Sukses

Ternyata, Ganja Berisiko Memicu Kematian Akibat Penyakit Ini

Di sejumlah negara bagian AS, penggunaan ganja sudah tidak digolongkan sebagai tindak pidana.

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan mengatakan, pengguna ganja atau mariyuana berisiko tiga kali lipat terkena darah tinggi atau hipertensi yang berakibat kematian, dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakannya.

Penemuan ini, yang merupakan hasil studi yang dilakukan terhadap 1.200 orang, akan memiliki implikasi di Amerika Serikat di antaranya. Pasalnya, sejumlah negara bagian di AS sudah melegalisasi mariyuana dan beberapa negara bagian lainnya mulai mengikuti langkah yang sama.

Di beberapa negara bagian, penggunaan ganja sudah tidak digolongkan sebagai tindak pidana.

"Dukungan terhadap penggunaan bebas ganja, sebagian disebabkan oleh klaim bahwa ganja bermanfaat dan kemungkinan tidak merusak kesehatan," kata Barbara Yankey, salah satu pemimpin penelitian tersebut di Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Georgia State seperti dikutip dari VOA Indonesia pada Jumat (11/8/2017).

"Sangat penting untuk menentukan apakah manfaat untuk kesehatan lebih besar dari potensi risiko kesehatan, sosial dan ekonomi. Apabila penggunaan ganja menyebabkan penyakit-penyakit kardiovaskular dan kematian, maka tergantung pada masyarakat kesehatan dan pembuat kebijakan untuk melindungi publik."

Ganja juga kadang digunakan untuk pengobatan, misalnya untuk glukoma.

Kajian yang dipublikasikan di The European Journal of Preventive Cardiology, adalah kajian lanjutan restropektif terhadap 1.213 orang berusia 20 tahun atau ke atas yang terlibat dalam Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Nutrisi Nasional skala besar dan berkelanjutan. Antara tahun 2005 - 2006, mereka harus menjawab pertanyaan apakah mereka pernah menggunakan ganja.

Untuk kajian yang dilakukan Yankey, informasi penggunaan ganja digabungkan dengan data mortalitas atau angka kematian tahun 2011 dari Pusat Statistik Kesehatan Nasional Amerika dan disesuaikan dengan faktor-faktor pembaur seperti merokok dan variabel lain seperti jenis kelamin, usia, dan latar belakang etnis.

Rata-rata durasi penggunaan ganja atau kanabis di kalangan pengguna adalah 11,5 tahun.

Hasilnya menunjukkan pengguna ganja memiliki 3,42 kali lipat risiko untuk mengalami kematian akibat hipertensi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan. Risiko meningkat 1,04 kali untuk setiap tahun penggunaan.

Tidak ada hubungan antara penggunaan ganja dan kematian akibat penyakit jantung atau serebrovaskular seperti stroke.

Yankey mengatakan terdapat sejumlah kekurangan dalam hal bagaimana penggunaan ganja tersebut dinilai, termasuk bahwa para peneliti tidak yakin apakah konsumen menggunakan mariyuana secara terus-menerus sejak mereka mencobanya untuk pertama kali.

Namun, ia mengatakan hasil-hasil tersebut cocok dengan risiko-risiko yang dapat diterima karena ganja diketahui mempunyai efek terhadap sistem kardiovaskular.

"Ganja menstimulasi sistem syaraf simpatetik, kemudian meningkatkan detak jantung, tekanan darah dan kebutuhan oksigen," ia menjelaskan.

Para ahli yang tidak terlibat langsung dalam kajian tersebut mengatakan hasil-hasil tersebut harus diulangi, namun sudah menimbulkan kekhawatiran.

"Meskipun ada pandangan umum yang menyatakan kanabis tidak berbahaya, penelitian ini menambah daftar kajian-kajian lain yang mengindikasikan sebaliknya," kata Ian Hamilton, dosen kesehatan jiwa di Universitas York di Inggris.

 

Saksikan video berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.