Sukses

Lava Biru Kawah Ijen dan 3 Gejala Alam yang Aneh tapi Nyata

Dari berbagai contoh, berikut gejala lava biru dan 3 fenomena alam lain yang aneh tapi nyata.

Liputan6.com, Jakarta - Ketika manusia memikirkan fenomena alam aneh yang tak mungkin nyata, biasanya mereka memikirkan hal-hal luar biasa yang kerap ditemukan di angkasa luar.

Seperti misalnya, nebula persegi kemerahan, badai kaca, atau pulau ajaib di Bulan terbesar planet Saturnus, Titan.

Namun sesungguhnya, manusia tidak perlu melakukan perjalanan hingga ke angkasa luar untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang fenomena alam nan aneh tersebut. Karena, Bumi pun penuh dengan hal-hal alam yang menakjubkan.

Dan bahkan beberapa di antaranya merupakan fenomena alam langka yang telah dilihat oleh beberapa pasang mata saja.

Dari berbagai contoh, berikut 4 fenomena alam yang aneh tapi nyata seperti yang Liputan6.com rangkum dari Listverse.com, Minggu (1/10/2017).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Batu Hidup

Pyura chilensis (Commons)

Batu merupakan hal yang sangat umum dan dapat ditemukan di berbagai tempat. Semisal di pekarangan rumah, di jalan, hingga beberapa tempat lain yang sulit untuk disebutkan satu per satu.

Namun, jangan heran, jika saat bertamasya di pantai atau pinggir laut, ada sejumlah batu yang bergerak dengan sendirinya dan tampak hidup.

Kemungkinan besar, batu hidup itu adalah Pyura chilensis, atau lazim dikenal dalam padanan bahasa Spanyol sebagai piure, yang berarti 'batu karang'.

Hewan kelas Chordata itu merupakan organisme menyerupai terumbu karang, dengan tampilan tubuh luar seperti batu.

Namun, ketika menilik bagian dalam, piure memiliki bagian tubuh yang lunak dengan rona kemerahan. Bagi penduduk lokal, terkhusus di Chile dan Peru, hewan unik itu dimakan mentah seperti tiram atau dimasak dengan salad dan nasi.

 

3 dari 5 halaman

2. Kembang Es

Kembang es (Commons)

Kembang es merupakan formasi alam langka yang indah untuk diamati. Fenomena itu terbentuk di atas permukaan air atau daratan yang lembab menjelang atau seusai musim salju.

Proses awal terjadi saat lapisan es tipis luntur dari tanaman bertangkai panjang. Lapisan es tipis yang jatuh itu sering kali membentuk pola indah yang menyerupai kelopak bunga atau kembang.

Uap air dan kelembapan udara kemudian membantu kembang es itu tetap berada di atas permukaan tanah atau mengambang di permukaan air --tergantung lokasi jatuhnya  lapisan es tipis itu.

 

4 dari 5 halaman

3. Pelangi Putih

Pelangi putih di San Fransisco (Commons)

Pelangi adalah salah satu hal yang paling umum dan indah yang dapat dilihat oleh manusia. Air bekerja sebagai prisma untuk memecah cahaya menjadi berbagai spektrum warna yang terlihat.

Namun, pada beberapa kondisi dan situasi, ada jenis efek warna khusus yang mengakibatkan sebuah pelangi hanya memancarkan satu warna saja, yakni putih.

Fenomena pelangi putih terjadi ketika matahari yang muncul sesaat setelah hujan reda menyinari uap-uap kabut ketimbang tetesan-tetesan air.

Uap kabut merupakan tetesan air yang sangat kecil sehingga membentuk evaporasi. Hal itu mengakibatkan prisma warna yang terkandung di dalam air justru menghilang seutuhnya dan hanya menyisakan gradasi putih.

Akibatnya, pancaran cahaya matahari yang dipantulkan tak berwarna-warni seperti pelangi pada umumnya dan hanya memancarkan warna putih semata.

 

5 dari 5 halaman

4. Lava Biru Kawah Ijen

Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. (Sumber Foto: Olivier Grunewald)

Salah satu kejadian yang paling merusak dunia adalah ledakan gunung berapi. Namun, di balik daya destruksi yang luar biasa, ada keindahan tersendiri di balik sejumlah gunung vulkanis yang ada di Bumi.

Salah satunya di Indonesia, tepatnya Kawah Ijen di Pulau Jawa. Gunung vulkanis itu dilaporkan mampu memuntahkan lava yang tak biasa, yakni berwarna biru, bukan kuning atau jingga seperti biasanya.

Ada penjelasan ilmiah di balik lava biru Kawah Ijen itu. Menurut penelitian, lava yang disemburkan oleh kawah memiliki kandungan sulfur yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan lava yang dimuntahkan oleh kawah di lokasi lain.

Konsentrasi sulfur yang sangat tinggi itu justru menyebabkan api yang muncul akibat pembakaran lava menjadi berwarna biru. Karena, jika belerang dibakar, warna api pembakaran akan berubah dari jingga menjadi kebiru-biruan.

Warna biru pada kejadian langka itu juga hanya dapat disaksikan pada malam hari. Karena pada kondisi gelaplah, warna biru dari nyala api hasil pembakaran lava dapat terlihat secara jelas.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.