Sukses

Gara-Gara Main Gim di Ponsel Seharian, Mata Kanan Wanita Ini Buta

Gara-gara terlalu sering bermain game di ponsel pintarnya, Xiao Wu kehilangan pelihatannya alias buta.

Liputan6.com, Beijing - Berhati-hatilah, karena sesuatu yang dilakukan berlebihan akan menimbulkan efek buruk. Seperti yang dialami seorang wanita muda di Dongguang, China ini.

Gara-gara terlalu sering bermain gim di ponsel pintarnya, Xiao Wu kehilangan pelihatannya alias buta. Mata kanannya tak lagi bisa melihat setelah memainkan game mobile online di smartphone sepanjang hari.

Menurut laporan media China, yang dikutip dari Asia One, Kamis (5/10/2017), Xiao Wu (bukan nama sebenarnya) yang berusia 21 tahun memainkan permainan populer yang disebut King of Glory sebelum penglihatannya hilang. Insiden tersebut terjadi pada Hari Libur Nasional Tiongkok pada 1 Oktober lalu.

Wu kemudian dirawat di Rumah Sakit Mata Donggiang Huaxia keesokan harinya. Lalu dokter mendiagnosisnya dengan oklusi arteri retina, yakni kehilangan penglihatan monokular tanpa rasa sakit.

Kondisi ini biasanya terjadi pada orang tua dan tidak dapat diobati, sehingga mengakibatkan kehilangan penglihatan permanen.

Menurut laporan tersebut, Xiao Wu disebutkan mengundang seorang rekan ke rumahnya untuk ikut bermain King of Glory, sebuah multiplayer game online keluaran Tencent Games.

Teman-temannya mengatakan bahwa Wu terobsesi dengan permainan tersebut dan bermain tujuh sampai delapan jam setiap hari. Ia bahkan melewatkan waktu tidur agar bisa terus bermain.

Kebutaan itu dirasakan Wu ketika ia hendak melanjutkan permainan setelah makan malam. Ia mulai merasa ada sesuatu yang tak beres di mata kanannya.

Setelah itu, ia ketakutan dan menangis semalaman. Barulah keesokan harinya ia dibawa ke kota untuk perawatan medis.

Xiao Wu, yang seorang wiraswasta, mengatakan kepada wartawan di rumah sakit bahwa dia biasanya akan bangun pukul 06.00 pagi dan bermain gim setelah sarapan sampai sekitar pukul 16.00. Dia kemudian akan tidur siang dan lanjut bermain sampai pukul 01.00 atau 02.00 pagi.

"Terkadang saya lupa waktu, saya tidak makan meski orangtua sudah mengingatkan," kata Wu.

Wu menuturkan, orangtuanya kerap membujuknya berhenti bermain dan bahkan memperingatkan potensi kebutaan terhadapnya.

"Sekarang saya merasa takut dan menyesal (karena tidak mendengarkan mereka)," imbuh wanita China itu.

Para dokter yang merawatnya di rumah sakit memperingatkan bahwa ada yang namanya kelelahan pada mata. Lalu disebutkan bahwa kerusakan pada bagian penglihatan pun bisa terjadi akibat menatap layar komputer atau smartphone selama berjam-jam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Insiden Serupa dan Tips

Kasus serupa pernah dilaporkan terjadi di seluruh dunia. Pasien umumnya menderita temporary smartphone blindness setelah menggunakan ponsel pintar saat berada di tempat tidur dengan kondisi lampu dimatikan.

Menurut The New England Journal of Medicine, kelainan itu dikenal juga sebagai transient smartphone blindness. Kondisi tersebut terjadi saat satu mata menyesuaikan diri dengan kecerahan tampilan smartphone, sementara yang lainnya tetap terbiasa dengan kegelapan.

Pada Agustus 2016 lalu, seorang wanita Taiwan berusia 31 tahun dilaporkan mengalami kehilangan penglihatan sementara pada mata kanannya setelah bermain Pokemon Go di ponsel dalam kurun waktu lama.

Lalu pada Maret 2016, penglihatan seorang wanita China muda juga dilaporkan rusak parah akibat terlalu lama menonton drama Korea di tabletnya. Dia didiagnosis menderita glaukoma akut, suatu kondisi di mana terjadi penumpukan tekanan di mata yang dapat menyebabkan seseorang menjadi buta.

Awal tahun 2017 ini, para ahli pun memperingatkan adanya epidemi global kebutaan akibat berjam-jam menatap layar digital, terutama untuk jutaan anak-anak yang sudah terpapar sejak dini.

Lantas bagaimana cara menanggulangi agar paparan layar digital itu tak membahayakan?

Para ahli merekomendasikan aturan 20-20-20, yakni putar pandangan Anda sejauh 20 kaki (6 meter) selama 20 detik, setiap 20 menit sekali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Buta

Video Terkini