Sukses

4 Kisah 'Putri Tidur' di Berbagai Belahan Dunia

Kasus 'putri tidur' yang terjadi di Kalimantan Selatan juga pernah melanda berbagai tempat di dunia. Berikut kisahnya.

Liputan6.com, London - Fenomena tidur non-stop selama belasan hari yang dialami Siti Raisa Miranda alias Echa, remaja putri berusia 13 tahun asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan menjadi perhatian banyak pihak.

Sebelum dilarikan ke Rumah Sakit Ansari Saleh pada Kamis, 26 Oktober 2017, Echa sempat diperiksa oleh dua dokter spesialis jiwa dan saraf puskesmas.

Namun, dokter spesialis jiwa Siti Khairiyah menyatakan belum bisa menyimpulkan penyakit yang diderita Echa. Pihaknya menduga gadis belia itu mengalami hipersomnia.

Hipersomnia merupakan salah satu kelainan tidur yang ditandai rasa kantuk yang berlebihan. Sehingga pasien sering kali membutuhkan waktu tidur yang jauh lebih lama dari orang normal.

Untuk itu, pemeriksaan teliti dan observasi intens diperlukan untuk menentukan penyebab gangguan yang diderita Echa.

Echa tidur sejak 10 Oktober 2017. Keluarga 'putri tidur' itu pun khawatir. Sang ayah, Muliyadi, yang merupakan warga Jalan Pangeran, kota Banjarmasin, mengatakan dia dan istrinya tetap memberi Echa makan dan minum.

Menurut Muliyadi, respons Echa saat diberi makan itu ada, meskipun sambil tidur. Demikian pula saat mau buang air kecil maupun besar, Echa bisa pergi ke toilet.

"Tapi, habis itu langsung berbaring tidur lagi," ujar Muliyadi.

Jika kasus yang dialami oleh Echa terbukti sebagai fenomena Sleeping Beauty Syndrome, maka gadis itu akan jadi orang Indonesia pertama yang mengalaminya.

Namun, ini bukan kali pertama terjadi di dunia. Seperti dilansir dari berbagai sumber, berikut 4 kasus sindrom 'putri tidur' yang pernah terjadi di sejumlah negara:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Louisa Ball, Inggris

Ilustrasi Foto Tidur (iStockphoto)

Fenomena semacam ini juga pernah terjadi di Inggris pada tahun 2011. Putri tidur yang semula hanya ada dalam cerita dongeng terjadi di dunia nyata.

Dikutip dari laman ABC News, gadis tersebut bernama Louisa Ball asal Worthing. Kala itu, suhu di Inggris begitu dingin dan Louisa mulai tertidur.

Orangtua gadis berusia 17 tahun itu tak mengira jika anak perempuannya tak bangun selama 14 hari. Mereka bahkan mencoba membangunkan putrinya dengan membuat makanan lezat, namun upaya itu gagal.

"Ia bahkan melewatkan sekotak biskuit, lima bungkus keripik yang biasanya jadi makanan favoritnya," ujar Rick Ball, ayah Louisa.

"Ini adalah kasus yang menyerupai hamster yang tengah hibernasi. Saya harus memasukan makanan ke dalam mulutnya sedikit demi sedikit," tambahnya.

Karena terjaga selama hampir dua pekan, gadis itu kehilangan berat badan selama 10 kilogram.

Louisa kemudian dirujuk ke rumah sakit di London. Berkat campur tangan pihak medis, gadis itu didiagnosa terkena Kleine-Levin Syndrome (KLS) atau sindrom putri tidur.

3 dari 5 halaman

2. Jade Fraizer, Amerika Serikat

Ilustrasi Foto Tidur (iStockphoto)

Seorang gadis kecil bernama Jade Fraizer didiagnosa mengidap KLS yang akhirnya menyebabkan dirinya tertidur hingga beberapa hari.

Dikutip dari laman Mirror.co.uk, gejala aneh sudah dirasakan oleh Dee, ibu kandung dari bocah itu.

Anak gadisnya yang masih berusia 11 tahun itu kerap tertidur dalam kelas ketika pelajaran berlangsung. Bahkan ketika hari Natal, Jade juga tertidur.

Melihat kondisi semacam ini, Dee langsung merujuk anaknya ke rumah sakit untuk diperiksa. Kemudian dokter langsung menyimpulkan bahwa Jade terkena 'sindrom putri tidur'.

4 dari 5 halaman

3. Heather Reed, Kanada

Ilustrasi Tidur Malam Hari (iStockphoto)

Kasus seperti ini juga dapat menimpa seorang wanita dewasa. Salah satunya Heather Reed asal Kanada.

Dikutip dari laman Ekspress.co.uk, Heather Reed bekerja sebagai seorang ilmuwan. Karena terkena sindrom tersebut, ia harus kehilangan pekerjaannya sebagai ahli biologi.

Bayangkan saja, selama kurun waktu satu tahun (jika dihitung ada 8.670 jam), wanita ini menghabiskan waktu hingga 8.030 jam hanya untuk tidur.

Setelah terbebas dari belenggu 'sindrom putri tidur', wanita ini mengaku kondisi tersebut sangat berdampak besar dalam kehidupannya.

"Hal ini tentu berdampak dalam hidup saya. Masalahnya, saya merasa seperti menjadi hantu dalam hidup saya sendiri," ujar Heather.

5 dari 5 halaman

4. Beth Goodier, Inggris

Ilustrasi tidur tengkurap. (thatyoutuberino.tumblr.com)

Selepas Louisa Ball, ada pula gadis Inggris yang menderita 'sindrom putri tidur'. Ia adalah Beth Goodier yang mengalaminya pada tahun 2014.

Kala itu, Beth masih berumur 16 tahun. Dalam sehari, gadis itu hanya bangun dua jam saja. Akibat kondisi ini ia tak dapat menjalankan aktifitasnya. Demikian dilansir dari laman BBC.

Segala sesuatu hal yang dibutuhkan oleh Beth bergantung pada campur tangan Janine, sang ibu.

"Saya ingin melakukan sesuatu hal yang sangat produktif seperti gadis-gadis lainnya," ujar Beth.

Pada Oktober 2014, gadis itu berkesempatan menyampaikan sesuatu kepada khalayak ramai soal sindrom yang ia derita. Tujuannya, agar setiap orang dapat mengerti dan waspada soal penyakit langka tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini