Sukses

Serangan Koalisi Pimpinan Arab Saudi di Yaman Tewaskan 48 Orang

Serangan udara yang diduga kuat dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman menewaskan setidaknya 48 orang.

Liputan6.com, Sanaa - Sebuah serangan udara menewaskan setidaknya 48 orang di sebuah hotel di pinggiran Kota Sanaa, Yaman. Sedikitnya 26 orang dilaporkan terluka dalam peristiwa tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh otoritas setempat.

Menurut Ali Al-Asimi, seorang pejabat keamanan senior di Sanna, serangan udara tersebut dilancarkan oleh koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Sebagian besar korban tewas di hotel tersebut adalah pengusaha. Demikian seperti dikutip dari CNN pada Kamis (24/8/2017).

Pejabat Saudi belum memberi komentar terkait hal ini. Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan Yaman, serangan udara ke sebuah hotel tersebut adalah satu dari puluhan yang terjadi di negara itu.

Arab Saudi memimpin sebuah koalisi yang terdiri dari sejumlah negara Arab untuk melawan kelompok Houthi yang didukung Iran. Situasi Yaman dinilai sangat mengkhawatirkan bagi warga sipil, mengingat di tengah perang Houthi dan koalisi, kelompok teror bergerak leluasa tanpa hambatan.

Mohammed al-Sarhi, seorang petani, mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang tewas di hotel tersebut terkubur di bawah reruntuhan. Penyerangan terjadi ketika para korban tengah tidur.

Kementerian Dalam Negeri Yaman mengatakan, tujuh pejuang Houthi tewas dalam serangan udara koalisi di lokasi lain di Sanaa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serangan Koalisi Tuai Kecaman

Beberapa hari lalu, serangan udara koalisi Saudi juga menewaskan sedikitnya 12 warga sipil, termasuk di antaranya anak-anak.

Koordinator Kemanusiaan Inggris di Yaman, Jamie McGoldrick, dan kelompok lainnya mengungkap "keprihatinan mendalam" atas serangan koalisi pimpinan Saudi, di mana ia menuding pasukan koalisi telah melanggar hukum internasional.

"Itu adalah contoh dari kebrutalan di tengah konflik. Semua pihak dalam konflik terus menunjukkan ketidakpedulian terhadap perlindungan warga sipil dan prinsip pembeda antara warga sipil dan kombatan," ungkap McGoldrick.

"Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, bahkan perang harus memiliki aturan, dan aturan itu harus dihormati," tambahnya, seperti dikutip dari Independent pada Senin, 7 Agustus 2017.

Kelompok Houthi diketahui menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman. Sanaa, ibu kota negara, juga tak luput dari serangan udara Arab Saudi sejak koalisi pimpinan negara itu terlibat dalam perang saudara pada Maret 2015.

Saudi cs menentang apa yang mereka nilai sebagai upaya Iran untuk memperluas pengaruhnya di Yaman.

Perang saudara di Yaman telah memicu krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah dunia modern, di mana konflik menggusur lebih dari tiga juta orang dan membunuh setidaknya 10.000 orang. Sebagian dari mereka kehilangan nyawa karena kelaparan atau wabah kolera yang terus memburuk belakangan.

 

Saksikan video menarik berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.