Sukses

Menlu AS: Diplomasi Dilanjutkan hingga Korut Jatuhkan Bom Nuklir

Menlu AS, Rex Tillerson, mendesak Presiden AS Donald Trump untuk menyelesaikan ketegangan dengan Korut melalui diplomasi.

Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, mendesak Presiden AS Donald Trump untuk menyelesaikan ketegangan dengan Korea Utara melalui jalur diplomasi.

Menurut Tillerson, upaya diplomasi akan terus dilangsungkan hingga Korut menjatuhkan bom nuklir pertamanya.

Ia mengatakan, sanksi dan diplomasi telah membawa persatuan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melawan program senjata nuklir Korea Utara.

Sebelumnya, Trump mengatakan kepada Tillerson agar tak membuang waktu untuk melakukan dialog dengan Kim Jong-un.

Dikutip dari BBC, Senin (16/10/2017), pernyataan Tillerson tersebut menyusul dimulainya latihan militer gabungan terakhir AS dan Korea Selatan. Latihan yang digelar di Semenanjung Korea itu melibatkan jet tempur, kapal perusak, dan kapal induk.

Latihan tersebut memicu kemarahan Korea Utara. Pyongyang pun menyebut kegiatan itu sebagai latihan perang.

Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah mengacuhkan kecaman internasional dengan tetap melakukan uji coba nuklir keenamnya. Selain itu, negara pimpinan Kim Jong-un itu juga dua kali meluncurkan nuklir yang melintasi daratan Jepang.

Sejumlah analis mengatakan, Korut dengan jelas tengah mengembangkan misil yang dapat mengangkut nuklir. Meski PBB telah beberapa kali menjatuhkan sanksi, senjata itu tetap jadi ancaman bagi AS.

Tillerson mengatakan bahwa AS sempat melakukan kontak langsung dengan Korut dan melihat adanya kemungkinan perundingan.

Setelah beberapa bulan kedua negara saling menyerang secara retorika, merupakan hal yang mengejutkan bahwa keduanya memiliki jalur komunikasi.

Sementara itu, setelah komunikasi itu dilakukan, Trump menulis cuitan yang ditujukan kepada Tillerson.

"Simpan tenagamu Rex, kita akan melakukan apa yang harus diselesaikan!"

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korut: Donald Trump Adalah 'Pencekik' Perdamaian

Korea Utara melanjutkan retorika anti-Amerika Serikat. Teranyar, Korut menjuluki Presiden Donald Trump sebagai pedagang perang dan pencekik perdamaian.

Surat kabar Korut, Rodong Sinmun dalam laporannya pada 15 Oktober 2017 menyebutkan bahwa penjualan senjata yang dilakukan Trump ke Korea Selatan dan Jepang bertujuan memperkaya produsen senjata di AS, sementara di lain sisi memicu reaksi cepat di Semenanjung Korea.

Pada September lalu, sepekan setelah Pyongyang menembakkan rudal yang melintasi langit Jepang, Trump mengatakan, ia akan memberikan sekutu akses ke persenjataan AS.

"Saya mengizinkan Jepang dan Korsel untuk membeli peralatan militer yang sangat canggih dari AS," kicau Trump melalui akun Twitter @realDonaldTrump pada 5 September 2017.

Menurut penelitian yang disusun Stockholm International Peace Research Institute, Korsel merupakan pembeli senjata AS keempat terbesar pada periode 2011 hingga 2015.

Pernyataan Korut tersebut datang satu hari sebelum latihan militer gabungan AS-Korsel digelar pada 16-26 Oktober.

Latihan tersebut digambarkan sebagai operasi khusus maritim yang dilakukan oleh Armada ke-7 Angkatan Laut AS. Turut serta dalam latihan gabungan tersebut adalah kapal induk USS Ronald Reagan, dua kapal penghancur rudal, unit dari Angkatan Udara dan Angkatan Laut Korsel serta Angkatan Darat dan Udara AS. Demikian pernyataan otoritas AS.

Korut dalam pernyataan terbarunya pun menyebutkan, "Di forum PBB, Trump menyerukan penghancuran total negara dan rakyat kita serta mendorong situasi di semenanjung ke ambang perang."

Dua hari sebelumnya, Korut juga telah memperbarui ancaman terhadap AS. Pyongyang memperingatkan bahwa "langkah sembrono" AS akan memaksa mereka untuk memgambil tindakan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.