Sukses

Studi: Status Sosial Bisa Dilihat dari Wajah Seseorang

Ternyata tanda positif pada wajah memiliki korelasi dengan kondisi kekayaan seseorang. Ini alasannya.

Liputan6.com, Toronto - Apakah Anda akan marah jika ada orang lain yang menduga sebagai orang miskin berdasarkan wajah. Atau sebaliknya, bangga disebut kaya karena penampilan Anda?

Bagaimana kalau penelitian ilmiah menduga status sosial kita memang bisa terbaca pada wajah?

Menurut suatu penelitian yang dilaporkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, banyaknya harta seseorang sebenarnya tersirat pada wajah. Apa maksudnya?

Dikutip dari theladders.com pada Rabu (23/8/2017), para peneliti di University of Toronto berupaya mengamati seberapa jauh bisa menganalisa seseorang hanya berdasarkan wajahnya.

Penelitian mereka melibatkan 81 mahasiswa S1, yang diminta mengamati foto 160 pria dan wanita kulit putih berusia antara 18 dan 35 tahun.

Foto-foto sengaja dipilih agar tak memberikan tanda-tanda khusus agar peserta penelitian tidak bisa membuat asumsi apapun berdasarkan tato, tindik, ataupun bulu-bulu wajah.

Para peneliti juga memotong foto agar para peserta penelitian tidak bisa melihat tinggi badan orang dalam foto. Semua foto ditampilkan secara grayscale. Kemudian para peserta diminta mengamati wajah-wajah yang ditampilkan.

Setengah jumlah orang dalam foto melaporkan memiliki penghasilan di atas US$ 150 ribu per tahun, setengah lagi memiliki penghasilan di bawah US$ 35 ribu per tahun.

Para peserta penelitian diminta menebak wajah orang kaya dan orang miskin. Mereka menjawab dengan benar pada angka 50 persen. Jadi tingkat pencapaian itu mirip dengan hasil tebakan acak.

Lalu apa yang terpampang pada wajah? Jawabnya: kekayaan kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mulut Menjadi Penentu?

Ilustrasi wajah manusia yang sedang tegang. (Sumber Pixabay)

Para peneliti menduga bahwa mulut kitalah yang mengungkapkan sesuatu.

Dalam eksperimen terpisah, para peneliti meminta peserta untuk menebak status sosioekonomi seseorang berdasarkan potongan foto yang hanya menampilkan mata atau mulut.

Peserta yang mengamati mulut menebak secara lebih tepat dibandingkan dengan peserta yang menebak dengan melihat mata.

Pimpinan penulisan penelitian, Nicholas O. Rule, menjelaskan kepada CNN, "Setelah kita menyadari adanya ekspresi-ekspresi emosional kasat mata, tentu masuk nalar kita kalau mulut menjadi yang paling kentara."

Mulut merupakan bagian wajah yang paling banyak dipakai terutama untuk menunjukkan emosi positif, misalnya tersenyum.

Secara umum, tanda-tanda positif apapun yang terlihat pada wajah memiliki korelasi dengan keadaan kekayaan seseorang.

Hal itu dapat dimengerti. Uang dapat membuat perbedaan antara gambaran bahagia pada mata yang berbinar dibandingkan dengan garis-garis kekhawatiran di sekitar mulut.

Seiring berjalannya waktu, perasaan-perasaan itu terukir secara permanen pada wajah kita.

Bagaimana bisa begitu?

Menurut para peneliti, otot-otot wajah manusia bisa meregang dan kulit wajah dapat terlipat seusai dengan ekspresi-ekspresi yang terjadi berulang dalam waktu lama.

Hasilnya adalah tampilan netral yang meniru keadaan perasaan paling sering pada diri kita.

Dengan kata lain, pengalaman-pengalaman hidup kita -- yang baik ataupun buruk-- 'tercetak' pada wajah.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

3 dari 3 halaman

Berdampak Kepada Pekerjaan

biasanya bos akan memperlihatkan gerak gerik tertentu apabila ada pegawai yang sukses membuatnya kagum di kantor.

Otot-otot wajahpun bisa berdampak pada kemungkinan kita diterima atau tidak diterima bekerja.

Ketika para peserta penelitian diminta untuk menilai wajah dalam foto yang akan sukses mendapatkan pekerjaan sebagai akuntan, para peserta lebih memilih foto orang-orang yang kaya.

Temuan ini terasa mengganggu karena membuktikan bahwa kesan pertama dapat melanggengkan perbedaan kelas sosial.

Maksudnya, seseorang yang terlihat stres dan miskin malah tidak mendapat pekerjaan dibandingkan dengan mereka yang terlihat rileks dan kaya.

Padahal kesan pertama itu sukar diubah. Orang bisa mengubah apa yang dipakai, tapi tidak bisa mengubah wajahnya.

Jadi, mungkin saran berikut layak dicoba.

Walaupun kita sedang berada dalam kesulitan finansial sekalipun, usahakan fokus pada hal-hal baik dalam kehidupan dan carilah cara-cra mengusir stres.

Cara pandang (outlook) yang positif akan terukir pada wajah kita, sehingga kita lah yang dipilih ketika kesempatan finansial positif tersedia di hadapan kita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.