Sukses

5 Pengakuan Tokoh Dunia tentang Alien hingga UFO

Liputan6.com, Jakarta - Kisah penampakan bigfoot, penculikan oleh UFO, dan pertemuan dengan hantu kerap dipandang sebagai khayalan-khayalan orang bodoh atau gila.

Salah satu alasan sehingga orang yang skeptis menepis cerita-cerita fantastis tentang hal-hal supernatural adalah karena orang-orang yang menceritakan kejadian-kejadiannya.

Kaum skeptis berulang kali mengatakan, "Pertimbangkan sumber ceritanya."

Namun demikian, seperti disarikan dari Listverse.com, Jumat (18/8/2017), beberapa kisah yang sukar dipercaya justru dibeberkan oleh orang-orang penting.

Berikut ini adalah lima cerita yang seakan tidak nyata, namun diceritakan oleh sumber-sumber yang bukan sembarang orang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Charles Lindbergh dan Gremlin

Penerbang Charles Lindbergh mengaku merasa ada yang

Para penggemar serial The Twilight Zone cukup kenal gremlin, yaitu makhluk mistis yang bandel dan senang berada di sekitar pesawat terbang.

Cerita tentang gremlin bermula dari para pilot Angkatan Udara Inggris dalam Perang Dunia I. Mereka melaporkan telah melihat makhluk-makhluk kecil dalam kokpit atau di sayap pesawat mereka.

Laporan tentang gremlin terus berdatangan hingga Perang Dunia II. Beberapa pilot mengaku gremlin itu baik dan bahkan penolong karena membantu membimbing pilot agar tidak celaka.

Laporan lain mengatakan gremlin merusak dan berbahaya karena menenggak bahan bakar, menggigiti kabel, dan menggigit sayap hingga berlubang.

Charles Lindbergh menuliskan pengalamannya bertemu gremlin dalam buku berjudul The Spirit of St. Louis (1953). Ia menjelaskan gremlin sebagai "sosok berbentuk tak jelas, tembus pandang, terus bergerak, dan menumpang tanpa berat di dalam pesawat bersama-sama dengan saya."

"Sosok-sosok itu berbicara dengan suara manusia. Ramah, berbentuk seperti uap, tanpa zat, mampu lenyap sesukanya, masuk dan keluar menembus dinding badan pesawat seakan tidak ada apa-apa."

Suara-suara makhluk itu, menurut Lindbergh, seperti mengobrol sambil mengarahkan perjalanan saya, membahas masalah navigasi, menguatkan saya, sambil memberi pesan-pesan penting yang tak terjangkau dalam kehidupan biasa.

Cerita Lindbergh dapat dengan mudah diduga sebagai kelelahan setelah terbang selama beberapa jam, tapi ia mengkaitkan kisah itu dengan pengalaman spiritual yang membimbingnya untuk mempertanyakan hakikat keberadaan diri.

3 dari 6 halaman

2. Deke Slayton dan UFO

Astronot Donald K. Slayton dan kosmonot Aleksey A. Leonov dalam Modul Orbit Soyuz. (Sumber Wikimedia Commons)

Donald Kent Slayton telah menerbangkan 56 misi tempur di Eropa dan tujuh misi di Jepang dalam Perang Dunia II. Ia kemudian menjadi insinyur aeronautika dan, akhirnya, seorang astronot.

Pada 1975, Slayton bertugas sebagai pilot modul Apollo dalam suatu misi yang menjadi penanda sukses pertama kalinya ujian sistem penggabungan universal antara astronot Amerika Serikat dan kosmonot Uni Soviet.

Karena kontribusi itu dan beberapa pencapaian lainnya, Slayton dianugerahi medali dan piagam, termasuk NASA Exceptional Service Medal, NASA Outstanding Leadership Medal, dan Wright Brothers International Manned Space Flight Award.

Dalam beberapa rekaman ia menjelaskan pertemuan dengan benda yang awalnya dikira balon udara saat melakukan uji terbang pad 1951. Ketika Slayton mencoba kembali untuk melintas di atasnya, benda itu tidak lagi terlihat seperti balon melainkan “suatu piring yang tegak di tepinya."

Dalam buku berjudul Deke!, ia mengatakan benda itu kemudian "lepas landas, menanjak dengan sudut 45 derajat dan melakukan akselerasi hingga menghilang…jelaslah saya tidak bisa mengejarnya dengan pesawat bermesin piston, jadi saya berputar untuk kembali."

4 dari 6 halaman

3. Charlie Chaplin dan Manusia Katak

Charlie Chaplin adalah komedian legendaris (Wikipedia)

Charlie Chaplin dihormati sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sejarah film. Ia adalah seorang produser, penulis, sutradara, komposer, aktor, dan komedian yang naik daun berkat karakternya sebagai The Little Tramp.

Chaplin dilaporkan pernah merasa khawatir bertransisi ke film bicara setelah bertahun-tahun menjadi piawai melakukan seni pantomim, tapi ia meneruskan sukses bahkan setelah usainya masa film isu.

