Sukses

Ini Robot Karya Anak Indonesia yang Sabet Medali Perak di AS

Tim robotika peraih medali perak di Amerika Serikat mendemonstrasikan robot kreasi mereka di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Tim robotika Indonesia penyabet medali perak dalam kompetisi internasional di Amerika Serikat mendemonstrasikan robot yang sukses menorehkan prestasi tersebut. Demonstrasi itu diselenggarakan di Jakarta, Rabu 20 September 2017.

Never Before, tim robotika beranggotakan 15 orang dari Madrasah Awaliyah TechnoNatura Depok, meraih medali perak kategori 'Inovasi Teknik Terbaik' dalam kompetisi robotika internasional FIRST Global Challenge 2017. Kompetisi itu diselenggarakan di Washington, DC pada 17-19 Juli 2017.

Sebagai bentuk apresiasi, serta ditujukan untuk menggaungkan prestasi para talenta muda di bidang robotika Tanah Air itu, Kedutaan Besar AS di RI memberikan kesempatan bagi Never Before untuk mendemonstrasikan robot kreasi mereka di muka umum. Siswa-siswi dari SMA 70 dan SMA 43 turut hadir dalam presentasi robot itu.

Perhelatan dibuka oleh Duta Besar AS untuk RI Joseph R Donovan yang datang untuk menyampaikan sepatah kata serta menyaksikan langsung robot kreasi Never Before.

"Bagi mereka yang pertama kali mendengar kata Indonesia, tak ada yang pernah berpikir tim robotika siswanya berhasil menyabet medali perak di kompetisi robotika internasional. Dan hari ini saya bangga menyambut tim robotika Never Before TechnoNatura. Kami di Kedubes AS bangga dengan pengetahuan, komitmen, dan dedikasi mereka." jelas Donovan di @America, Jakarta (20/9/2017).

Donovan juga menganggap, partisipasi tim Indonesia di FIRST Global Challenge 2017 dapat membuka peluang diplomasi antara Indonesia - AS di bidang sains dan teknologi.

"Keterlibatan mereka (Never Before) dalam kompetisi itu membuka peluang untuk Indonesia dan AS guna menjalin kerja sama pertukaran inovasi di bidang STEM (science, technology, engineering, and mathematics) bagi kedua negara," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

The WowWi, Robot Penyabet Medali Perak Level Dunia

Setelah pembukaan sang dubes, giliran Radit, Miska, Naufal, Azeez, Andika, Fatih, dan Hisham --para anggota inti Never Before-- menjadi bintang panggung.

Satu per satu, remaja yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas itu mendemonstasikan The Wowter Wizard atau 'WowWi', robot kreasi mereka.

"WowWi disertakan dalam perlombaan yang menyimulasikan upaya pembersihan sungai menggunakan robotika," jelas Miska.

Never Before menjelaskan, simulasi itu melibatkan sejumlah bola-bola plastik kecil berwarna merah dan biru yang merepresentasikan air. Bola berwarna biru merupakan 'air bersih' dan bola berwarna merah merupakan 'air kotor atau limbah'.

Robot besutan tim robotika TechnoNatura, The WowWi, saat beraksi (Rizki Akbar Hasan/Liputan6.com)

"Nah, WowWi ini memiliki kepekaan auto-gyrocontrol, jadi bisa peka ke arah yang mau dituju secara otomatis. Jadi kita set robot itu supaya bisa mengarah ke bola berwarnanya. Otomatis tanpa memberikan feedback ke operator. Jadi, pengoperasi robot cuma sekedar melakukan akselerasi saja. Tapi proses pemilahannya, dilakukan secara otomatis," tambah Radit.

"Dan fitur itu yang membuat kita meraih medali perak kategori inovasi terbaik," tambah anggota Never Before yang lain.

Never Before mengkreasikan dua robot WowWi yang masing-masing memiliki perbedaan kapasitas. Yang satu mampu memilah dan kemudian melontarkan bola, sementara yang satu lagi hanya sekedar memilah dan menampung saja.

Selain itu, WowWi yang dapat melontarkan bola, memiliki kemampuan untuk memanjat dinding. Fitur itu menjadi nilai plus tersendiri bagi Never Before.

FIRST Global Challenge merupakan kompetisi robotika internasional yang diikuti oleh 163 tim dari berbagai negara dunia. Para peserta merupakan muda-mudi yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Kompetisi itu diwarnai oleh beberapa peristiwa mengejutkan. Seperti sempat ditolaknya visa masuk bagi tim robotika siswi Afghanistan akibat dikhawatirkan sebagai teroris oleh imigrasi AS. Serta, enam siswa-siswi peserta dari Burundi yang melarikan diri dari Washington DC usai kompetisi dan diduga mencari suaka ke Kanada.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.