Sukses

16-10-1946: Akhir Hidup Para Petinggi Nazi di Tiang Gantungan

16 Oktober 1946 menjadi hari terakhir bagi 10 petinggi Nazi. Perjalanan hidup mereka terhenti di tiang gantungan.

Liputan6.com, Jakarta - Hari itu, 16 Oktober 1946 menjadi hari terakhir bagi 10 petinggi Nazi, pemerintahan berkuasa di Jerman semasa Adolf Hitler. Mereka dihukum gantung setelah divonis bersalah atas kejahatan perang dan pelanggaran HAM terhadap para korban pembantaian.

Seperti diketahui, semasa kejayaannya, Nazi telah melakukan pembantaian "Holocaust" terhadap 11 juta orang, sebagian besar korban merupakan bangsa Yahudi. Lebih dari satu juta anak Yahudi tewas dalam Holocaust, demikian pula dengan dua juta wanita Yahudi dan tiga juta pria Yahudi.

10 orang petinggi yang dieksekusi itu termasuk Joachim von Ribbentrop selaku Menteri Luar Negeri Nazi, Hermann Goering - Pendiri Gestapo dan Kepala Angkatan Udara Jerman, serta Wilhelm Frick selaku Menteri Dalam Negeri.

Eksekusi mati terhadap 10 petinggi Nazi dilakukan oleh aparat gabungan internasional dari Amerika Serikat, Uni Soviet, Prancis dan Inggris. Mereka digantung satu per satu, kecuali Hermann Goering yang dikenal sebagai "pemimpin pembantaian agresif terhadap Yahudi" yang memilih untuk bunuh diri di sel penjara dengan menenggak kapsul sianida pada malam sebelum eksekusi.

Seperti dimuat History.com, selain 10 petinggi yang dieksekusi mati, 7 orang lainnya dijatuhi hukuman penjara berkisar dari 10 tahun penjara hingga hukuman seumur hidup. Sementara tiga petinggi lainnya dibebaskan karena dinyatakan tak bersalah.

Satu lagi pemimpin Nazi, Martin Bormann, melarikan diri saat persidangan. Tapi ia tetap dijatuhi hukuman mati secara in absentia, artinya divonis meski yang bersangkutan tidak hadir di persidangan. Kabarnya, Martin kemudian tewas di Berlin saat perang.

Sementara itu, menurut catatan sejarah, Pemimpin Nazi Adolf Hitler tewas bunuh diri dengan tembakan pada 30 April 1945 di Fuhrerbunker, Berlin. Istrinya, Eva juga bunuh diri dengan meminum kapsul sianida.

Sesuai dengan instruksi Hitler sebelumnya, jasad Sang Fuhrer dan istri dibawa menaiki tangga melalui pintu keluar darurat bunker, disiram bensin, dan dibakar di taman Reich Chancellery di luar bunker.

Berdasarkan rekaman dari arsip Uni Soviet, sisa-sisa bakaran Hitler dan istri sempat dikuburkan, tapi kemudian kembali digali, dikremasi dan abunya disebar.

Sejarah lain mencatat pada 16 Oktober 1384, Jadwiga dinobatkan sebagai Raja Polandia. Meski sejatinya, ia adalah seorang perempuan.

Sementara, tanggal yang sama pada 1793, seorang ratu menemu ajalnya dengan tragis. Leher Ratu Prancis Marie Antoinette ditebas dengan pisau guillotine.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini