Sukses

Putin Akan Kembali Mengusir Diplomat AS dari Rusia?

Pada tahun 2016, Obama mengusir 35 diplomat Rusia sebagai respons atas dugaan campur tangan Moskow dalam Pilpres AS.

Liputan6.com, Xiamen - Rusia memiliki hak untuk memangkas lebih banyak staf diplomatik Amerika Serikat di Moskow. Hal tersebut ditegaskan oleh Presiden Vladimir Putin sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya sebagai perlakuan kasar terhadap staf diplomatik Rusia di Negeri Paman Sam.

Pernyataan tersebut diungkapkan Putin setelah Washington memerintahkan Rusia untuk mengosongkan sejumlah fasilitas diplomatiknya di beberapa kota di AS. Dalam prosesnya, otoritas AS dituding melakukan pelanggaran.

Terkait hal tersebut, Putin mengatakan bahwa ia telah memerintahkan Kementerian Luar Negeri Rusia untuk menyeret pihak-pihak terkait ke pengadilan atas dugaan pelanggaran hak properti.

"Bahwa AS mengurangi jumlah fasilitas diplomatik kita, itu adalah hak mereka," ujar Putin dalam sebuah konferensi pers di Xiamen, China, saat di sela-sela menghadiri KTT BRICS seperti dikutip dari Channel News Asia pada Rabu (6/9/2017).

"Satu-satunya soal adalah itu dilakukan dengan cara yang sangat kasar. Tidak merefleksikan dengan baik bahwa Amerika adalah mitra kita," terang sang presiden.

Ia menambahkan, "Ini adalah pelanggaran yang jelas terhadap hak-hak properti Rusia. Oleh karena itu, saya memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menempuh jalur hukum dan mari kita saksikan kerja peradilan AS yang selama ini sangat dipuji".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aksi Saling Balas

Perintah AS agar Rusia mengosongkan sejumlah fasilitas diplomatiknya adalah langkah terbaru dalam serangkaian tindakan tit-for-tat yang diawali saat mantan Presiden Barack Obama mengusir 35 diplomat Rusia.

Kebijakan tersebut dijelaskan Obama merupakan respons atas campur tangan Rusia dalam Pilpres AS. Tuduhan ini telah berulang kali dibantah Moskow.

Pada Juli lalu, Moskow pun melakukan balasan dengan memerintahkan AS untuk mengurangi jumlah staf diplomatik dan teknis yang bekerja di wilayah Rusia sekitar 60 persen.

Akan tetapi, Putin mengatakan, pengusiran terakhir yang diperintahkan Washington membawa jumlah diplomat Rusia di AS berada di bawah paritas.

Menurut Putin, AS keliru karena menghitung 155 diplomat Rusia yang bekerja di markas PBB di New York sebagai diplomat yang ditargetkan. Dan jika mereka diusir, maka jumlah staf diplomatik masing-masing negara tidak imbang.

"Kami berhak mengambil keputusan mengenai jumlah diplomat AS di Moskow, tapi kami tidak akan melakukannya saat ini. Mari kita tunggu dan lihat bagaimana perkembangan situasinya," ungkap Putin.

AS diketahui telah memerintahkan penutupan konsulat Rusia di San Fransisco dan dua bangunan yang berfungsi sebagai misi perdagangan di Washington dan New York.

Presiden Donald Trump yang mulai menjabat pada Januari 2017 mengatakan bahwa dia ingin memperbaiki hubungan dengan Rusia. Namun, hubungan tersebut dirusak oleh tuduhan pejabat intelijen AS bahwa Rusia berusaha mencampuri pilpres 2016.

Hubungan kedua negara juga tegang sejak aneksasi Moskow di Krimea pada tahun 2014 dan konflik separatis di Ukraina timur, perkembangan yang menyebabkan Washington menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

Trump sendiri menghadapi tuduhan bahwa rekan-rekannya berkolusi dengan Rusia. Presiden AS ke-45 itu diketahui enggan menandatangani undang-undang sanksi baru terhadap Rusia yang telah disusun oleh Kongres.

 

Saksikan video menarik berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.