Dalam autobiografinya, Chaplin menceritakan tentang pengalaman aneh ketika masih remaja yang berkeliling bersama teater.

Ketika sedang menginap di suatu rumah pekerja tambang di Ebbw Vale, Wales, Chaplin menceritakan bahwa tuan rumahnya menawari ingin menunjukkan "manusia katak" bernama Gilbert.

Gilbert dijelaskannya sebagai "setengah pria tanpa kaki, dengan kepala terlalu besar dan datar, muka keputihan yang menjijikan, hidung yang melesak masuk, mulut lebar dan bahu serta tangan berotot untuk merangkak" dari bawah lemari.

Walaupun tidak memiliki kaki, pria itu memiliki "10jempol" tebal, pendek, dan gemuk, mencuat dari penutup seperti celana dalam yang terbuat dari kain flannel.

Gilber tersenyum kepada Chaplin sehingga memamerkan "sederetan gigi berwarna kuning yang saling renggang" sebelum melontarkan diri menggunakan tangan "hingga setinggi kepala saya."

Kisah Chaplin bukannya tidak bisa dipercaya, tapi sekadar aneh dan menyedihkan.

5 dari 6 halaman

4. Sir Edmund Hillary dan Yeti

Sir Edmund Hillary dan Rear-Admiral George Dufek, Scott Base, saat Commonwealth Trans-Antarctic Expedition, 1957. (Sumber Wikimedia Commons)

Pada 1953, Edmund Hillary dan Tenzing Norgay menjadi orang pertama yang mendaki puncak Gunung Everest, gunung tertinggi di atas permukaan laut.

Sebelumnya, Hillary memang sudah menjadi pendaki kawakan. Ia pernah menaklukkan pegunungan tertinggi di Selandia Baru, negeri asalnya, pada 1948.

Dalam bukunya yang berjudul High Adventure, Hillary menulis tentang pengalamannya pada ketinggian 5.800 kilometer di Himalaya pada 1952, setahun sebelum pendakian paling bersejarahnya.

"Kami sedang mendaki lereng terjal saat Pemba (seorang Sherpa) berhenti dan memungut sesuatu dari bebatuan. Ia kelihatan sangat senang dan menunjukkan temuan kepada Angpemba."

"Dengan sedikit penasaran, saya menanyakan tentang temuannya. Ia menaruh ke tangan saya sejumput rambut panjang berwarna hitam, tebal dan kasar, dan lebih mirip bulu. 'Yeti, Sahib! Yeti!'"

"Saya terkesan sekali dengan keyakinan mereka apalagi tempatnya bukan yang tempat wajar untuk menemukan rambut."

Hillary membicarakannya dengan penjelajah bernama George Lowe tentang temuan itu, tapi "melihat gelagat kami, Pemba mendekat dan tangannya yang uzur merampas bulu-bulu itu dan melemparkannya ke jurang."

Pengalaman itu amat membekas dalam diri Hillary sehingga di kemudian hari ia melakukan penyelidikan tentang keberadaan yeti. Ia menyimpulkan bahwa makhluk itu tidak ada.

Hillary membagikan temuan penelitian melalui artikel majalah LIFE pada 1961 tentang temuan-temuan terkait yeti. Artikel ditutup dengan kalimat "tidak diragukan lagi bahwa yeti sepantasnya ada dalam mitologi."

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

6 dari 6 halaman

5. King George V dan The Flying Dutchman

Lukisan kapal terkutuk The Flying Dutchman karya Charles Temple Dix. Keberadaan kapal terkutuk itu diduga sekedar gejala alam yang dikenal sebagai Fata Morgana. (Sumber Wikipedia Commons)

George V, Raja Inggris dalam Perang Dunia I, dikenang karena dukungannya kepada kelas menengah dan pengabdiannya kepada Inggris secara keseluruhan.

Pada 1881, di lepas pantai Australia, Raja George V yang dulu masih menjadi Pangeran George sedang berada dalam kapal perang HMS Insconstant bersama dengan abangnya, Pangeran Albert.

Di kemudian hari, catatan pribadi perjalanan mereka diterbitkan. Salah satu dari dua Pangeran menuliskan, "11 Juli. Pada pukul 04.00 pagi, kapal Flyng Dutchman melintas di bagian haluan kami."

"Suatu cahaya kemerahan yang aneh seperti kapal hantu yang berkobar, yang bagian tengahnya ada tiang-tiang dan layar-layar, pada jarak 180 meter dengan sisi lambung kiri depannya yang tampak jelas."

"Awak pengawas di tiang depan melaporkan kapal itu cukup dekat pada lambung kiri depan, demikian juga laporan perwira di menara pengawas…"

"Tapi ketika tiba, tidak ada jejaknya atau tanda apapun terlihat baik dekat kapal maupun jauh di cakrawala, padahal malam itu cerah dan lautnya tenang."

George atau Albert menambahkan bahwa, beberapa jam kemudian, salah satu kelasi juga melihat kapal itu "jatuh mulai dari tiang palang depan ke puncak tiang depan dan pudar menjadi atom-atom" lalu kemudian "terkubur dalam laut."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.