Sukses

Ternyata, Ada 'Monster' Menghuni Selokan Kota London

Menggerus bongkahan raksasa itu akan memerlukan waktu sekitar 3 minggu dan dikerjakan oleh 8 pekerja yang bekerja 7 hari seminggu.

Liputan6.com, London - Penulis Inggris bernama Neil Gaiman pada 1997 menulis novel urban berjudul "Neverwhere" yang berkisah tentang keberadaan kota-kota besar di bawah tanah, di dunia gaib.

Masing-masing kota  konon menjadi rumah bagi beragam mahluk aneh dan sosok-sosok monster.

Ternyata, faktanya, jejaring sistem pembuangan limbah yang ada di bawah permukaan kota-kota malah lebih menjijikkan daripada imajinasi kisah novel. Setidaknya itulah yang baru-baru ini terkuak oleh para insinyur perusahaan air minum Thames Water di Inggris.

Di suatu kawasan peturasan (jamban) sedalam 4 meter dari permukaan, tepatnya di kawasan Whitechapel di London, para pekerja sedang berjuang mengikis bongkahan 'monster' yang tidak bernyawa tapi amat bandel.

Bongkahan itu adalah limbah berlemak yang mengeras seperti batu dan dikenal dengan istilah "fatberg."

Tidak main-main, bongkahan sampah bau dan lemak berbau menyengat tersebut memiliki berat sekitar 130 ribu kilogram yang membentang sepanjang 250 meter.

Ukuran itu setara dua kali lipat ukuran lapangan sepakbola Inggris. Melalui pernyataan, pihak Thames Water menyebut temuan itu sebagai rekor dalam sejarah Inggris.

Dengan demikian, bongkahan tersebut berukuran lebih dari dua kali ukuran gunung es yang menyebabkan tenggelamnya Titanic. Gunung es yang dimaksud 'hanya' berukuran antara 61 hingga 122 meter.

Inspeksi jarak jauh menggunakan kamera-kamera CCTV menunjukkan bahwa aliran limbah terhalang oleh fatberg, demikian menurut pernyataan terbitan Thames Water yang ditugasi membersihkan saluran.

Menggerus bongkahan raksasa itu akan memerlukan waktu sekitar 3 minggu dan dikerjakan oleh 8 pekerja yang bekerja 7 hari seminggu antara pukul 08.00 pagi hingga 13.00 sore.

Menurut pernyataan pihak Thames Water, para pekerja akan menghancurkan monster tersebut menggunakan semprotan air berdaya tinggi dan kemudian menyedot pecahan-pecahannya dengan kapasitas 20 hingga 30 ribu kilogram per shift.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Limbah Rumah Tangga dan Ulah Manusia

Matt Rimmer, kepala jejaring limbah di Thames Water, melalui pernyataan menjelaskan bahwa bongkahan besar dan berlendir itu terjadi setelah waktu yang lama.

Semua itu dimulai sebagai minyak dan lemak yang dibuang melalui saluran peturasan, lalu bergabung dengan popok, kondom, produk saniter, tisu tangan, dan sampah lain yang dibuang melalui toilet.

Setelah semua buangan itu memasuki jejaring limbah, mereka bertumpuk dan mengeras menjadi sekeras semen, demikian menurut Rimmer sambil menambahkan bahwa fatberg di Whitechapel adalah "yang terbesar yang pernah ditemukan."

Tentu saja fatberg yang dimaksud bukan yang satu-satunya.

Sebuah fatberg seberat 13,6 ribu kilogram pernah menjadi pemberitaan pada 2013. Bongkahan itu ditemukan di Kingston, pinggiran London.

Tapi pernyataan Thames Water mengaku belum pernah melihat fatberg sebesar temuan teranyar mereka.

Tidak seperti gunung es yang terbentuk ketika ada bongkahan es terbentuk dari aliran gletser di Kutub Utara dan Kutub Selatan, maka fatberg terbentuk akibat ulah manusia. Sehingga, menurut Rimmer, hanya manusia lah yang mampu mencegah terjadinya fatberg.

"Tiap-tiap warga memegang peranan. Ya, memang banyak lemak yang berasal dari gerai-gerai makanan, tapi tisu dan benda-benda saniter kemungkinan besar berasal dari rumah tangga," demikian bunyi pernyataan Rimmer.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.