Sukses

Pertama dalam Sejarah, 5 Mantan Presiden AS 'Bersatu'

Para mantan presiden itu adalah Barack Obama, Bill Clinton, Jimmy Carter, dan bapak-anak George H.W. dan George W. Bush. Ada apa?

Liputan6.com, Texas - Pertama kali dalam sejarah semenjak 2014, lima mantan Presiden AS tampil bersama dalam panggung. Mereka menghadiri sebuah konser untuk menggalang dana bagi korban bencana badai di Texas, Florida, Puerto Rico, dan Virgin Island.

Para mantan presiden itu adalah Barack Obama, Bill Clinton, Jimmy Carter, dan bapak-anak George H.W. dan George W. Bush. Kelima orang itu bersatu tampil bersama di panggung di College Station, Texas, A&M University. Kehadiran mereka mengesampingkan politik dalam upaya mencoba menyatukan bangsa AS setelah bencana alam.

Dikutip dari Telegraph, Minggu (22/10/2017), Texas A&M adalah tempat perpustakaan Presiden Bush senior. Di usianya yang ke-93, ia divonis parkinson. Dalam acara pada Sabtu, 21 Oktober itu, ia duduk di kursi roda. Sang istri, Barbara dan menantunya, Laura Bush, berada di tengah-tengah hadirin.

Konser musik itu menghadirkan sejumlah band musik country, penyanyi gospel AS yang legendaris Yolanda Adam dan musikus lain.

Sabtu paginya, sebelum konser musik itu, Presiden Donald Trump merekam video yang mengucapkan selamat atas "tampil"-nya lima mantan Presiden AS. Trump sama sekali menghindari kritikan dan menyebut para mantan itu sebagai "pegawai negeri terbaik Amerika."

"Upaya yang luar biasa ini mengingatkan bahwa kita benar-benar satu bangsa di bawah Tuhan. Semuanya disatukan oleh nilai dan pengabdian kita satu sama lain," kata Trump dalam pesan tersebut.

Terakhir kali kelima orang tersebut bersama-sama di panggung adalah pada 2013, saat Obama masih bertugas. Kelimanya  tampil dalam pembukaan perpustakaan Presiden George W. Bush di Dallas.

Ini bukan hal asing bagi mantan presiden yang bergabung dalam penggalangan dana pascabencana. George H.W. Bush dan Bill Clinton mengumpulkan uang bersama setelah tsunami 2004 dan Badai Katrina. Clinton dan George W. Bush bergabung untuk mencari sumbangan setelah gempa Haiti pada 2011.

Brandon Rottinghaus, seorang profesor ilmu politik di University of Houston, mengatakan aksi para mantan presiden AS adalah hal yang menguntungkan.

"Presiden memiliki basis penggalangan dana paling kuat dan produktif dari politikus mana pun di dunia. Ketika mereka berteriak minta tolong untuk mendapatkan bantuan, terutama mengenai sesuatu yang tidak politis, mereka dapat menghasilkan banyak uang," ujarnya.

Di tengah kecaman bahwa pemerintahan Donald Trump pada awalnya lamban untuk membantu Puerto Rico yang dilanda badai, Trump menuduh pemimpin pulau "kepemimpinan yang buruk," dan kemudian berkicau, "Listrik dan semua infrastruktur sudah jadi bencana sebelum badai" sambil mengatakan bahwa Federal Emergency Management Agency, dan personel militer tidak akan bisa tinggal di sana selamanya.

Namun, Rottinghaus mengatakan mereka yang menghadiri konser di hari Sabtu selalu akan dipandang lebih baik karena polling secara konsisten menunjukkan bahwa "mantan presiden dianggap tidak berkubu dibanding presiden yang tengah menjabat."

"Mereka tidak bisa lepas dari politik saat ini," katanya tentang penghuni Gedung Putih saat ini. "Mantan presiden bisa melangkah mundur dan dilihat sebagai kakek negaranya."

Badai Harvey menghantam Pantai Teluk Texas sebagai badai Kategori 4 pada 25 Agustus. Badai itu akhirnya melepaskan banjir bersejarah di Houston dan menewaskan lebih dari 80 orang.

Tak lama kemudian, kelima mantan Presiden AS  itu muncul dalam sebuah iklan untuk usaha penggalangan dana yang dikenal sebagai "One America Appeal." Di dalamnya, George W. Bush mengatakan, "Orang-orang terluka di sini." Ayahnya, George H.W. Bush, lalu menjawab, "Kami mencintaimu, Texas."

Sebuah situs web yang menerima sumbangan, OneAmericaAppeal.org, dibuat dengan 100 persen dana yang dijamin akan dikirim kepada korban badai.

Badai Irma kemudian menghantam Florida dan Badai Maria memporakporandakan Puerto Riko, sementara keduanya menyerang Kepulauan Virgin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini