Sukses

Pemerintah AS Hapus Perangkat Lunak Keamanan Asal Rusia

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS memerintahkan badan pemerintahan lain untuk menghapus perangkat lunak Kaspersky asal Rusia.

Liputan6.com, Washington, DC - Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat telah memerintahkan departemen dan badan pemerintahan lain untuk menghapus perangkat lunak keamanan Kaspersky Lab -- perusahaan yang berbasis di Moskow, Rusia.

Alasan dikeluarkannya perintah tersebut adalah kekhawatiran adanya hubungan antara Kaspersky dan badan intelijen Rusia.

Dikutip dari BBC, Kamis (14/9/2017), Langkah tersebut dilakukan menjelang adanya pemungutan suara di Senat AS pada minggu ini untuk melarang penggunaan produk Kaspersky oleh pemerintah.

Sementara itu, Kaspersky Lab berulang kali membantah memiliki hubungan dengan Kremlin. Meski demikian, sejumlah penjual di AS memutuskan untuk menarik produk perusahaan itu dari penjualan.

Kaspersky memiliki lebih dari 400 juta pelanggan di seluruh dunia. Namun, produk perusahaan asal Rusia itu tak pernah berhasil menjadi pemasok utama bagi pemerintah AS.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS sementara, Elaine Duke, memberi waktu 90 hari bagi departemen dan badan pemerintahan lain untuk mulai menghapus dan mengganti perangkat lunaknya.

"Departemen ini prihatin dengan hubungan antara pejabat Kaspersky dan intelijen Rusia dan badan pemerintah lainnya," ujar Duke dalam sebuah pernyataan.

"Risiko bahwa pemerintah Rusia, apakah bertindak sendiri atau bekerja sama dengan Kaspersky, dapat memanfaatkan akses yang diberikan oleh produk Kaspersky untuk mengompromikan informasi federal dan sistem informasi yang secara langsung melibatkan keamanan nasional AS," tambah Duke.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggapan Kaspersky

Kaspersky mengatakan bahwa pihaknya kecewa dengan keputusan yang dibuat Pemerintah AS. Namun, mereka ingin membuktikan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.

"Tidak ada bukti yang kredibel telah dipresentasikan secara umum oleh seseorang maupun organsiasi, karena tuduhan itu berdasar pada dugaan dan asumsi yang tak akurat," ujar Kaspersky dalam sebuah pernyataan.

Namun, dua bulan lalu situs berita Bloomberg melaporkan telah melihat email antara Chief Executive Kaspersky, Eugene Kaspersky dan staf senior Kaspersky yang menguraikan proyek keamanan siber rahasia yang tampaknya diminta oleh dinas intelijen Rusia FSB.

Bloomberg menduga bahwa alat itu tak hanya untuk membelokkan serangan siber, tetapi juga menangkap informasi tentang peretas yang membuatnya untuk diteruskan ke dinas intelijen Rusia.

Sebelumnya, pada Juli 2017, Administrasi Pelayanan Umum Pemerintah AS mencopot Kasperksky Lab dari daftar vendor yang disetujui.

Perusahaan tersebut menduga bahwa Rusia dan AS mencoba menggunakannya sebagai pion dalam permainan geopolitik.

Selama ini pemerintahan Trump telah memerangi tuduhan bahwa pemerintahnya telah menjalin komunikasi dengan Pejabat Rusia selama Pemilihan Presiden AS pada 2016.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini