Sukses

Tega, Profesor di China Pukul Petugas Kebersihan hingga Lebam

Insiden penganiayaan bermula ketika mobil milik profesor Ge diblokir oleh sebuah truk sampah yang pengemudinya adalah seorang wanita.

Liputan6.com, Xian - Pengguna media sosial di Tiongkok tengah geger dengan peredaran sebuah video penganiayaan seorang petugas kebersihan yang dilakukan oleh seorang profesor. Kejadian yang berlangsung di kota Xian, China tersebut mendapat kecaman dari banyak orang.

Dikutip dari laman AsiaOne, Senin (9/10/2017), pria yang dikenal dengan sebutan profesor Ge tersebut kemudian diberhentikan sementara dari profesinya sebagai pengajar di universitas tempat ia bekerja.

Insiden penganiayaan bermula ketika mobil miki profesor Ge diblokir oleh sebuah truk sampah yang pengemudinya adalah seorang wanita.

Tanpa alasan yang begitu jelas, pria tersebut memarahi si petugas kebersihan sambil menyerangnya hingga berdarah dan lebam pada bagian wajah.

Seorang warga yang tinggal di dekat lokasi kejadian langsung menghampiri korban ketika mendengar suara tangisan dan minta tolong.

"Saya sedang beristirahat di rumah saat mendengar tangisan tersebut," ujar warga.

"Saya pikir itu suara anak kecil yang dimarahi oleh orang tuannya. Saat saya periksa, ternyata ada seorang wanita petugas kebersihan tengah dipukuli dekat tumpukan sampah yang akan ia bersihkan," tambahnya.

Melihat kejadian itu, seorang warga lain bahkan memarahi profesor Ge. Kemarahan tersebut tampaknya membuat pria tersebut ketakutan dan mencoba untuk melarikan diri.

"Apakah Anda gila, sudah memukul dan membentak seorang pekerja kebersihan. Hal itu sungguh memalukan," teriak warga.

Menyadari kemarahan itu. prosefor Ge terlihat ketakutan dan ingin melarikan diri. Namun, upaya kaburnya berhasil digagalkan warga.

Masyarakat yang melihat kejadian itu memutuskan untuk melaporkan kejadian kepada polisi. Saat dimintai keterangan, profesor Ge berdalih bahwa ia baru saja pulang dari luar negeri dan mengaku tak terbiasa dengan keadaan sekitar.

Hingga kini, polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Meski begitu, profesor Ge telah menulis surat permintaan maaf dan menyesali semua perbuatannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Murid Pukuli Guru Sendiri

Kasus pemukulan yang sebelumnya tengah menjadi sorotan adalah kekerasan yang dilakukan oleh seorang murid laki-laki kepada gurunya. Dalam sebuah video yang tersebar di media sosial, tampak seorang guru mendapat serangan fisik dari siswanya yang masih berusia 16 tahun.

Dikutip dari laman AsiaOne, Selasa (3/10/2017), seorang guru laki-laki yang tak disebutkan namanya itu mengajar di sebuah sekolah di Kota Fukuoka, Jepang.

Sebagai pendidik, pria berusia 23 tahun itu hanya menjalankan tugasnya untuk mengajar. Kala itu, ia mendapati salah satu siswa laki-lakinya tengah bermain telepon seluler saat berada di dalam kelas.

Alhasil, sang guru mengambil telepon genggam murid tersebut dan meletakkannya di atas meja. Bukannya menyesali perbuatan, remaja itu malah marah dan maju ke depan memarahi gurunya sendiri.

Dalam rekaman video berdurasi 43 detik tersebut, tampak sang murid yang secara postur lebih tinggi dari gurunya maju ke depan dan melancarkan serangan.

Mulai dari menendang betis dan mengeluarkan kata-kata yang kasar. Perilaku sang murid semakin meradang, dua kali tendangan diikuti dengan pukulan kuat ke punggung dilancarkannya.

Bahkan, dengan berani, sang murid mencengkeram kerah baju sang guru. Bukannya membantu atau melerai serangan yang dilakukan temannya, siswa lain malah tertawa dan menganggap pukulan itu seperti hal yang biasa.

Video yang sudah tersebar di media sosial tersebut akhirnya mendapat kecaman dari warganet. Banyak dari mereka yang mengutuk hal tersebut.

Menurut laporan media setempat, pihak sekolah berencana akan menindak tegas perbuatan siswa tersebut. Sementara itu, pihak polisi telah menangkap pelaku kekerasan pada guru tersebut.

Hingga kini, belum ada laporan lebih lanjut akan kejadian memalukan tersebut. Yang jelas, korban mengalami beberapa luka ringan, termasuk memar.

Hukum di Jepang sendiri menjelaskan bahwa seorang guru tak boleh menyakiti siswanya dalam bentuk dan situasi apa pun. Maka dari itu, wajar rasanya jika sang guru hanya terpaku dan melanjutkan bahan ajarannya kepada siswa lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.