Sukses

Serangan Brutal ke Pangkalan Pasukan PBB di Mali, 7 Orang Tewas

Tindak kekerasan itu terjadi setelah serangan lain pada Senin 14 Agustus 2017, saat pasukan bersenjata melepaskan tembakan ke pihak PBB.

Liputan6.com, Timbuktu - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, kawanan bersenjata telah menyerang pangkalan pasukan pemelihara perdamaian di kota Timbuktu, Mali timur laut. Tujuh orang tewas dalam insiden yang terjadi Senin sore.

Dikutip dari laman Voice of America, Selasa (15/8/2017), para pejabat PBB mengatakan, para korban tewas itu adalah lima pengawal keamanan Mali, seorang polisi militer, dan seorang kontraktor Mali yang bekerja untuk misi PBB.

Mereka mengatakan, enam orang pelaku penyerangan juga tewas oleh pasukan pemelihara perdamaian PBB.

Tindak kekerasan itu terjadi setelah serangan lain pada hari Senin 14 Agustus 2017, di mana orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah pasukan pemelihara perdamaian PBB dan tentara Mali di kota Douentza, Mali Tengah.

Seorang anggota pasukan pemelihara perdamaian dan seorang tentara Mali tewas dalam serangan itu.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan itu dan mengatakan, mungkin hal itu termasuk kejahatan perang dalam undang-undang internasional.

Tidak ada yang menyatakan bertanggung jawab atas tindak kekerasan itu, tetapi kaum militan sering mengarahkan serangan mereka terhadap pasukan pemelihara perdamaian di Mali.

Lebih dari 100 anggota pasukan PBB telah dibunuh di Mali, sehingga operasi di negara itu adalah yang paling banyak korbannya -- dari 16 operasi perdamaian PBB secara global.

Pasukan penjaga perdamaian PBB bersama pasukan Prancis berada di Mali untuk membantu negara itu menangani pemberontakan yang tersisa di Mali utara.

Kaum militan yang berkaitan dengan Al Qaeda mengambil alih sebentar bagian utara negara itu tahun 2012 setelah kudeta yang gagal di Bamako.

Golongan militan juga telah menyebar ke Mali selatan, di sepanjang perbatasan dengan Burkina Faso.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.