Sukses

Nasi Tumpeng Indonesia Curi Perhatian Sidang Umum WIPO di Jenewa

Sebanyak 188 delegasi negara WIPO di Jenewa terpukau dengan prosesi pemotongan nasi tumpeng khas Indonesia.

Liputan6.com, Jenewa - Usai Sidang Umum World Intellectual Property Organization (WIPO) ke-57, Direktur Jenderal WIPO Francis Gurry mengajak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly dan sejumlah delegasi untuk meninjau beberapa produk kekayaan intelektual milik negara anggota WIPO di arena pameran Sidang Umum di Jenewa. Perhelatan itu dilaksanakan pada Senin, 2 Oktober 2017.

Pelaksana tugas Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham Aidir Amin Daud mengungkapkan, 188 delegasi negara WIPO terpukau saat Francis Gurry di dalam arena pameran tiba-tiba menggelar kegiatan memotong nasi tumpeng oleh Yasonna Laoly.

"Untuk dinikmati bersama-sama delegasi negara lainnya atas suksesnya acara SU WIPO ke-57," tuturnya dari Jenewa, Selasa, (3/10/2017).

Aidir mengatakan, tampak delegasi negara anggota WIPO begitu penasaran untuk dapat menikmati nasi tumpeng Indonesia. Alhasil, para delegasi dari negara WIPO harus ikut mengantre panjang untuk menunggu giliran mencoba hidangan nasi tumpeng khas Tanah Air.

Padahal, beberapa makanan asal negara lain juga disajikan di arena pameran.

Namun, beberapa delegasi negara justru penasaran dengan sajian nasi tumpeng Indonesia. Seperti diungkapkan oleh Ambassador/Permanent Representative of Vietnam Duong Chi Dung, yang baru terpilih sebagai Chair untuk Sidang Umum WIPO saat itu.

"Semua hadirin sepertinya tertarik untuk mencoba nasi tumpeng Indonesia," ucapnya kepada Plt DJKI Kemenkumham Aidir Amin Daud.

Di sela-sela santapan, musisi Chandra Darusman yang bekerja dengan WIPO sebagai perwakilan dari Indonesia, memimpin rombongan pemain angklung yang terdiri dari staf Perwakilan Tetap Indonesia di Jenewa, membawakan beberapa lagu yang mendapat aplaus meriah para delegasi.

"Indonesia juga menampilkan pesona tarian tradisional tari piring asal Sumatera Barat. Dan sejumlah delegasi yang hadir memuji acara WIPO kali ini seperti hari untuk Indonesia," ucap Aidir.

Menkumham RI Yasonna Laoly bersama Dirjen WIPO Francis Gurry meninjau produk kekayaan intelektual Indonesia  di acara  pameran Sidang Umum WIPO, Senin (2/10) di Jenewa, Swiss (Reza Perdana/Liputan6.com)

Adapun menurut Direktur Merek DJKI Kemenkumham Fathurrahman, delegasi Indonesia terkagum-kagum atas berlangsungnya Sidang Umum. Maklum, 188 delegasi negara WIPO ikut merayakan Indonesia menjadi bagian anggota ke-100 organisasi yang dibentuk dengan berlandaskan pada Protokol Madrid itu.

"Ya ini memang pertama kali Indonesia dapat kesempatan yang begitu dominan di Sidang Umum WIPO," ucapnya.

Menkumham RI Yasonna Laoly menyerahkan instrumen aksesi Protokol Madrid kepada Dirjen WIPO Francis Gurry di acara pameran Sidang Umum WIPO, Senin (2/10) di Jenewa, Swiss (Reza Perdana/Liputan6.com)

Fathurrahman melanjutkan, puncaknya ketika Menkumham Yasonna menyerahkan instrumen aksesi Protokol Madrid kepada Dirjen WIPO Francis Gurry.

Menteri Yasonna kemudian diberikan kesempatan menyampaikan sambutan pelaksanaan ASEAN IP Exhibition dalam rangka ulang tahun ASEAN yang ke-50. Khususnya, ekshibisi terkait Indikasi Geografis ASEAN.

"Menkumham RI menjadi satu-satunya delegasi dunia dari 188 negara anggota WIPO yang diminta menyampaikan pidato di atas podium WIPO bersama Dirjen WIPO Francis Gurry," tuturnya bangga.

“Selain itu, Dubes Indonesia UN, WTO dan Organisasi Internasional di Jenewa, Hasan Kleib selaku koordinator negara-negara anggota WIPO untuk Asia dan Pasifik. Kemudian juga diberi kesempatan juga kepada Dirjen Kekayaan Intelektual Aidir Amin Daud untuk menyampaikan statement mewakili 10 negara ASEAN,” tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.