Sukses

Kapal Induk Ini Akan Perkuat Armada Rusia 15 Tahun Mendatang?

Rusia berencana meningkatkan armada Angkatan Lautnya. Tetapi, untuk saat ini hal tersebut masih membutuhkan waktu dan kerja keras.

Liputan6.com, Moskow - Dalam beberapa bulan ke depan, Kementerian Pertahanan Rusia akan mengerjakan proyek final pada program pengadaan senjata negara. Salah satu tujuan utama kebijakan Rusia ini adalah menyeimbangi kekuatan NATO di samudra dunia, serta mempertahankan kepentingannya di Arktik.

Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Selasa (10/10/2017), Angkatan Laut Rusia akan diperbarui dengan beberapa kapal besar yang sedang dikerjakan, tapi sejauh mana peningkatan ini belum diketahui sampai militer mengetahui berapa dana yang boleh dihabiskan.

Rusia berencana meningkatkan armada Angkatan Lautnya. Tetapi, untuk saat ini hal tersebut masih membutuhkan waktu dan kerja keras.

"Apa yang Rusia butuhkan adalah empat kapal induk, satu untuk setiap armada, dan sejumlah kapal perang dan kapal selam. Idealnya seperti ini, tapi kondisi keuangan menyulitkan kita untuk mengubah ambisi tersebut menjadi kenyataan," kata Dmitry Litovkin, analis militer harian Izvestia.

Lider, Kapal Penghancur Es Bertenaga Nuklir Modern

"Arktik adalah kunci untuk masa depan. Tidak hanya bagi perekonomian Rusia, tapi juga perekonomian dunia. Moskow menginvestasikan banyak uang untuk proyek-proyek di wilayah ini. Dari pertambangan sumber daya alam hingga pertahanan militer," ujar Litovkin.

Menurutnya, salah satu proyek utama pembangunan ekonomi Arktik adalah konstruksi kapal penghancur es bertenaga nuklir baru.

Ini adalah salah satu proyek berdana besar untuk menggantikan kapal pemecah es dari era Soviet yang saat ini sedang bertugas. Kapal yang baru akan memiliki kecepatan 14 knot (sekitar 24 kilometer per jam) dan mampu memecah es dengan ketebalan hingga 4,4 meter ini, dapat terjadi karena ia punya dua mesin bertenaga nuklir dan haluan kapal yang terbuat dari materi komposit.

"Hal ini akan membuka jalur untuk kapal perdagangan, penumpang, dan militer. Jalur yang ia buka dengan memecah es akan berlebar sekitar 50 meter," tambah Litovkin menambahkan.

Kapal ini juga akan memindahkan 80 ribu hingga 120 ribu ton air, dan bertugas sebagai kapal pertolongan yang beroperasi di Lintasan Timur Laut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pangkalan Udara Mengapung

Salah satu kapal Rusia yang paling ditunggu-tunggu dan dibicarakan adalah kapal induk "Storm". Kapal ini dirancang untuk menjadi salah satu pangkalan udara mengapung terbesar di dunia.

Storm akan dibangun seperti kapal induk klasik yang tidak hanya memiliki senjata tambahan di dek. Kapal ini akan dipandu dan dilindungi seperti seluruh 19 kapal induk Amerika -- dengan skuadron yang komplet dengan kapal perang dan kapal selam.

“Storm” akan dibangun berdasarkan kapal induk klasik (Artem Tkachenko)

Selain itu, adapula dua mesin nuklir RITM-200 akan membantu Storm berlayar dengan kecepatan hingga 30 knot (sekitar 55 kilometer per jam). Bobot kapal akan sekitar 100 ribu ton dan lambungnya 11 meter. Jumlah krunya akan sekitar empat ribu orang.

Pembuat Storm juga harus membuat jet tempur yang dapat digunakan untuk kapal ini. Ada beberapa kandidat potensial yang dapat diubah demi kebutuhan aviasi angkatan laut.

Jet tempur generasi kelima Su-57, yang sedang menjalani beberapa uji coba, ada dalam daftar. Jet tempur generasi keempat MiG-35 juga sedang dipertimbangkan -- jet ini pertama kali muncul di publik tahun ini saat MAKS-2017.

Storm juga akan memiliki dermaga dan infrastruktur khusus. Kita akan tahu mengenai hal ini jika militer Rusia mampu mendanai proyek ini dalam beberapa bulan, setelah Kemenhan Rusia memfinalisasi rincian dari program pengadaan senjata ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.