Sukses

Presiden India Tunjuk Seorang Perempuan Jadi Menteri Pertahanan

Nirmala Sitharaman menjadi perempuan kedua yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan India setelah Indira Gandhi.

Liputan6.com, New Delhi - India memiliki menteri pertahanan baru. Ia adalah Nirmala Sitharaman, seorang perempuan kelahiran Madurai, 18 Agustus 1959.

Ia menjadi perempuan kedua yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan India. Sebelumnya, posisi itu dijabat oleh Indira Gandhi, yakni pada 1975 dan 1980-1982.

Dikutip dari BBC, Senin (4/9/2017), penunjukkan sebagai Sitharaman sebagai menteri pertahanan diumumkan pada 3 September 2017 waktu setempat. Jabatannya barunya tersebut, disambut dengan tangan terbuka oleh banyak pihak.

Sebelumnya Sitharaman menjabat sebagai menteri negara untuk perdagangan dan industri. Ia juga merupakan juru bicara Bharatiya Janata Party (BJP) yang saat ini memerintah India.

Sitharaman menggambarkan pengangkatannya sebagai cerminan dari meningkatnya status sosial perempuan di masyarakat India -- negara yang terkenal akan tingkat kesetaraan gender yang rendah.

"Tentunya pada saat ketegangan sedang berlangsung di perbatasan India, tak hanya dengan Pakistan tapi China, masuk akal untuk memiliki menteri pertahanan dengan latar belakang kredibel dengan beberapa tingkat keahlian," ujar sebuah opini di surat kabar The Economic Times.

Sedangkan media lain menggambarkan hal tersebut sebagai sebuah kejutan.

Para wartawan mengatkan bahwa Sitharaman akan menghadapi tugas besar untuk memodernisasi angkatan bersenjata India dan menerapkan investasi pemerintah secara besar-besaran. Meski demikian, pengangkatannya itu juga menuai kritikan.

Dari 27 menteri kabinet senior, India saat ini memiliki enam menteri perempuan. Angka tersebut merupakan jumlah tertinggi dalam lebih dari satu dekade.

Dalam perombakan kabinet itu, Menteri Perekeretaapian Suresh Prabhu mengajukan pengundurkan diri. Hal itu dilakukannya menyusul serentetan kecelakaan fatal.

Prabhu telah mengaku bertanggung jawab moral secara penuh atas kecelakaan kereta yang menewaskan setidaknya 23 orang. Hal itu ia katakan dalam sebuah pertemuan dengan perdana menteri pada Agustus 2017.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perempuan Lain di Jajaran Menteri India

Berbeda dengan Nirmala Sitharaman yang baru ditunjuk sebagai menteri, Sushma Swaraj telah menjabat sebagai menteri luar negeri sejak 2014.

Politisi kelahiran 14 Februari 1952 itu, dikenal aktif di Twitter. Ia menanggapi sejumlah kasus melalui media sosial berlambang burung biru itu.

Pada November 2016, Swaraj membantu mewujudkan pernikahan pasangan dari dua negara yang tengah berseteru, yakni India dan Pakistan.

Hal itu berawal saat pria asal India, Naresh Tewani meminta tolong kepada Swaraj melalui Twitter. Pasalnya, visa tunangannya yang berasal dari Pakistan, Priya Bachchani, mengalami penundaan.

Swaraj yang dikenal cepat dalam membalas pesan di Twitter tak mengecewakan Tewani. "Mohon jangan khawatir. Kami akan mengeluarkan visa," balas Swaraj kepada Tewani.

Kementerian Luar Negeri India memastikan bahwa 35 anggota keluarga Bachchani mendapatkan visa untuk menghadiri pernikahan. Pasangan itu berterima kasih kepada Swaraj karena telah membantu mereka di tengah memanasnya hubungan antara India dengan Pakistan.

Swaraj yang memiliki reputasi cukup baik di mata masyarakat India, mendapat banjiran bantuan berupa donor ginjal setelah ia mengumumkan sedang menjalankan tes untuk transplantasi.

Seorang insinyur berusia 24 tahun, Khemraj Sharma, mengaku bersedia mendonorkan ginjalnya jika diminta.

"Aku merupakan orang yang sangat sehat, sehingga aku bisa menawarkan ginjalku ke Suhsmaji. Ia telah melakukan banyak hal bagi warga India di luar negeri. Ia bahkan membuka kementeriannya pada hari Minggu untuk melayani warga India. Ini merupakan alasanku melakukannya," ujar Sharma.

Atas tawaran itu, Menlu Swaraj mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah memberi tawaran untuk mendonorkan ginjalnya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.