Sukses

Tanzania Siap Penuhi Kebutuhan Bahan Mentah di Indonesia

Demi meningkatkan perdagangan dengan Indonesia yang menurun Tanzania berencana siap memenuhi permintahan bahan mentah di RI.

Liputan6.com, Der es Saalam - Selama tiga hari, Dubes RI untuk Tanzania Ratlan Pardede telah melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Morogoro. Kunjungan dilaksanakan demi mengidentifikasi kembali sektor kerja sama potensial bagi peningkatan hubungan ekonomi dua negara.

Selama kunjungan tersebut, Pardede telah bertemu dengan Regional Commissioner (Gubernur) Morogoro, Ketua Kamar Dagang Investasi dan Agrikultur serta kalangan pengusaha.

Selain itu, Dubes Pardede juga menemui langsung petani dari Morogoro yang pernah mengikuti pelatihan tani oleh ahli pertanian asal Indonesia di Farmer Agriculture Research and Training Centre (FARTC).

“Indonesia dan Tanzania memiliki potensi untuk saling melengkapi satu sama lain di bidang perdagangan dan investasi. Untuk itu saya datang ke Morogoro dalam upaya meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dengan Tanzania” ucap Dubes Pardede dalam keterangan pers KBRI Dar Es Salaam kepada Liputan6.com.

Dubes Pardede menambahkan, nilai perdagangan Indonesia dengan Tanzania mengalami penurunan sebesar 5.39% pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015.

Sementara di saat yang bersamaan, terdapat peluang bagi Tanzania untuk mengisi kebutuhan bahan mentah bagi produksi industri Indonesia yang tidak sepenuhnya mampu dipenuhi oleh produksi di dalam negeri.

Gubernur Kebwe Stephen Kebwe menyatakan Provinsi Morogoro dapat menjadi pintu masuk bagi investasi Indonesia di Tanzania mengingat lokasinya yang cukup strategis.

"Ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di Morogoro, tidak hanya dikarenakan kondisi alam yang subur tetapi juga memiliki lokasi strategis di antara Dar es Salaam dan Dodoma" kata Gubernur Kebwe.

Apresiasi positif atas kesungguhan Pardede juga disampaikan oleh Mwadhini Myanza, Ketua Kamar Dagang Investasi dan Agrikultur Morogoro.

“Morogoro menyambut baik keinginan Dubes RI, untuk itu kami ajak Indonesia untuk dapat berinvestasi di sini” ungkap Mwadhini Myanza.

Morogoro adalah kawasan yang menjadi salah satu dari dua lokasi pusat penghasil beras di Tanzania.

Namun, minimnya dana pembangunan dan pengembangan kapasitas di sektor pertanian menyebabkan belum maksimalnya pengembangan jenis tanaman pangan lainnya di tengah banyaknya lahan tidur.

Selain berhasil menjaring masukan positif dari pengusaha dan pejabat daerah,  Pardede juga telah mengidentifikasi adanya keperluan atas mesin pengolah dan pengemasan produk pertanian di Morogoro.

Simak video berikut:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.