Sukses

Menlu Filipina Sebut Negaranya Akan Jauhi Korea Utara, Ada Apa?

Filipina menghentikan hubungan ekonominya dengan Korea Utara untuk memenuhi resolusi Dewan Keamanan PBB dalam menanggapi uji misilnya.

Liputan6.com, Manila - Menteri Luar Negeri Filipina, Alan Peter Cayetano mengatakan, dirinya tak bisa tenang ketika harus dihadapkan dengan ancaman nuklir dari Korea Utara yang kian meningkat. Untuk itu, Cayetano memilih untuk menjauhkan diri dari Korut.

Dikutip dari laman ABS-CBN News, Minggu (8/10/2017), hal tersebut disampaikan oleh Cayetano setelah terdengar isu bahwa negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut tengah bersiap akan melakukan uji coba rudal jarak jauh.

Rudal dengan kekuatan dahsyat tersebut diperkirakan dapat menempuh jarah hingga bagian barat pantai Amerika Serikat.

"Korut terus menyebut Filipina adalah teman. 'Mereka adalah teman kami dan mereka selalu bersikap baik'," ujar Cayetano.

"Namun, mereka tak pernah memberi kesempatan untuk berunding tentang bagaimana menghentikan program senjata nuklir di sana."

Bulan lalu, Filipina menghentikan hubungan ekonominya dengan Korea Utara untuk memenuhi resolusi Dewan Keamanan PBB dalam menanggapi uji misilnya.

Agustus 2017, Filipina sempat menyuarakan keprihatinannya setelah Korut melepas rudal balistik melintasi Jepang ke arah Samudra Pasifik.

Pada September 2017, Cayetano menyampaikan pelarangan semua hubungan perdagangan antara Filipina dan Korut.

Filipina pun dilaporkan sebagai mitra dagang terbesar kelima bagi Korea Utara. Sejak Januari hingga Juni tahun 2017, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 28,8 juta berdasarkan catatan dari Badan Promosi Perdagangan-Investasi Korut.

Menurut Departemen Perdagangan dan Industri Filipina (DTI), Ekspor utama Filipina ke Korea Utara pada tahun 2015 adalah komputer, papan sirkuit terpadu, pisang dan pakaian dalam wanita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Filipina Tangguhkan Hubungan Dagang dengan Korut

Pada September lalu, Filipina telah menangguhkan hubungan perdagangan dengan Korea Utara. Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano mengatakan, langkah tersebut diambil untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB atas uji coba rudal yang berulang kali dilakukan Korea Utara.

Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat lainnya telah mendesak PBB untuk mempertimbangkan sanksi baru yang lebih kuat terhadap Korut setelah negara pimpinan Kim Jong-un tersebut melakukan uji coba nuklir teranyar pada Minggu 3 September.

"Kami telah menghentikan hubungan perdagangan dengan Korut. Kami akan sepenuhnya mematuhi resolusi DK PBB, termasuk sanksi ekonomi," ujar Menlu Cayetano seperti dikutip dari The New York Times.

Seiring dengan ambisi pemimpin Korut Kim Jong-un untuk meningkatkan pengembangan senjata rudal dan nuklir yang bertentangan dengan sanksi PBB, ketegangan di Semenanjung Korea pun meningkat.

Sepanjang tahun 2017, Korut telah melakukan serangkaian uji coba rudal. Salah satunya bahkan terbang melintasi langit Jepang.

Filipina merupakan mitra dagang terbesar kelima Korut dengan nilai perdagangan bilateral medio Januari hingga Juni tahun ini US$ 28,8 juta. Demikian menurut Badan Promosi Perdagangan dan Investasi Korea.

Secara tahunan, Korut mengimpor US$ 28,8 juta produk dari Filipina pada tahun 2016, meningkat 80 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, impor Manila dari Pyongyang melonjak 170 persen menjadi US$ 16,1 juta.

"DK PBB sudah cukup jelas. Sebagian dari ini adalah sanksi ekonomi dan Filipina akan menerapkannya. Kami telah berkomunikasi dengan Sekretaris DTI dan saya rasa, kami telah mendapat arahan dari istana (presiden) untuk mendukung resolusi DK PBB," terang Cayetano.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.