Sukses

MA India Larang Kembang Api Jelang Festival Diwali, Alasannya?

Diwali merupakan festival yang identik dengan kembang api. Namun, polusi udara selalu menjadi masalah usai perayaan itu dilangsungkan.

Liputan6.com, New Delhi - Mahkamah Agung India telah mengeluarkan larangan kembang api di New Delhi menjelang digelarnya festival Diwali.

Pengadilan mengatakan, langkah itu untuk menguji apakah larangan tersebut akan berdampak pada kualitas udara di New Delhi. Ibu kota India itu, menjadi salah satu tempat dengan kualitas udara paling buruk di dunia.

Larangan penjualan dan distribusi petasan akan berlangsung hingga 1 November -- Diwali jatuh pada 18 Oktober.

Dikutip dari BBC, Selasa (10/10/2017), Diwali merupakan salah satu festival terpenting di India utara. Festival tersebut dilakukan untuk merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Perintah Mahkamah Agung itu dilakukan untuk menanggapi sejumlah petisi yang meminta adanya restorasi larangan kembang api yang pertama kali dikeluarkan pada November 2016.

Dewan Pengawas Polusi Pusat India mengatakan kepada pengadilan, pihaknya juga menginginkan agar larangan tersebut diberlakukan kembali.

Pada tahun lalu, larangan yang mencakup kepemilikan dan penjualan kembang api diperintahkan hanya setelah Diwali dilakukan. Saat itu, kualitas udara di kota mencapai tingkat berbahaya akibat asap yang dihasilkan dari petasan dan kembang api.

Kabut asap tersebut bahkan memaksa pemerintah New Delhi untuk menutup seluruh sekolah selama tiga hari.

Meski ada beberapa kampanye yang meminta warga untuk menyulut lebih sedikit kembang api selama festival berlangsung, cara tersebut tak terbukti efektif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kabut Asap Selimuti India Pasca Festival Diwali 2016

Usai perayaan Diwali 2016, kabut asap menyelimuti New Delhi. Gambar kota dengan kondisi gelap gulita terselimuti asap beredar cepat di dunia maya.

Padahal sebelum diadakan perayaan Diwali, pihak berwenang telah bahwa akan terjadi polusi saat perayaan Diwali karena faktor seperti kelembaban dan kecepatan angin.

Namun, kualitas udara makin memburuk selama perayaan itu akibat asap yang dihasilkan dari dibakarnya kembang api dan petasan.

Satu hari setelah perayaan Diwali berlangsung, visibilitas di seluruh New Delhi sangat rendah. Hashtag #smog pun menjadi trending di Twitter India kala itu.

Polisi berjaga di sebuah taman umum diselimuti kabut polusi setelah perayaan Diwali di New Delhi, India (31/10). Kabut asap tebal yang menyelimuti Kota New Delhi mengancam kesehatan para warga setempat. (Reuters/Cathal McNaughton)

Kembang api adalah hal identik dengan perayaan Diwali. Bagi beberapa orang, itu juga menjadi kesempatan untuk memamerkan kekayaan mereka.

Keluarga para pebisnis bahkan menghabiskan ratusan ribu rupee untuk membeli kembang api, yang mereka nyalakan dalam semalam.

Terlepas dari kembang api dalam perayaan Diwali, polusi udara New Delhi di musim dingin diperburuk oleh penurunan suhu, di mana warga kota itu membakar sampah di malam hari untuk tetap hangat.

Limbah pertanian juga dibakar di area seluas ribuan hektar di sekitar New Delhi, untuk membersihkan lahan penanaman. Pembakaran itu dilakukan selama berhari-hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini