Sukses

KBRI Seoul: Kondisi WNI Dipukul di Kelab Malam Sudah Membaik

Sejauh ini KBRI Seoul sudah menangani insiden dugaan pemukulan terhadap WNI atas nama Jessica Setia di kelab malam Korea Selatan.

Liputan6.com, Seoul - Pihak KBRI Seoul sejauh ini sudah menangani kasus insiden dugaan pemukulan terhadap WNI atas nama Jessica Setia, di sebuah kelab malam Korea Selatan.

"Sejak hari Minggu 3 September, KBRI Seoul sudah terus menangani masalah ini... Komunikasi dengan yang bersangkutan termasuk para pihak dan polisi," kata Minister Counsellor KBRI Seoul, Aji Surya, dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Selasa (5/9/2017).

"Bahkan, hari ini kita juga sudah bicara dengan orangtua Jessica," ujar Aji.

Pihak KBRI juga menyatakan akan terus mendampingi Jessica hingga masalahnya di Korea Selatan tersebut rampung.

"Kita juga memantau agar masalah ini bisa diselesaikan segera dan tidak meluas. Kita ingin yang bersangkutan segera bisa kembali kuliah dengan tenang," tutur Aji.

"Kita juga ingin imbau kepada warga Indonesia di Korea agar tetap berhati-hati. Lalu mengontak KBRI manakala ada masalah yang dihadapi," ujarnya.

Saat ini, menurut Aji, kondisi Jessica sudah mulai tenang. Ia sudah mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya. "Bahkan ia saya dengar sudah kuliah."

"Kita masih dalam proses untuk komunikasi dengan para pihak. Sejauh ini belum ada pembicaraan sampai legal formal. Masih terlalu dini."

Prinsipnya, ujar Aji, kita ingin ada penyelesaian yang adil dan mengedepankan kebersamaan. "Semoga ada jalan keluar yang terbaik".

Sejauh ini, menurut data KBRI Seoul, secara umum 40 ribu WNI di Korsel mendapatkan perlakuan yang baik.

"Ada satu dua kasus, tapi tidak bisa dipakai untuk pengambilan kesimpulan. TKI kita di Korsel bahkan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan orang asli Korea. UMR (Upah Minimum Regional), misalnya kisaran Rp 15 juta."

"Tak hanya itu, WNI di Korea juga bisa memiliki masjid dan gereja. Dalam sekali pengajian, ribuan WNI bisa berkumpul dan tidak mendapatkan halangan. Yang penting, aturan harus ditaati," ujar Aji.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Klaim Dipukuli?

Sebelumnya, beredar pemberitaan di media Korea Selatan bahwa ada WNI mengklaim mendapat perlakuan diskriminasi dan dipukuli penjaga sebuah kelab malam di Korea.

Alasannya karena kewarganegaraannya.

Insiden itu, seperti dikutip dari Asia One edisi Selasa, menarik perhatian banyak media sosial selama akhir pekan.

Si wanita diidentifikasi sebagai Jessica Setia. WNI berusia 21 tahun ini tengah bersekolah di Korea selama dua tahun.

Ia menderita luka setebal 0,5 cm di bibir dan memar di dagu akibat terlibat perkelahian dengan penjaga sebuah kelab di Busan sekitar tengah malam Jumat, 1 September 2017.

Setia mengklaim bahwa orang Korea itu kasar. "Ia sangat rasis tanpa alasan...," katanya.

"Mereka membiarkan teman-temanku yang memiliki kewarganegaraan Korea masuk dengan mudah. ​​Ketika giliranku dan rekan dari Indonesia lain, dia mempersulit akses ke dalam kelab," ujar Jessica kepada The Korea Herald.

Kala itu Jessica melihat teman dari Indonesia dengan nama panggilan Gabrielle didorong oleh penjaga pintu kelab dan kartu identitasnya dibuang ke trotoar. Tak terima dengan pelakuannya, Jessica lalu mendorong pria tersebut.

Perkelahian pun terjadi. Mulut Jessica dipukul oleh petugas itu beberapa kali sampai bibirnya robek dan berdarah. Dia pun dibawa ke rumah sakit dan mendapat delapan jahitan.

Gabrielle mengatakan insiden itu terkait dengan etnis.

"Aku terbiasa dengan pandangan rendah terhadap orang Indonesia. Kupikir dia tidak menyukai orang asing, sehingga bersikap kasar kepada kami, terutama karena tak berkulit putih," tutur Gabrielle.

"Ketika kami kesal dan menunjukkannya kepadanya, kupikir itu semakin membuatnya marah," imbuh Gabrielle.

Pernyataaan Kelab Malam dan Polisi

Sejauh ini pihak kelab malam mengatakan kepada The Korea Herald bahwa tak ada diskriminasi berdasarkan etnis atau gender malam itu. Mereka pun menyatakan penyesalan atas kritik atas dan argumen sepihak.

"Kelab kami memeriksa identitas semua pelanggan terlepas dari etnis mereka, melalui prosedur yang sama. Tak ada diskriminasi rasial sama sekali," jelas pihak kelab tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Jessica yang pertama kali menggunakan kata-kata kutukan dan melepaskan tinjunya ke penjaga pintu. Tindakan penjaga untuk membela diri menyebabkan luka di bibirnya," tambah klub tersebut.

Kantor Polisi Seomyeon Busan mengatakan bahwa sebuah penyelidikan sedang dilakukan. Mereka yang terlibat pun dipanggil untuk bersaksi.

"Menurut penyelidikan kami, si pria mengklaim bahwa itu adalah serangan dua arah. Karena perkelahian, sisi kiri pipinya bengkak," jelas pihak kepolisian.

"Kami akan menyelidiki lebih lanjut kasus tersebut hari Senin," kata seorang petugas polisi dari tim yang bertanggung jawab atas investigasi awal kasus tersebut.

Saksikan juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.