Sukses

Mengerikan, Ini yang Terjadi Jika Korut Ledakkan Bom Hidrogen

Hal-hal mengerikan ini akan terjadi jika Korea Utara mewujudkan rencananya, melakukan uji coba bom hidrogen di Samudera Pasifik.

Liputan6.com, Pyongyang - Lautan akan hancur dan satelit yang mengorbit rendah akan berhenti berfungsi. Pesawat akan jatuh saat teknologi navigasinya rusak. Gelombang raksasa air laut yang mengandung radiasi akan menyapu daratan.

Kehidupan laut akan mati dan ribuan hewan dan manusia berada dalam risko tinggi dalam jangka waktu lama. Radiasi akan menyebar, mengalir ke saluran air.

Peritiwa mengerikan itu akan terjadi jika Korea Utara nekat mewujudkan ancamannya, yakni melakukan uji coba bom Hidrogen di Pasifik.

Dikutip dari News.com.au, Jumat (29/9/2017), rencana mengerikan itu disebutkan oleh Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri yong-ho. Kepada awak media di tengah Sidang Majelis Umum PBB, ia mengatakan bahwa negara memiliki opsi hal tersebut sebagai balasan atas sanksi PBB.

"Itu akan menjadi peledakan bom hidrogen paling dahsyat di Samudra Pasifik," ujar Ri kepada Yonhap.

"Kami tidak tahu tindakan apa yang akan dilakukan dalam waktu dekat, karena hal itu diperintahkan langsung oleh Kim Jong-un," imbuh dia.

Sejumlah analis menawarkan sejumlah pandangan mengenai dampak jika uji coba bom hidrogen benar-benar dilakukan.

Seorang profesor matematika terapan di New York University, Oliver Buhler, mengatakan keada Motherboard bahwa gelombang laut raksasa akan tercipta jika Korut menguji coba bom hidrogennya.

"Ledakan di bawah air atau di atas tanah jelas akan menciptakan gelombang, gelombang yang kuat," ujar Buhler.

"Juga akan ada gelombang kejut yang akan memancar dan membawa lebih dari 140 kiloton energi," imbuh dia.

Motherboard juga mengungkap, bagaimans bagian-bagian radioaktif yang terlepas di atmosfer setelah terjadi ledakan nuklir atau fallout bisa terjadi selama bertahun-tahun setelah uji coba dilakukan.

Dalam sebuah analisis untuk The Interpreter, analis dan penulis soal antariksa Dr Morris Jones menggambarkan kejadian mengerikan jika Korea Utara melancarkan uji coba nuklir di Samudra Pasifik.

Morris menulis bahwa ledakan dan efek elektromagnetik akan menjadi bencana besar. Hal itu diperparah jika ledakan terjadi tanpa adanya peringatan.

Perangkat elektronik pada pesawat akan rusak dan bisa membuatnya jatuh. Sementara itu satelit yang mengorbit rendah akan terkena dampaknya.

Hal itu bahkan tak termasuk dengan efek yang dirasakan oleh kehidupan makhluk laut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hancurkan Gunung

Sejauh ini Korea Utara telah melakukan enam uji coba nuklir. Semua uji coba itu dilakukan di situs Punggye-ri yang terletak di timur laut negara itu.

Uji coba nuklir yang terakhir Korut, yakni pada 3 September 2017, diyakini merupakan nuklir terkuat di negara tersebut.

Kelompok pengawasan memperkirakan bahwa uji coba itu memiliki menghasilkan kekuatan sebesar 259 kiloton. Kekuatan itu setara dengan 16 kali ukuran bom atom yang menghancurkan Hiroshima pada 1945.

Bom hidorgen adalah senjata termonuklir yang lebih kuat dibanding bom atom berbasis fisi biasa. Bom yang kerap disebut Bom-H itu menggunakan ledakan nuklir untuk menghasilkan suhu intensif agar fusi terjadi.

Ahli geofisika Wen Lianxing dan timnya di University of Science and Technology of China memperingatkan bahwa gunung di stus uji coba Punggye-ri bisa berada di ambang kehancuran.

Berdasarkan gambar satelit yang diungkap kelompok pemantau Korea Utara, 38 North, menunjukkan bahwa uji coba nuklir itu menyebabkan sejumlah tanah longsor di sekitar Punggye-ri.

Menurut kelompok itu, hal tersebut dapat dilihat di dekat Gunung Mantap, titik tertinggi di situs uji coba itu.

"Efek tersebut lebih parah dan luas dibanding lima uji coba yang dilakukan Korea Utara sebelumnya," ujar 38 North dalam situsnya.

Sejumlah ahli meyakini bahwa uji coba bom nuklir itu menyebabkan runtuhnya terowongan bawah tanah di Punggye-ri, Korea Utara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.