para pakar bersilang pendapat tentang apakah Benjamin seekor pejantan karena memiliki penis yang sangat kecil.

Perselisihan itu baru selesai setelah foto yang diperjelas mengungkapkan bahwa Benjamin memang memiliki sepasang testis.

 

5 dari 7 halaman

4. Anjing Petarung Cordoba

Anjing petarung Cordoba termasuk spesies anjing langka dan tidak biasa yang dikenal karena keganasan tanpa tandingan dan seakan tidak merasakan sakit, takut, atau kasihan.

Seusai namanya, anjing petarung itu dikembangbiakkan hanya untuk keperluan bertarung. Prosesnya diduga dilakukan oleh bangsa Argentina pada akhir Abad ke-19.

Spesies itu sendiri merupakan persilangan dari beberapa jenis yang disukai ukuran dan kekuatannya, seperti boxer, mastiff, dan bull terrier. Jadi tidak heran kalau anjing-anjing itu menyerang apapun dan digemari oleh sebagian masyarakat untuk ditarung hingga mati.

Tapi, naluri itu terlalu kuat sehingga membiakkan mereka nyaris tidak mungkin. Alasannya, dua anjing dari jenis yang sama namun berbeda kelamin pun malah memilih untuk bertarung hingga mati, bukannya kawin.

Hal tersebut menyebabkan jumlah spesies lambat laun menyusut dan musnah dengan terbitnya larangan tarung anjing di Argentina sejak Abad ke-20.

6 dari 7 halaman

5. Stephen Island Wren

Stephen Island Wren adalah suatu spesies yang terkenal karena satu alasan, yaitu bahwa seluruh populasinya dibunuh oleh satu makhluk yang bernama Mr. Tibbles.

Stephen Island Wren adalah sejenis burung kecil tuna terbang yang tinggal di sebuah pulau kecil di lepas pantai Selandia Baru dan dimusnahkan oleh seekor kucing rumahan.

Menurut kisahnya, seekor kucing bernama Mr. Tibbles adalah hewan peliharaan penjaga mercusuar di pulau tersebut. Ia secara teratur berburu seluruh spesies itu hingga musnah selama 1 tahun saja, bersamaan dengan tahun ditemukannya spesies itu.

Jadi, hanya dalam waktu 12 bulan, Stephen Island Wren ditemukan dan dinyatakan punah akibat ulah Mr. Tibbles.

7 dari 7 halaman

Infografis Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.