Sukses

AS-Korsel Gelar Latihan Gabungan Dekat Wilayah Korut

Latihan gabungan digelar pada saat krisis Korea Utara tengah memasuki tensi yang cukup tinggi.

Liputan6.com, Seoul - Amerika Serikat mengumumkan, pihaknya tengah memulai latihan militer gabungan bersama Korea Selatan di Semenanjung Korea pada Senin 16 Oktober 2017. Latihan militer itu dilakukan di tengah tensi tinggi terkait krisis Korea Utara.

Sekitar 40 kapal Angkatan Laut dari kedua negara terlibat dalam latihan yang dijadwalkan akan berlangsung sepanjang 16 - 20 Oktober, jelas juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (16/10/2017).

Kapal induk bertenaga nuklir milik AS, USS Ronald Reagan yang memimpin armada US Navy Carrier Strike Group Five yang berbasis di Yokosuka, Jepang, akan terlibat dalam latihan itu. Turut bergabung USS Michigan, kapal selam bertenaga nuklir pembawa misil kendali jarak jauh.

Seperti dikutip dari The New York Times, latihan militer itu akan digelar di Semenanjung Korea, tepatnya di perairan barat dan timur Korsel. Angkatan Laut AS menyebut latihan itu sebagai 'langkah untuk mengaplikasikan kemitraan, komunikasi, dan interoperasi militer kedua negara.'

Sementara itu, seperti dikutip dari Channel News Asia, Korea Utara menyebut latihan tersebut sebagai 'gladi resik untuk perang'.

Pada Jumat pekan lalu, beberapa hari sebelum latihan militer AS - Korsel terlaksana, Korut kembali mengumumkan akan menjadikan Guam --teritorial AS di Pasifik-- sebagai sasaran tes rudal mereka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kembali Dilakukan Pekan Depan

Amerika Serikat dan Korea Selatan juga dijadwalkan akan kembali melaksanakan latihan militer gabungan, bernama Courageous Channel 2017 pada 23 - 27 Oktober.

Latihan gabungan itu akan mengambil konsep simulasi evakuasi massal warga sipil AS dari Korea Selatan jika situasi darurat terjadi, seperti misalnya konflik bersenjata.

Latihan rutin tahunan itu ditujukan untuk, "Mempersiapkan anggota militer dan keluarga mereka guna menanggapi dan memanajemen peristiwa krisis, seperti evakuasi dari bencana alam atau yang dibuat oleh manusia," jelas sebuah pernyataan resmi dari angkatan bersenjata AS, seperti dikutip The New York Times, Senin 16 Oktober 2017.

"Meskipun tidak secara langsung terkait dengan peristiwa geo-politik saat ini, pasukan kami harus siap di semua wilayah," kata Jenderal Vincent K. Brooks, komandan US Forces Korea, gugus tugas militer AS di Korea Selatan yang beranggotakan 37.500 personel aktif.

"Latihan itu penting untuk menjaga kesiagaan, dan sama pentingnya seperti latihan rutin lain, semisal simulasi tank atau pesawat tempur," tambah Jenderal Brooks.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.