Sukses

Buntut Percekcokan Diplomatik, Dubes AS untuk Turki Tak Dianggap

Percekcokan tersebut meletus pekan lalu setelah Turki menahan seorang warga negaranya yang bekerja di konsulat AS.

Liputan6.com, Beograd - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan akan memboikot Duta Besar Amerika Serikat untuk Turki John Bass, setelah misi diplomatik AS di negara itu berhenti mengeluarkan visa. Hal ini memperdalam keretakan antar kedua negara.

Percekcokan tersebut meletus pekan lalu, setelah Turki menahan seorang warga negaranya yang bekerja di konsulat AS karena dicurigai memiliki hubungan dengan organisasi yang dituding terlibat dalam kudeta tahun 2016.

Merespons peristiwa itu, AS mengumumkan berhenti mengeluarkan visa pengunjung dari misinya di Turki. Tak lama, Turki menempuh langkah yang sama.

"Kami belum sepakat agar Duta Besar ini melakukan kunjungan perpisahan ke para menteri, ketua parlemen dan saya sendiri," kata Erdogan ketika memberikan keterangan pers dalam lawatannya ke Serbia seperti dikutip dari The Guardian pada Rabu (11/10/2017).

"Kami tidak melihat sosoknya sebagai perwakilan AS di Turki," imbuhnya.

Dubes Bass akan meninggalkan pos diplomatik AS di Turki setelah ia ditunjuk menjadi perwakilan AS di Afghanistan. Dan secara tradisional, Dubes yang selesai bertugas akan melakukan kunjungan perpisahan ke para pejabat tinggi.

Keberadaan Bass di Turki hanya tinggal beberapa hari lagi. Namun, apa yang disampaikan Erdogan tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah hubungan Turki-AS.

Menurut Erdogan, penangkapan karyawan konsulat AS yang dilakukan berdasarkan temuan barang bukti oleh polisi menunjukkan "ada sesuatu di Konsulat AS di Istanbul".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tudingan Keterlibatan AS dalam Kudeta 2016

Sejumlah pejabat Turki telah lama menuding keterlibatan AS dalam upaya kudeta yang terjadi pada 15 Juli tahun lalu. Ankara menuding dalang utama peristiwa itu adalah seorang ulama kharismatik Turki, Fethullah Gulen. Ia hidup di pengasingannya di Saylorsburg, Pennsylvania.

Washington telah menolak tuduhan tersebut dan melihatnya sebagai teori konspirasi yang menggelikan. Pada hari Selasa waktu setempat, AS membantah adanya bukti yang menghubungkan karyawannya dengan sebuah plot.

"Tindakan ini sangat menganggu kami," ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert seraya mendesak Turki untuk mengizinkan agar karyawannya yang ditahan mendapat akses ke pengacara.

"Kami belum melihat bukti yang menunjukkan bahwa staf kami terlibat dalam apa yang mereka tuduhkan," imbuhnya.

Sementara itu, kantor berita Anadolu melaporkan bahwa pada Senin lalu, otoritas terkait Turki memanggil seorang pegawai lokal lain yang juga bekerja di Konsulat AS di Istanbul.

Pria tersebut dikabarkan bersembunyi di gedung Konsulat, namun pihak berwenang Turki pada hari Senin menahan istri dan putranya. Dan pada hari Selasa, putrinya juga ikut ditangkap.

Pejabat Turki telah menyatakan harapannya akan sebuah babak baru dalam hubungan Ankara-Washington, khususnya pada era pemerintahan Donald Trump. Hubungan kedua negara diwarnai sejumlah ketegangan pada era kepemimpinan Barack Obama.

Sejauh ini, Erdogan dinilai sangat berhati-hati untuk tidak "menyeret" Trump dalam pernyataannya. Ia "lebih memilih" melempar kesalahan pada Dubes John Bass.

Erdogan menegaskan bahwa jika perintah untuk menangguhkan layanan visa berasal dari Bass, maka pemerintah AS "seharusnya tidak menahannya satu menit pun di sini".

"Mereka perlu bertanya kepadanya, bagaimana Anda bisa memutus hubungan AS dan Turki, siapa yang memberi Anda wewenang?," tanya orang nomor satu di Turki itu.

Pertanyaan Erdogan tersebut ditanggapi Nauert. Ia menegaskan bahwa Bass telah beroperasi dengan otoritas penuh dari pemerintah AS.

Perselisihan diplomatik Turki-AS telah sampai pada ranah olahraga setelah pemain basket perempuan AS Emma Cannon dan Brionna Jones ditolak visanya.

"Saya rasa situasi ini akan melukai banyak tim dalam jangka panjang," tutur Cannon yang bermain untuk Phoenix Mercury.

"Saya tidak senang melewatkan pertandingan Euroleague saya dan tidak berada di sana bersama rekan satu tim saya. Tapi ini adalah sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar bola basket, jadi saya akan menghibur mereka dan bersiap untuk perlombaan berikutnya," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.