Sukses

Bayi Harimau Sumatera Lahir di Kebun Binatang Inggris

Seekor harimau Sumatera lahir di sebuah kebun binatang di Yorkshire, Inggris, pada 24 Agustus 2017.

Liputan6.com, Yorkshire - Seekor harimau Sumatera lahir di sebuah kebun binatang di Yorkshire, Inggris.

Kelahiran harimau Sumatera pada 24 Agustus sore itu, diumumkan lebih awal dari yang biasanya dilakukan Kebun Binatang Flamingo Land di Yorkshire Utara. Hal tersebut dilakukan agar anak-anak dapat datang dan melihatnya sebelum libur musim panas usai.

Manajer kebun binatang, Ross Snipp, mengatakan bahwa bayi harimau yang baru lahir itu terlihat sangat kuat. Sebelumnya induk bayi itu, Surya, pernah mengalami keguguran.

Namun pada 2014, Surya melahirkan tiga anak dan semuanya berada dalam kondisi sehat.

Surya dan ayah anak-anak itu, Bawa, dibawa ke kebun bintang tersebut sejak tujuh tahun lalu. Upaya membantu konservasi harimau Sumatera yang melatarbelakangi dilakukannya hal tersebut.

"Kami biasanya tak mengumumkan seawal ini, tapi kami sangat bangga atas kerja di bidang ini, dan ingin memberi anak-anak kesempatan untuk melihat bayi itu sebelum mereka kembali ke sekolah," ujar Snipp seperti dikutip dari The Telegraph, Senin (28/8/2017).

Sebelumnya seekor harimau Sumatera lahir di Kebun Binatang Nasional Smithsonian di Washington, Amerika Serikat. Induk anak tersebut, Damai, melahirkan bayinya pada 11 Juli 2017.

Damai tiba di Smithsonian dari San Diego Zoo pada 2011. Ayah sang bayi adalah Sparky berusia 13 tahun, yang berasal dari Kebun Binatang Louisville pada 2016.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nasib Harimau Sumatera di Alam Liar

Harimau Sumatera masuk ke dalam daftar hewan yang terancam punah. Menurut Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno, jumlah harimau sumatera dewasa di alam Sumatra yang tersisa hanya 600 ekor.

Jika dibiarkan, harimau sumatera bakal menyusul nasib dua sub spesies harimau endemik Indonesia, yakni harimau Bali dan harimau Jawa, yang dinyatakan punah pada 1930-an dan 1980-an.

Hal itu menjadikan harimau sumatera merupakan satu-satunya sub spesies harimau endemik Indonesia yang masih tersisa.

Saat ini, pemerintah mengalokasikan lebih dari 27 juta hektare sebagai areal utama perlindungan keanekaragaman hayati.

Luasan tersebut tidak termasuk kawasan-kawasan lindung yang ditunjuk oleh pemerintah daerah, wilayah lindung di areal produksi maupun wilayah-wilayah perlindungan lainnya.

Namun, strategi penyediaan kawasan konservasi saja tak cukup menyelamatkan nasib harimau sumatera.

Menurut Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno, menyebut dua masalah lain yang mempercepat kepunahan harimau Sumatera, yakni perburuan dan perdagangan ilegal, serta konflik antara manusia-harimau sebagai akibat berkurangnya habitat dan jumlah satwa mangsa (diburu).

 

Saksikan video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.