Sukses

Pria Bersenjata Samurai Serang Petugas di Kantor Presiden Taiwan

Pria bersenjata samurai menebas seorang polisi militer yang tengah berjaga di luar kantor kepresidenan Taiwan.

Liputan6.com, Taipei - Pria bersenjata pedang samurai yang membawa bendera nasional China menyerang kantor kepresidenan Taiwan. Ia menebas seorang polisi militer yang tengah berjaga di luar pada Jumat siang waktu setempat.

"Pria Taiwan yang ditangkap di lokasi kejadian mengatakan bahwa dia mengekspresikan pandangan politiknya dan mencuri pedang dari sebuah museum sejarah di dekatnya," kata polisi seperti dikutip dari Channel News, Jumat (18/8/2017).

"Penyerang mengambil palu dan memecahkan kotak display di museum sejarah untuk mencuri pedang samurai," tutur seorang pejabat polisi yang menangani insiden tersebut.

"Sebuah bendera nasional China ditemukan di ranselnya, dia mengatakan ingin menyatakan sikap politiknya di kantor kepresidenan," kata pejabat tersebut.

Juru bicara kepresidenan Taiwan, Alex Huang mengatakan bahwa pria yang diidentifikasi dengan nama keluarganya, Lu, menikam petugas yang berusaha menghentikannya memasuki kompleks dari sebuah gerbang samping.

Lu saat ini sedang diinterogasi oleh polisi.

"Petugas yang terluka kini dalam kondisi stabil setelah dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan," kata Huang.

Media lokal mengatakan, serangan yang melukai penjaga di leher itu terjadi saat kantor kepresidenan mengadakan acara keluarga untuk para staf.

Berdasarkan tayangan televisi yang beredar, Lu terlihat diusir oleh empat petugas dan diseret ke dalam mobil polisi di pintu samping kantor kepresidenan yang kini ditutup sejak serangan tersebut.

Kantor kepresidenan di pusat ibukota Taipei adalah markas besar Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen yang skeptis dengan Beijing.

Hubungan dengan pemerintah China telah memburuk sejak dia menjabat tahun 2016 lalu, karena dia menolak untuk menyetujui kebijakan Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari One China.

Menurut Tsai Ing-wen, Taiwan adalah pulau demokrasi yang memiliki kekuasaan sendiri. Namun Beijing tetap melihatnya sebagai bagian dari wilayahnya untuk dipersatukan kembali.

Kompleks dan area sekitar kantor kepresidenan Taiwan telah menjadi target serangan sebelumnya.

Pada November 2014, seorang sopir mencoba menabrakkan kendaraannya ke pintu depan kediaman presiden terdekat. Pelakunya mengatakan bahwa dia memprotes kebijakan kesehatan pendahulu Tsai, Ma Ying-jeou, yang berkuasa saat itu.

Pada Januari 2014, seorang pria mengemudikan truknya menerobos layar-anti peluru dan masuk ke gerbang utama kantor kepresidenan. Ia memprotes persidangan pengadilan yang melibatkan mantan istrinya.

Tak ada korban luka atas kedua insiden itu. Hanya salah satu sopir yang dilaporkan cedera.

Saksikan juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.