Sukses

Misteri Lenyapnya 'Emas Soviet' Milik Penguasa Partai Komunis

Dalam rangka mencari uang, mantan pelaksana tugas Perdana Menteri Rusia Yegor Gaidar bahkan menyewa detektif pribadi dari Kroll.

Liputan6.com, Moskow - Ketika Uni Soviet pecah pada tahun 1991, ada banyak rumor mengenai keberadaan "cadangan emas" Partai Komunis Uni Soviet. Beberapa sejarawan dan jurnalis percaya bahwa pejabat partai yang mengumpulkan banyak uang secara rahasia mengirimnya ke rekening bank asing.

Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Sabtu (30/9/2017), Partai Komunis Uni Soviet lebih dari sekedar partai. Menikmati kekuasaan penuh hingga akhir 1980-an, eselon atas partai tersebut -- Komite Pusat dan Politburo -- eksis sebagai kekuasaan yang terpisah, dan banyak dari mereka yang menikmati privilese yang tak selalu legal.

Pada awal 1990-an, segera setelah Uni Soviet runtuh, beberapa sumber mengatakan bahwa sekitar 10 miliar dolar AS dari uang kas partai lenyap begitu saja, dan mayoritas orang Rusia yakin uang itu dicuri.

Viktor Mironenko, mantan ketua Komsomol (organisasi pemuda Partai Komunis), mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa tepat sebelum kehancuran Uni Soviet, partai tersebut memiliki 10 miliar dolar AS di rekeningnya.

Uang itu ada untuk berbagai macam tujuan, seperti bayaran anggota partai biasa (tahun 1990, anggotanya 19,5 juta orang), dan pemasukan Yayasan Perlindungan Perdamaian dengan aset keuangan sekitar 2,6 miliar dolar AS.

Sulit mengklarifikasi apakah jumlahnya seperti yang dikatakan Mironenko. Arsip dokumen partai tidak digabung dengan anggaran pemerintah, dan hanya pejabat level atas yang dapat mengaksesnya.

Vikto Gerashchenko, mantan Direktur Bank Negara Uni Republik Sosialis Soviet, mengonfirmasi pada 2011 bahwa ada banyak uang di rekening Komite Pusat, namun itu hilang begitu saja pada 1991.

Kematian yang Mencurigakan

Saat itu situasinya terlihat sangat mencurigakan, terutama setelah sejumlah kematian yang misterius. Pada 26 Agustus 1991, enam bulan sebelum Uni Soviet kolaps, manajer keuangan partai Nikolai Kruchina, yang dekat dengan Mikhail Gorbachev, jatuh keluar dari jendelanya dan meninggal.

Pendahulunya, Georgy Pavlov -- yang telah mengikuti partai selama 18 tahun -- mengikuti nasib Kruchina sebulan kemudian.

Dmitry Lisovolik, banker ketiga yang mengepalai bidang AS di departemen internasional di Komite Pusat dan terlibat erat dengan arus keuangan, juga jatuh keluar dari jendelanya beberapa hari kemudian.

Meski ada kejadian-kejadian aneh, pejabat pemerintah mengklaim bahwa "emas partai" itu tidak pernah ada, dan tentu saja masyarakat tidak percaya dengan pernyataan itu. Kematian-kematian mencurigakan itu tetap tidak bisa menjawab pertanyaan inti, kemana uangnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mode Pencarian

Rasa penasaran dan haus akan keadilan bukanlah faktor utama yang memotivasi pemimpin Rusia untuk mencari uang itu. Setelah Rusia yang baru lahir dari puing-puing Uni Soviet, negara sangat membutuhkan uang. Miliaran dolar dari para komunis itu tentu saja akan sangat membantu.

Dalam rangka mencari uang, mantan pelaksana tugas Perdana Menteri Rusia Yegor Gaidar bahkan menyewa detektif pribadi dari Kroll, badan penyelidikan terkenal asal AS.

Menurut memoar Gaidar, pemerintah Rusia berhenti mencarinya karena AS "tak menemukan informasi signifikan." Akhirnya, pemerintah pun tidak pernah memublikasikan laporan yang dikumpulkan Kroll.

Koneksi Asia?

Jadi, apa yang sebenarnya terjadi ke uang itu? Menurut sebuah versi, pencurinya menggunakan koneksi orang Tiongkok dan memasukkan miliaran dolar AS itu ke dalam rekening bank rahasia di Hong Kong.

Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, bank-bank Hong Kong mengatur banyak rekening secara anonim dan tidak bekerja sama dengan penyelidik internasional untuk pemilik rekening.

Negara lain yang diduga menyimpa uang itu termasuk Siprus dan Lebanon. Jika uang itu tidak keluar secara utuh, berarti ia telah dibagi-bagi ke jumlah yang lebih kecil dan dikirim ke puluhan bank di seluruh dunia, dan berarti ia tidak akan pernah ditemukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.