Sukses

Histeria Massa Penyebab Penyakit Misterius Diplomat AS di Kuba?

Seorang ahli saraf mengatakan, histeria massa bisa menjadi penyebab misterius sejumlah gangguan media yang diderita diplomat AS di Kuba.

Liputan6.com, Havana - Seorang ahli saraf senior mengeluarkan sebuah hipotesa atas penyebab munculnya penyakit misterius yang diderita diplomat Amerika Serikat di Kuba -- beberapa di antara mereka mengalami trauma otak ringan, kehilangan kemampuan mendengar, hingga pusing dan mual.

Neurolog tersebut, Mark Hallet mengatakan bahwa munculnya penyakit itu disebabkan karena histeria massa, bukan akibat serangan sonik yang selama ini diduga menjadi penyebabnya.

Insiden yang hingga saat ini belum ditemukan titik terangnya itu, mendorong AS menarik sebagian besar staf kedutaannya dari Kuba. Mereka juga mengusir sebagian diplomat Kuba dari Washington.

Namun penyelidikan yang dilakukan AS dan Kuba hingga saat ini belum menemukan bukti adanya penggunaan senjata apa pun. Hallet pun berpendapat bahwa adanya kemungkinan masalah pada sistem saraf yang menyebabkan kelainan fungsional, harus dipertimbangkan.

"Dari sudut pandang obyektif, ini lebih seperti histeria massa dibanding hal lainnya," ujar Hallet yang merupakan kepada bagian kontrol motorik manusia dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke AS.

Dikutip dari The Guardian, Jumat (13/10/2017), histeria massa adalah istilah populer adanya 'wabah' di antara sekelompok orang yang sebagian atau seluruhnya merupakan hal psikosomatis -- pikiran mempengaruhi tubuh hingga penyakit dapat muncul atau makin parah.

Hallet mengatakan bahwa penyakit tersebut lebih mudah mempengaruhi kelompok orang yang lebih kecil, seringkali keluarga. Namun ia menambahkan bahwa kelompok yang lebih besar dapat terpengaruh terutama saat mereka bekerja dalam lingkungan yang tegang.

"Ada sejumlah besar individu yang memiliki keluhan yang relatif samar sejauh yang saya lihat. Telah ada eksplorasi kemungkinan penyebab hal ini, dan gagasan soal serangan sonik relatif tak masuk akal," ujar Hallet.

"Jika ini adalah histeria massa, maka semua misteri akan diterpecahkan -- dan mungkin akan menormalkan hubungan AS-Kuba lagi."

"Mereka (diplomat AS) berada di lingkungan yang sama dan berada dalam situasi yang agak cemas dan situasi itu lah yang memicu hal semacam ini. Kecemasan bisa menjadi salah satu faktor penting," jelas Hallet.

Banyak ahli akustik mengatakan, sangat tidak mungkin bahwa gejala yang dilaporkan diplomat AS di Kuba disebabkan oleh senjata sonik.

Sementara itu teori lain menyebut, gangguan kesehatan itu disebabkan oleh operasi pengintaian yang salah. Tapi hal tersebut juga mengundang sikap skeptis oleh para ahli dan didukung dengan kurangnya bukti.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pendapat Ahli Lain

Hingga saat ini AS tak secara langsung menyalahkan Pemerintah Kuba. Namun mereka mengatakan bahwa Havana telah gagal memenuhi kewajiban untuk melindungi diplomat asing di wilayahnya.

Sementara itu Pemerintah Kuba menyangkal telah melakukan serangan apa pun dan menawarkan kerja samanya dalam menemukan penyebab gangguan kesehatan itu.

"Saya tak berpikir bahwa Pemerintah Kuba ada di balik serangan itu," ujar penasihat kebijakan luar negeri Barack Obama, Ben Rhodes.

"Pertama, hal ini pertama kali muncul pada Desember...'Serangan' itu bersamaan dengan penandatanganan kesepakatan bisnis dengan kita. Dengan kata lain, mereka seharusnya berusaha menjaga hubungan."

"Jadi gagasan bahwa Pemerintah Kuba melakukan serangan yang bisa mengacaukan hubungan (dengan AS) bukan hal yang masuk akal," jelas Rhodes.

Saat ditanya tentang adanya kemungkinan gangguan fungsional akibat histeria massa, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin menyimpulkan sebelum penyelidikan yang tengah dilangsungkan berakhir.

Seorang ahli neurologi Univeristy of Edinburgh dan co-editor sebuah buku tentang gangguan neurologis fungsional, Jon Stone, mengatakan bahwa gangguan seperti itu sangat umum terjadi dan menjadi alasan paling umum kedua untuk menemui ahli saraf.

"Ada kesalahpahaman bahwa hanya orang yang memiliki sifat lemah yang memiliki gejala ini. Itu tidak benar," kata Stone.

"Kita berbicara tentang gejala umum semua orang seperti pusing, sakit kepala, masalah pendengaran, dan semuanya tak dibuat-buat," imbuh dia.

Stone menambahkan bahwa hal itu bisa dimulai dari satu atau dua orang dan menyebar di lingkungan bertekanan tinggi. Hal itu ditambah adanya pembicaraan tentang serangan sonik.

"Semua ini tidak masuk akal sampai Anda mempertimbangkan penjelasan psikogenis," ujar seorang sosiolog medis dan penulis sejumlah buku tentang histeria massa, Robert Bartholomew.

"Badan intelijen Amerika adalah yang paling canggih di dunia, dan mereka dilaporkan tak memiliki petunjuk mengenai apa yang menyebabkan gejala tersebut. Saya berani mempertaruhkan rumah saya bahwa ada agen di komunitas intelijen yang juga menyimpulkan bahwa ini adalah peristiwa psikogenis -- namun analisis mereka dapat saja ditekan atau diabaikan oleh pemerintah Trump karena tak sesuai dengan narasi mereka," jelas Bartholomew.

"Penyakit psikogenis massa sejauh ini menjadi penjelasan yang paling masuk akal," tegas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini