Sukses

Dahsyatnya Longsor Salju di Swiss yang Menghilangkan 8 Orang

Berikut ini rekaman detik-detik dahsyatnya longsor salju di Swiss, di mana 8 orang hingga kini masih dinyatakan hilang.

Liputan6.com, Swiss - Korban musibah tanah longsor Swiss bagian tenggara hingga kini belum juga ditemukan. Menurut keterangan polisi, delapan orang hilang dalam insiden tersebut.

"Delapan pendaki pendaki masih dinyatakan hilang, namun enam orang lain yang juga dilaporkan hilang belakangan, sudah ditemukan di Italia," kata polisi setempat seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (25/8/2017).

"Mereka yang hilang adalah warga negara Jerman, Austria dan Swiss," kata polisi tersebut.

"Sering ada pendaki di daerah yang terkena bencana," imbuh juru bicara polisi Graubunden, Markus Walser kepada harian Blick seraya menambahkan bahwa daerah tersebut sulit mendapat sinyal telepon genggam.

"Kami harap ini adalah alasan mengapa kami belum bisa menjangkau orang-orang yang diyakini berada di daerah tersebut," tambah Walser.

Menurut kantor penanganan bencana alam daerah setempat (AWN), longsor bergerak tanpa henti yang membentang di area 1.640 kaki. Akibatnya, menimbulkan getaran di seluruh Swiss berkekuatan 3 skala Richter yang dihitung oleh Swiss Seismological Service.

"Sejauh ini tak ada anak-anak yang dilaporkan sebagai orang hilang," tutur Andrea Mittner dari polisi Graubunden pada sebuah konferensi pers pada hari Kamis.

Dia mengatakan bahwa operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran dilakukan dengan menjelajahi daerah seluas 3 meter persegi. Sekitar 120 pekerja darurat, helikopter dan anjing penyelamat dikerahkan dalam upaya tersebut.

Polisi mengatakan 12 bangunan pertanian, termasuk lumbung dan kandang kuda hancur oleh aliran puing-puing, sementara jalan raya utama di Selatan Graubunden yang menghubungkan Stampa dengan Castasegna tertutup untuk lalu lintas.

"Daerah yang terkena dampak sangat luas," kata Simona Rauch, seorang pendeta Protestan di sebuah gereja di Val Bregaglia, sebuah lembah yang mengelompokkan beberapa desa termasuk Bondo.

Hingga kini warga belum diijinkan pulang ke rumah. Pihak berwenang mengatakan mereka akan mengevaluasi kembali situasi di sana pada Kamis siang.

"Orang-orang segera meninggalkan semuanya. Mereka tidak membawa apapun, karena mereka pikir mereka akan segera kembali," kata Rauch.

"Tidak ada yang menduga malapetaka semacam ini. Kami tidak tahu berapa lama mereka harus tinggal jauh dari rumah mereka, karena untuk sementara tidak ada air atau listrik di desa Bondo," tambah Rauch.

Warga ditempatkan di hotel terdekat, termasuk di desa Castasegna di perbatasan Italia.

Rauch mengatakan bahwa banyak penduduk Bondo juga menghabiskan malam di sebuah rumah pensiunan di desa terdekat, Spino. Di sana mereka menerima bantuan makanan, tempat tidur dan obat-obatan.

Belakangan beredar rekaman tanah longsor besar yang dimulai di pegunungan Swiss pada Kamis pagi waktu setempat.

Video tersebut menunjukkan sejumlah batu dan debu lepas dari sisi tebing gunung Piz Cengalo, dan mulai menyusuri lembah menuju Desa Bondo, di dekat perbatasan Italia yang mengakibatkan evakuasi warga secara mendadak. Sekitar 100 orang harus meninggalkan rumah mereka di kanton timur Grisons.

Tanah longsor pada Rabu bukanlah yang pertama menabrak Piz Cengalo. 

Berikut ini videonya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Potensi Longsor

Para ilmuwan mengatakan bahwa suhu di Pegunungan Alpen telah meningkat 1,5 derajat Celcius selama beberapa abad terakhir, dua kali lipat rata-rata di seluruh dunia.

Kenaikan suhu mencairkan tanah permafrost - sedimen, sedimen, atau batuan beku yang beku selama setidaknya dua tahun - menyebabkan longsor batuan dan banjir.

Ahli iklim mengatakan bahwa musim ski di Pegunungan Alpen akan secara signifikan lebih pendek di masa depan, dengan 70 persen lapisan salju saat ini di Swiss telah mencair pada akhir abad ini.

Pada bulan-bulan musim panas, wilayah di sekitar Alpen diperkirakan akan dilanda longsor yang mengakibatkan kehancuran infrastruktur dan bahkan kontaminasi air minum oleh lapisan es yang mencair.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.