Sukses

Ramalan Kiamat 23 September 2017 Tak Terbukti, tapi ...

Liputan6.com, New York - Sabtu, 23 September 2017, diklaim akan menjadi hari akhir dunia atau kiamat. Akan tetapi, ternyata hal itu tak terbukti.

Numerolog bernama David Meade yang mengklaim peristiwa kiamat itu, bahkan sepertinya menarik ulang perkataannya dengan menunjukkan beberapa klaim baru.

Dikutip dari laman FoxNews, Sabtu (23/9/2017), Maede mengatakan bahwa dunia tak akan berakhir pada hari ini. Namun, tanggal 23 September 2017 hanya akan ditandai dengan serangkaian peristiwa bencana yang akan terjadi selama beberapa minggu ke depan.

"Dunia tidak berakhir, tetapi sebagian besar dunia tak akan sama persis bentuknya pada awal Oktober mendatang," ujar Meade.

Meade meramalkan kiamat 23 September 2017 berdasarkan ayat dan kode angka di Alkitab, yang berujung pada angka 33.

"Yesus hidup selama 33 tahun, nama Elohim, yang merupakan nama Tuhan bagi orang Yahudi, disebutkan 33 kali dalam Alkitab," kata Meade kepada The Washington Post.

"Angka itu sangat penting secara numerologis. Saya sedang berbicara astronomi. Saya sedang berbicara Alkitab ... dan menggabungkan keduanya," lanjutnya.

Meade juga membangun teori tentang apa yang disebut sebagai Planet X, atau yang dikenal dengan Nibiru. Kala itu, ia percaya bahwa Planet tersebut akan melintasi Bumi pada 23 September 2017.

Hal ini juga diklaim oleh Meade akan menimbulkan letusan gunung berapi, tsunami, dan gempa bumi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penjelasan NASA

Semua omongan Meade dimentahkan oleh ilmuwan NASA, David Morisson.

"Tak ada bukti sahih tentang keberadaan Nibiru. Tak ada foto, tak ada jejak, tak ada penglihatan astronomi," kata Morrison dalam video yang diunggah NASA, seperti dikutip dari Express.co.uk.

"Saya bisa bilang secara spesifik bagaimana Planet X atau Nibiru pada dasarnya tidak ada dan tidak mengancam Bumi," lanjutnya.

Menurut peneliti senior di Solar System Exploration Research Virtual Institute (SSERVI) NASA itu, jika memang ada planet menghampiri tata surya dalam dan mendekati Bumi, tentunya planet itu sudah berada di orbit Mars.

"Itu tentu akan cerah, dan kita di Bumi bisa melihat dengan mata telanjang," lanjut Morrison.

"Yang gilanya lagi, orang-orang itu katanya telah melihatnya, tapi tidak pernah memberi tahu kami untuk bisa kami verifikasi," ujar doktor lulusan Harvard University itu.

Morrison juga mengatakan, Nibiru adalah planet dengan massa yang besar, jelas akan mengganggu orbit Mars dan Bumi.

"Kami akan melihat perubahan pada orbit tersebut karena benda nakal ini masuk ke tata surya bagian dalam. Tapi, tidak ada perubahan apa pun," lanjutnya.

"Ketiga, jika objek ini datang melalui tata surya di masa lalu, gravitasinya akan mengacaukan orbit planet dalam - Bumi, Venus, Mars, mungkin akan menghancurkan Bulan sepenuhnya," beber Morrison.

Morisson menegaskan, hingga saat ini sistem tata surya dalam masih baik-baik saja, dan Bulan masih berputar mengelilingi Bumi.

"Dengan hidup kita yang stabil ini membuktikan tak ada planet lain datang ... setidaknya dalam satu juta tahun mendatang," tegas Morrison.

"Jadi, tolonglah hentikan omong kosong ini. Nibiru tidak nyata, Planet X tidak ada. Kita tak perlu khawatir soal hoax ini," tutup Morrison.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini