Sukses

Pengakuan Remaja Australia yang Kecanduan Instagram

Seorang remaja Australia meyakini bahwa Instagram telah mengubah cara anak-anak menjalani hidup mereka.

Liputan6.com, Perth - Seorang remaja asal Australia, Charlotte Meagher, telah memiliki akun Instagram sejak berusia 13 tahun. Perempuan yang saat ini ia telah berumur 16 tahun itu, meyakini bahwa media sosial tersebut telah mengubah cara anak-anak menjalani hidup mereka.

"Instagram telah membuat setiap aku bepergian, aku harus berfoto atau harus memasangnya di Instagram," kata Charlotte seperti dikutip dari Australia Plus, Selasa (10/10/2017).

Remaja asal Perth, Australia Barat, itu mengatakan bahwa tekanan untuk mendokumentasikan setiap aktivitas yang dilakukannya tersebut, didorong oleh ketakutan bahwa jika waktu senggangnya tak disebarkan ke seluruh media sosial, maka aktivitas itu tak akan ada gunanya.

"Kami ingin orang lain iri dan terlihat menjalani hidup yang cemerlang ini," kata Charlotte.

Charlotte mengatakan, lantaran ingin terlihat cukup kurus di foto-foto yang diunggah di akun instagramnya, ia sering mengurangi jumlah makanan yang disantapnya.

"Aku ingat suatu kali aku merasa benar-benar frustasi dan kecewa karena aku terlalu takut untuk mengenakan pakaian renang...aku menjadi semacam agak ketakutan mengenai hal itu," ujar dia saat menengang semasa berlibur di Bali.

Merenungi sikapnya di masa lalu, dia mengatakan, pencariannya untuk memproyeksikan kehidupan yang sempurna telah menjadikan dia kehilangan masa kanak-kanak.

Meski demikian, Charlotte masih menggunakan akun Instagramnya. Namun saat ini ia telah menyadari bahwa detoksifikasi secara reguler telah membantunya mengendalikan aplikasi dalam mempengaruhi perasaannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Instagram Jadi Media Sosial Terburuk

Penelitian yang diterbitkan awal tahun ini oleh badan kesehatan masyarakat Inggris, menempatkan Instagram sebagai platform media sosial terburuk bagi kesehatan dan kesejahteraan kaum muda.

Direktur Butterfly Foundation for Eating Disorder, Christine Morgan, mengatakan bahwa dirinya yakin Instagram sangat berbahaya karena media sosial tersebut mendorong percakapan yang hampir seluruhnya dilakukan melalui media gambar.

"Anda berkomunikasi dengan cara-cara media gambar yang menunjukan kesempurnaan, dan ada begitu banyak lapisan yang berbahaya atau merusak bagi orang," kata Morgan yang merupakan direktur dari sebuah lembaga non profit yang mengkampanyekan gangguan pola makan tersebut.

Morgan mendukung konsep detoks Instagram, dengan mengatakan bahwa penting bagi kaum muda dan orang tua mereka untuk memantau penggunaan media sosial anak-anaknya.

Charlotte mengatakan, salah satu hal tersulit untuk ditangani bagi pengguna media sosial adalah tidak mendapatkan 'like' terhadap materi yang diunggahnya. Baginya, jika foto yang diunggahnya tak mendapat like, akan menjadi hal yang memalukan.

Tapi dia mengatakan, pada akhirnya dia percaya bahwa teman-teman yang benar-benar penting adalah orang-orang yang Anda ajak bicara.

"Letakkan telepon, lihat lah ke luar dan bersenang-senanglah," ujar Morgan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.