Sukses

5 Orang yang Hadir di Upacara Pemakamannya Sendiri

Liputan6.com, New York - Pemakaman sering menjadi momen mengharukan bagi keluarga yang ditinggalkan. Berpisah dengan orang tercinta dan tak akan bertemu kembali di dunia nyata kerap membuat tangis haru tumpah di depan batu nisan.

Belum lagi kematian seseorang yang terjadi secara mendadak kerap membuat keluarga, teman, dan saudara terkejut.

Meski begitu, sejarah mencatat ada beberapa acara pemakaman yang membuat seluruh pelayat terkaget-kaget. Bukan karena jasad yang tak diterima bumi, melainkan orang yang semula dianggap meninggal tiba-tiba hadir di tengah-tengah upacara pemakaman.

Kasus semacam ini ada yang sengaja dibuat-buat, ada pula yang terjadi karena kesalahan informasi yang diberikan oleh orang lain.

Seperti dilansir dari laman Listverse, Selasa (22/8/2017), berikut 5 orang yang hadir di upacara pemakamannya sendiri:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Timothy Dexter

Pada Abad ke-18 ada seorang jutawan bernama Timothy Dexter yang dengan sengaja merencanakan upacara kematiannya. Dezter mengirimkan pemberitahuan berupa surat undangan keluarga dan orang-orang terdekat.

Ilustrasi pemakaman. (list25.com)

Saat upacara pemakaman berlangsung, ada 3.000 orang yang hadir dalam pemakaman tersebut. Motifnya adalah ingin mengetahui seberapa banyak orang yang sedih kepergian dirinya.

Selama acara berlangsung, ia bersembunyi dan melihat satu demi satu ekspresi para pelayat. Seorang pria pun rela ia bayar agar dapat berperan sebagai pendeta dan memimpin acara tersebut.

Setelah upacara selesai dan para pelayat berkumpul di rumah duka, tiba-tiba terdengar suara berisik dari arah dapur. Saat diperiksa ternyata terlihat sosok Dexter yang masih hidup memukul istrinya. Dexter memukul wanita tersebut setelah melihat sang istri tak menangis saat jasad bohongannya dimakamkan.

3 dari 6 halaman

2. Gilberto Araujo

Pada tahun 2012, Jose Marcos menerima telepon dari polisi yang memberitahu saudaranya yang bernama Gilberto Araujo telah terbunuh dan meninggal dunia.

Marcos segera berangkat ke kantor polisi dan mengidentifikasi mayat saudara laki-lakinya. Kala itu ia membenarkan jika mayat yang ditemukan adalah saudaranya. Untuk itu Marcos segera menyiapkan upacara pemakaman.

ilustrasi makam

Saat seluruh pelayat hadir dan berkumpul, tiba-tiba Araujo muncul. Hal tersebut seketika membuat tamu yang hadir kaget dan ada yang pingsan.

Araujo kemudian meyakinkan banyak orang jika dirinya masih hidup dan belum mati. Bahkan ia meminta seseorang agar dapat mencubitnya untuk membuktikan bahwa dirinya belum meninggal.

Setelah dapat meyakinkan orang banyak, barulah ketahuan ternyata mayat yang ada di rumah duka bukan Araujo melainkan jasad orang lain bernama Genivaldo Santos Gama yang memiliki wajah mirip Araujo.

4 dari 6 halaman

3. Kong Channeang

Kong Channeang mengalami gangguan kejiwaan. Pada siang hari keluarganya meninggalkan Kong di rumah sendirian -- hal biasa yang dilakukan oleh orang Kamboja.

Ilustrasi pemakaman (iStock)

Pada suatu hari di tahun 2014, Kong Channeang berhasil menyelinap keluar karena rantai yang biasa terpasang di tangan dan kakinya terlepas.

Pihak keluarga mencari Kong Channeang namun gagal. Beberapa hari kemudian, seorang warga menemukan sesosok jasad telah membusuk di tepi sungai.

Pihak keluarga percaya jika jasad tersebut adalah Kong Channeang dan segera mengatur pemakaman untuknya.

Namun, tiba-tiba seluruh pelayat yang hadir diam membeku ketika melihat Kong hadir di acara pemakaman. Seisi ruangan ketakutan dan menganggap itu adalah hantu Kong. Bahkan ayah Kong Channeang kabur saking ketakutan. Namun, pihak keluarga akhirnya percaya jika Kong masih hidup dan tak menjadi hantu.

5 dari 6 halaman

4. Zeng Jia

Pada tahun 2013, setelah mengahadiri pemakaman kakeknya, Zeng Jia memutuskan untuk mempersiapkan pemakamannya sendiri. Zeng menjadwalkan sebuah upacara pemakaman di rumah duka dan mengudang pihak keluarga dan teman-teman.

Ilustrasi pemakaman (iStock)

Ia bahkan membeli bunga, menyewa peti mati dan menyewa fotografer. Tak hanya itu seorang make-up untuk orang meninggal pun ia sewa agar terlihat seperti orang yang sudah meninggal.

Selama acara, Zeng berbaring di sebuah peti sambil memegang boneka Hello Kitty. Zeng memejamkan mata sambil mendengarkan ucapan duka yang dihantarkan oleh saudara, teman dan keluarga.

Zeng menghabiskan waktu selama satu jam untuk memejamkan mata. Namun, ia tak kuasa menahan tangis saat mendengar banyak ucapan terakhir dari orang-orang yang ia cintai. Dari pengalaman itu, Zeng menginginkan hal baru agar lebih dapat menghargai hidup.

6 dari 6 halaman

5. Zhang Deyang

Zhang Deyang belum pernah menikah dan memiliki anak. Ia begitu khawatir akan kehidupannya nya setelah meninggal. Dalam budaya Tionghoa, orang yang meninggal memiliki kebutuhan yang sama seperti orang yang hidup di dunia.

Ilustrasi pemakaman (iStock)

Keluarga yang nantinya akan bertanggung jawab untuk mengatur pemakanan dan membayar segala kebutuhan yang dikeluarkan.

Pada tahun 2016, ia memutuskan untuk mengorganisir sebuah pemakaman dan berpura-pura meninggal. Hal itu sengaja ia lakukan untuk mendapat perhatian dari banyak orang dan merasakan sensasi dicintai oleh banyak orang. Terlebih banyak orang yang hadir dalam upacara tersebut. Meski begitu, kematian Zhang bukan ah sungguhan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini