Sukses

Beternak Kelinci, Cara Jitu Venezuela Atasi Kelaparan?

'Rabbit Plan' adalah usaha dari pemerintahan Nicolas Maduro untuk meningkatkan jumlah makanan yang bisa dikonsumsi.

Liputan6.com, Caracas - Krisis ekonomi di Venezuela belum menampakkan tanda-tanda berakhir. Sejumlah laporan mengatakan bahwa sebagian besar rakyatnya kelaparan.

Hal itu terlihat dari laporan pencurian hewan di kebun binatang di Caracas.

Untuk mengentaskan kelaparan, pemerintah Venezuela pun merancang cara jitu. Mereka meminta rakyatnya untuk beternak kelinci. Tak hanya sebagai 'hewan peliharaan lucu', tapi hewan itu bisa dimakan.

Dikutip dari The Guardian, pada Sabtu (15/9/2017), 'Rabbit Plan' adalah usaha dari pemerintahan Nicolas Maduro untuk meningkatkan jumlah makanan yang bisa dikonsumsi.

Otoritas juga mengajarkan rakyat menanam sayuran di atap dan balkon.

Para musuh Maduro menertawakan ide itu. Mereka mengatakan bahwa rencana itu tak masuk akal. Mereka bersikeras masalah sebenarnya adalah pemerintahan sosialisme gagal yang bergantung pada minyak. Dengan harga minyak yang jatuh, maka pemerintahan pun ambruk.

"Ada masalah budaya karena kita telah diajarkan bahwa kelinci adalah hewan peliharaan yang lucu," kata menteri pertanian perkotaan, Freddy Bernal, dalam sebuah siaran televisi dengan Maduro minggu ini. "Padahal, seekor kelinci bukan hanya hewan peliharaan; mereka itu dua setengah kilo daging yang tinggi proteinnya, tanpa kolesterol. "

Oposisi Maduro mengecam gagasan itu. "Apakah Anda serius?" tanya Henrique Capriles, seorang gubernur negara bagian dan kandidat presiden oposisi dua kali dalam sebuah video untuk menanggapi Bernal.

"Anda ingin orang mulai memelihara kelinci untuk memecahkan masalah kelaparan di negara kita?" tanyanya.

Konsumsi kelinci umum terjadi di Eropa dan pada tingkat yang lebih rendah di Amerika Serikat. Hewan lebih efisien daripada babi dan sapi dalam mengubah protein menjadi daging yang dapat dimakan, menurut organisasi makanan dan pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tapi meningkatkan kelinci dalam jumlah signifikan di Venezuela akan sulit.

Kekurangan konstan negara tersebut, yang diakibatkan oleh harga dan kontrol mata uang yang ketat, mungkin akan meninggalkan industri kelinci karena kesulitan modal. Mulai dari umpan hingga logam dan kawat untuk kandang pengembangbiakan.

Maduro mengatakan, runtuhnya ekonomi Venezuela merupakan korban sebuah "perang ekonomi" yang dipimpin oleh musuh-musuh. Tak hanya itu, ia menuduh sanksi baru-baru ini yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump memperburuk kondisi negaranya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warga Venezuela 'Berburu' Hewan di Kebun Binatang

Krisis Venezuela semakin mengkhawatirkan. Berbagai kasus kelaparan kian memuncak. Hal itu membuat warga menerobos masuk ke kebun binatang dan membunuh seekor kuda untuk diambil dagingnya dan dimakan.

Peristiwa itu terjadi di kebun binatang Curicuao di Caracas. Mereka lalu menembak mati seekor kuda jantan untuk diambil dagingnya.

Dilansir dari Daily Mail, pada 18 Agustus 2016, kuda jantan itu merupakan satu-satunya kuda yang dimiliki kebun binatang itu.

Bangkai kuda itu berupa kepala dan tulang iganya, ditemukan oleh penjaga kebun binatang pada pagi harinya. Ditemukan beberapa proyektil peluru. Adapun bagian tubuhnya terlihat rapi, tanda disayat dengan pisau tajam.

Bagaimanapun, ini bukan kali pertama hewan diambil dari kebun binatang itu. Sebelumnya, koleksi babi Vietnam dan kambing hutan dilaporkan dicuri.

Sementara itu, 50 hewan ditemukan mati kelaparan akibat langkanya makanan untuk hewan-hewan itu. Binatang yang mati termasuk babi, tapir, kelinci, hewan dan lainnya yang tak diberi makan selama 2 minggu.

Di kota-kota lain di Venezuela, kebun binatang juga mengalami kondisi yang mengenaskan. Beberapa di antaranya meminta sumbangan makanan dari pebisnis lokal.

"Cerita tentang nasib hewan di kebun binatang Caricuao adalah gambaran dari warga Venezuela yang menderita," kata Marlene Sifontes, pemimpin serikat buruh untuk taman negara.

Perempuan 54 tahun itu mengatakan, singa dan macan di kebun binatang Caracas diberi makan mangga dan labu dengan porsi daging lebih sedikit. Sementara gajah makan buah tropis.

Manajemen kebun binatang enggan berkomentar.

Pemerintah menolak adanya kematian hewan akibat kelaparan. Namun, jaksa Venezuela akan membuka investigasi terkait kematian hewan di kebun binatang itu.

"Kami mencoba semanusiawi mungkin agar kebun binatang bisa berfungsi," kata Oslander Montoya, pengurus daerah khusus taman.

Tiga hewan dilaporkan mati pada bulan Mei lalu, di kebun binatang Paraguana. Para staf kini berencana memindahkan hewan-hewan termasuk binatang langka beruang ke negara bagian lain atau memungkinkan dihibahkan ke negara lain.

Dilaporkan, enam koleksi beruang itu kini hanya makan setengah porsi dari kebutuhannya, yaitu 16 kilogram per hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini