Sukses

Rusia Klaim Bombardir dan Tewaskan 120 Militan ISIS di Suriah

Sejumlah besar militan ISIS tewas dalam serangan udara Rusia di Deir Ez-zor, ujar pejabat Negeri Beruang Merah.

Liputan6.com, Moskow - Militer Rusia mengklaim telah menggelar operasi serangan udara terhadap ISIS di Suriah. Operasi itu dilaksanakan sporadis dalam kurun waktu 24 jam pada 6 - 7 Oktober 2017.

Serangan udara Rusia yang dilancarkan di Deir Ez-zor itu menewaskan ratusan militan ISIS dan puluhan foreign mercenaries (tentara bayaran asing), ujar Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Al jazeera, Minggu (8/10/2017).

Sekitar 80 militan ISIS tewas dalam serangan di sebuah pos komando di wilayah al- Mayadeen, Provinsi Deir Ez-zor, salah satu benteng terakhir grup teroris itu di Suriah. Sementara 40 orang sisanya tewas di al-Bukamal, kota di dekat perbatasan provinsi yang sama.

Kemhan Rusia juga mengatakan, sekitar 60 tentara bayaran asing yang bertempur untuk ISIS turut tewas dalam serangan di al-Bukamal. Banyak dari mereka berasal dari bekas Uni Soviet, Irak, Tunisia, dan Mesir.

Seperti dikutip dari Russia Today, serangan itu juga diklaim sukses menghancurkan berbagai alutsista milik militan, seperti kendaraan taktis dan artileri ringan.

Namun, berbagai operasi militer melawan ISIS di Deir Ez-zor harus dibayar mahal, karena menelan banyaknya korban tewas sipil akibat serangan udara Rusia dan koalisi.

Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan, bombardir itu menewaskan 14 orang, termasuk tiga anak. Saat serangan udara terjadi, para warga sipil itu tengah melarikan diri menggunakan rakit, melintasi Sungai Efrat dekat al-Mayadeen.

Hingga kini, Rusia belum mengakui adanya korban warga sipil akibat berbagai serangan militernya, sejak Moskow melakukan intervensi di Suriah pada 2015. Kremlin berdalih, laporan yang dibuat oleh Syrian Observatory for Human Rights cenderung bias.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Irak, Koalisi AS Rebut Benteng ISIS di Kota Hawija

Tentara Irak mengklaim telah sukses merebut wilayah pertahanan terakhir ISIS di utara pada Kamis, 5 Oktober waktu setempat. Jika terkonfirmasi, maka kawasan kelompok teroris itu mungkin semakin menipis di Negeri 1001 Malam.

Kota Hawija dan sekitarnya sukses direbut dari ISIS oleh dua kekuatan, yakni koalisi Irak-Amerika Serikat dan Popular Mobilisation, paramiliter yang dilatih oleh Iran. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Jumat 6 Oktober 2017.

Keberhasilan merebut Hawija --yang dekat dengan Kirkuk, kota kaya minyak yang dikuasai oleh etnis Kurdi-- membuat wilayah ISIS semakin menipis, dengan hanya menyisakan segelintir kecil basis di barat Irak dekat dengan perbatasan Suriah.

Kota yang masih dikuasai ISIS adalah Qaim, 350 km barat daya Hawija dan dekat dengan perbatasan Suriah. Mereka juga masih menguasai kota di Suriah yang dekat dengan Qaim di Irak.

Namun, di kedua kota itu pun, para militan kelompok teror yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi mulai meninggalkan medan pertempuran karena semakin terdesak oleh koalisi Irak-AS dan paramiliter Shia yang didukung Iran-Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini