Sukses

Ancam Piala Dunia, ISIS Rilis Foto Lionel Messi Menangis Darah

ISIS mengancam penyelenggaraan pertandingan sepak bola terakbar di dunia yang akan digelar di Rusia pada pertengahan 2018.

Liputan6.com, Moskow - Piala Dunia 2018 sudah di depan mata. Tiket penjualan ajang olahraga sepak bola terbesar sejagad raya itu sudah mulai dijual pada September lalu.

Pertandingan sepak bola ini dijadwalkan berlangsung pada 14 Juni hingga 15 Juli 2018. Terdiri atas 64 pertandingan yang berlangsung di 12 stadion di 11 kota di Rusia.

Namun, baru-baru ini ISIS mengeluarkan ancaman agar Piala Dunia 2018 tidak diadakan.

Mengutip dari News.com.au, pada Rabu (25/10/2017), ancaman itu disampaikan ISIS lewat sebuah poster mengerikan.

Poster itu memperlihatkan Lionel Messi menangis darah dari balik jeruji. ISIS merilis gambar itu di saluran propaganda milik kelompok teroris itu untuk mengancam para fans dan pemain sepak bola.

Teror itu diunggah oleh Wafa Media Foundation. Salah satu jaringan propaganda milik ISIS.

Poster yang memperlihatkan Lionel Messi menangis darah dari balik jeruji bertulisan, "Anda sedang melawan sebuah negara yang tidak memiliki kata gagal dalam kamusnya."

Ancaman itu dikeluarkan di tengah kehancuran ISIS setelah mereka berhasil diusir dari Raqqa, kota yang mereka klaim sbagai pusat pemerintahan organisasi teroris itu.

Ini adalah ancaman langsung kedua ISIS dalam waktu satu minggu terhadap para penggemar Piala Dunia.

Ancam Piala Dunia, ISIS Rilis Foto Lionel Messi Menangis Darah (SITE/News.com.au)

Ancaman pertama memperlihatkan logo Rusia 2018 bersamaan dengan militan bersenjata berpose di sampingnya dan kata-kata "Wait For Us" dalam bahasa Arab.

Pihak berwenang memperlakukan ancaman terhadap festival sepak bola musim panas mendatang dengan serius, karena bagian-bagian Rusia penuh dengan orang-orang fanatik ISIS.

Pemberontak di Chechnya yang mayoritas muslim telah beralih ke ideologi ISIS dan diduga berada di balik serangkaian serangan mematikan di negara tersebut.

Pada April lalu, 14 orang tewas ketika sebuah bom diledakkan di kereta bawah tanah yang penuh sesak di St Petersburg.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini