Sukses

Begini Penampakan Wajah Remaja Eropa 30 Ribu Tahun Lalu

Perpaduan ilmu pengetahuan dan seni telah memungkinkan rekonstruksi 3D wajah-wajah dari puluhan ribu tahun lalu.

Liputan6.com, Moskow - Petualangan spesies kita di seantero planet adalah petualangan 350 ribu tahun yang masih mengandung begitu banyak misteri.

Tahun demi tahun, kita terus belajar hal baru tentang migrasi spesies keluar dari Benua Afrika dan berkelana ke seluruh dunia. Bahkan, leluhur manusia ternyata sudah tiba di Benua Amerika lebih awal dari dugaan sebelumnya.

Kadang-kadang sulit menggambarkan petualangan besar itu dan para pelopor yang menjalaninya. Namun demikian, seperti dikutip dari iflscience.com pada Jumat (13/10/2017), perpaduan ilmu pengetahuan dan seni telah memungkinkan rekonstruksi 3D wajah-wajah dari puluhan ribu tahun lalu.

Salah satu mahakarya terkini merupakan kerja sama antara studio visualisasi ilmiah internasional Visual Science dengan Lembaga Etnologi dan Antropologi di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (Russian Academy of Science, RAS).

Hasilnya, kita bisa mereka-reka wajah anak-anak yang pertama kali hadir di Eropa.

Situs purbakala Sunghir di Rusia Tengah berisi beberapa kuburan leluhur manusia dari 30 ribu tahun lalu. (Sumber Wikimedia Commons)

Suatu penelitian antarlembaga sedunia yang baru-baru ini dilansir oleh Science melibatkan analisis genom lengkap manusia yang secara anatomis termasuk dalam spesies kita – Homo sapiens.

Kerangka-kerangka diteliti, ditemukan di Sunghir, sebuah situs arkeologi berusia 34 ribu tahun yang terletak di Rusia.

Daerah itu dulunya menjadi pangkalan perburuan musiman. Di sana terdapat beberapa peninggalan manusia modern Eropa yang diduga tiba di benua tersebut pada 45 ribu tahun lalu. Kelompok itu tinggal di Rusia Tengah saat puncaknya maksimum glasial.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Banyak Berubah

Perpaduan ilmu pengetahuan dan seni telah memungkinkan rekonstruksi 3D wajah-wajah dari puluhan ribu tahun lalu. (Sumber Visual Science)

Penelitian itu juga membandingkan genom yang ditemukan dengan yang ada pada kelompok-kelompok pemburu-pengumpul masa kini. Terungkaplah bahwa dalam beberapa hal, tidak banyak yang berubah selama puluhan milenia.

Misalnya, sekarang diketahui bahwa orang-orang yang tinggal dalam kelompok-kelompok kecil dengan "pergaulan terbatas dan tingkat perkawinan kerabat" itu serupa dengan "para pemburu-pengumpul" yang ada pada masa kini.

Bersamaan dengan penelitian, Visual Science mencoba menciptakan ulang penampakan dua anggota muda dalam kelompok. Mereka diduga berusia 10 dan 13 tahun dan hidup 30 ribu tahun lalu.

Perpaduan ilmu pengetahuan dan seni telah memungkinkan rekonstruksi 3D wajah-wajah dari puluhan ribu tahun lalu. (Sumber Visual Science)

Studio tersebut mengambil foto tengkorak-tengkorak yang ada dan memindainya dengan laser presisi dan kemudian mengolah data-data tersebut ke suatu program perangkat lunak (software) permodelan 3D.

Rekonstruksi diupayakan seteliti mungkin, bahkan dengan menambah lapisan-lapisan otot dan tulang rawan untuk memastikan agar hasil akhirnya tepat.

Pada awalnya, dua remaja itu diduga terdiri dari pria dan wanita yang bersaudara kandung. Ternyata, seperti penelitian yang dilaporkan dalam terbitan Science, mereka diduga sama sekali tidak berkerabat dan keduanya adalah lelaki.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.