Sukses

Airbus Terancam Didenda Gara-gara Dugaan Suap

Tahun lalu, Airbus memutuskan untuk mengungkapkan isu-isu temuan sendiri kepada pihak berwenang.

Liputan6.com, Paris - Tom Enders, CEO Airbus, pada Jumat lalu memperingatkan bahwa pabrikan pesawat Eropa tersebut mungkin menghadapi denda terkait dengan pernyidikan korupsi yang sedang berlangsung, termasuk terkait suatu penjualan jet-jet tempur kepada Austria.

Melalui surat kepada para pegawai yang juga dibaca oleh AFP, "Kita sedang disidik terkait dugaan pelanggaran peraturan anti-suap dan anti-korupsi."

"Kita berada dalam situasi ini karena kita memutuskan pada tahun lalu untuk mengungkapkan isu-isu yang kita temukan sendiri kepada pihak berwenang dan lembaga-lembaga penyidik. Ini adalah tindakan yang tepat."

Dikutip dari The Local pada Senin (9/10/2017), ia lanjut mengatakan, "Ini akan menjadi proses panjang dan membawa beberapa konsekuensi, termasuk denda besar terhadap perusahaan."

Sebuah unit usaha Airbus di Paris dilaporkan membangun jejaring perusahaan-perusahaan cangkang (shell companies) terkait dengan Vector Aerospace yang berkedudukan di London.

Dulunya, perusahaan itu adalah anak perusahaan yang melakukan jasa perawatan pesawat terbang bagi kelompok Airbus.

Sistem demikian memungkinkan kelompok tersebut memberikan "suap kepada para pembuat keputusan di Austria" ketika Wina sedang mempertimbangkan pembelian jet-jet militer Eurofighter seniliai 1,7 miliar euro, demikian menurut laporan majalah Der Spiegel pada Jumat lalu.

Beberapa pemeriksaan juga dimulai di Prancis dan Inggris mengacu kepada dugaan korupsi di cabang penerbangan sipil Airbus yang berkedudukan di Inggris.

Walau tidak menyebut sumber, Der Spiegel juga melaporkan bahwa pihak jaksa penuntut "sedang mempersiapkan dakwaan" terhadap beberapa calon tersangka kasus Austria.

Mengacu kepada sumber-sumber anonim, majalah itu melaporkan, "Para penyidik internal mengemukan lebih dari 100 kemungkinan pembayaran korupsi dalam 3 angka jutaan (euro)."

Tapi, jaksa penuntut Hildegard Baeumler-Hoesl di Munich mengatakan kepada AFP pada Jumat lalu bahwa para penyidik "sejauh ini hanya memiliki sedikit bukti korupsi."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memasuki Masa Guncang dan Membingungkan

Ilustrasi pesawat Eurofighter Typhoon 7L-WB milik Angkatan Udara Austria. (Sumber Wikimedia Commons)

Para penyidik di Bavaria sudah mulai mengamati Airbus sejak 2012 dan, menurut Baeumler-Hoesl, pemeriksaan korupsi terkait penjualan jet-jet Austria "akan segera berlalu."

Pihak berwenang Austria juga melakukan investigasi terhadap Airbus setelah mengajukan dakwaan pada Februari lalu dan menyatakan perusahaan itu membayar "komisi" di bawah meja senilai antara 183 juta hingga 1,1 miliar euro.

Menteri Pertahanan Hans Peter Doskozil menuduh Airbus dan konsorsium Eurofighter sengaja membohongi Wina tentang harga penjualan, waktu pengiriman, dan perangkat teknis 18 jet Eurofighter yang dimaksud.

Bulan lalu, Airbus membantah tuduhan-tuduhan tersebut. Pengacara perusahaan menyebutnya "tanpa dasar fakta maupun dasar legal."

Dalam surat kepada para pegawai yang disebut sebelum ini, Enders mengatakan, "Selagi proses berlangsung, kita kemungkinan akan sering mendapat liputan media."

Enders sekaligus memperingatkan adanya "kebocoran dan upaya oleh individu-individu dengan niat terselubung untuk mengusik manajemen puncak melalui penyebaran tuduhan palsu."

"Dengan kata lain, bersiaplah untuk masa-masa guncang dan membingungkan."

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.