Sukses

'Pembunuh' John F Kennedy Berniat Jadi WN Uni Soviet?

Pada 1959, Oswald pernah pergi ke Uni Soviet dan mengajukan diri untuk menjadi warga negara di sana.

Liputan6.com, Moskow - Tinggal menghitung waktu sebelum sejumlah dokumen rahasia soal pembunuhan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy (JFK) dirilis ke publik. Deklasifikasi itu dilakukan setelah Presiden Donald Trump mengumumkan akan membuka arsip dengan tajuk, "Subject to the Receipt of Further Information."

Dokumen itu diharapkan akan memberi detail baru mengenai penyelidikan CIA tentang pembunuh JFK, Lee Harvey Oswald. Tabir akan disingkap.

Meski begitu, tak hanya publik Amerika Serikat yang sangat mengantisipasi deklasifikasi itu. Berbagai orang di dunia pun juga menanti-nanti.

Termasuk Rusia. Salah satu media pemerintah Rusia, RT (26/10/2017) merilis sebuah berita yang menceritakan tentang kiprah Lee Harvey Oswald saat di Uni Soviet.

Seperti ditulis RT, Oswald pernah pergi ke Uni Soviet dan mengajukan diri untuk menjadi warga negara Negeri Tirai Besi.

Veteran Marinir AS tersebut tiba di Moskow pada 1959, sekitar empat tahun sebelum ia membunuh Presiden ke-35 Amerika Serikat kala itu.

Setibanya di Uni Soviet, Oswald berusaha meyakinkan KGB (intelijen Soviet) untuk memberinya kewarganegaraan. Namun, proposal pria itu ditolak oleh dinas intelijen dan otoritas.

Pada malam yang bertepatan dengan habisnya masa berlaku visa tamu Oswald, pria kelahiran New Orleans itu melakukan percobaan bunuh diri, demi menunda kepergiannya dari Uni Soviet.

Akhirnya, ia diberi izin untuk tinggal sementara dan dikirim bekerja di Belarus (yang saat itu masih menjadi bagian dari Soviet). Kala itu, di sana, Oswald bertemu dengan perempuan yang akan menjadi istrinya, Marina Nikolayevna Prusakova.

Namun, keinginan Oswald untuk menetap di Soviet berubah setelah dirinya kecewa dengan Negeri Tirai Besi. Ia pun pergi bersama keluarganya pada Juni 1962 atau satu tahun sebelum mendaratkan timah panas pada JFK.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dokumen Rahasia Pembunuhan JFK Akan Diungkap

Sejumlah dokumen rahasia milik Amerika Serikat terkait pembunuhan Presiden John F Kennedy akan dipublikasikan pada pekan ini. 

Undang-undang federal mewajibkan National Archieves atau Arsip Nasional untuk merilis semua file JFK pada hari Kamis mendatang. Itu berarti, 25 tahun setelah Presiden George H.W. Bush menandatangani JFK Assassination Records Act. Demikian seperti dikutip dari News.com.au pada Senin 23 Oktober 2017.

Undang-undang tersebut mengizinkan Donald Trump menahan sebagian atau seluruh dokumen jika dia memutuskan ada "kerugian yang dapat diidentifikasi" yang didapatkan jika deklasifikasi tetap dilakukan. 

"Catatan tersebut dapat mengungkapkan apa yang CIA ketahui tentang perjalanan Oswald ke Kedutaan Besar Soviet dan Kuba di Mexico City beberapa minggu sebelum Kennedy ditembak di Dallas pada 22 November 1963," kata wartawan investigasi Gerald Posner.

"Ada yang kurang dalam biografi Oswald di mana kita tidak tahu apa yang sedang dia lakukan. Salah satunya di Mexico City," lanjut Posner, yang pada tahun 1993 bukunya yang berjudul Case Closedmemperdebatkan banyak teori konspirasi seputar pembunuhan Kennedy.

Oswald mengunjungi Kedubes Uni Soviet untuk mengajukan visa, di mana dia pernah tinggal dari tahun 1959 sampai 1962 di Negeri Beruang Merah. CIA memantau secara ketat kedua kedutaan besar (Kedubes Soviet dan Kuba) tersebut. Posner mengatakan, CIA mungkin memiliki video tentang kunjungan Oswald ke perwakilan masing-masing negara itu.

Dokumen tersebut mungkin juga menjelaskan kesaksian mantan perwira CIA dan konspirator Watergate E. Howard Hunt kepada dua putranya. Pengakuan tersebut berisi bahwa Hunt memiliki informasi lebih lanjut tentang rencana petugas CIA nakal untuk membunuh Kennedy.

Banyak pakar pembunuhan percaya pengakuan Hunt. "Coba lihat apa kata dokumennya," kata Posner.

Selama beberapa dekade, National Archieves atau Arsip Nasional telah mengumpulkan dokumen-dokumen pembunuhan tokoh pemerintah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.