Sukses

Fakta Guam, Pulau Kecil Milik AS yang Jadi Target Rudal Korut

Guam terancam hancur lebur akibat ancaman Korut yang ingin menembakan rudal ke wilayah.

Liputan6.com, Guam - Masyarakat Guam ketakutan. Korea Utara mengancam akan menembakkan misil jarak jauhnya, ke wilayah teritori Amerika Serikat di Pasifik tersebut.

Wajar warga Guam ketar-ketir. Pasalnya, jarak pulau tersebut dengan Korut cuma 3.430 kilometer.

Ancaman Korut terhadap Guam memunculkan pertanyaan besar? Kenapa AS bisa punya teritori yang berjarak 11.556 dari datarannya?

Begini penjelasannya.

Guam selama hampir empat abad merupakan bagian dari Spanyol. Namun, pada 1899, AS mulai mencoba menduduki pulau tersebut.

Spanyol mencoba melawan. Namun, Negeri Matador kalah dan harus rela memberikan Guam dan sisa jajahannya yang lain seperti Filipina, Kuba, dan Puerto Rico ke tangan AS.

Kekuasaan AS sempat berpindah tangan ke Jepang. Negeri Matahari Terbit merebut Guam sesaat setelah menyerang Pearl Harbor pada 1941 lalu.

Guam di foto dari angkasa luar (Foto:NASA)

Pada 1944, AS mencoba kembali ke Guam. Mereka melawan kekuasaan Jepang di pulau tersebut lewat perang besar yang dikenal dengan 'Battle of Guam'.

Pulau ini pun berubah jadi medan pertempuran. Akhirnya setelah 18 ribu tentaranya tewas dan ratusan lainnya menyerahkan diri pada 1972, Jepang resmi menyerah.

AS sejak tahun tersebut memberikan status kepada Guam sebagai bagian unincorporated and organized territory. Warga Guam diberi kewarganegaraan AS namun tidak mempunyai hak politik untuk ikut dalam pemilihan umum.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pangkalan AS yang Diincar Korut

Pada masa sekarang, walau jauh dari dataran AS. Guam memegang peranan sangat penting.

Wilayah tersebut adalah kunci strategi militer AS di wilayah Pasifik.

Dalam beberapa tahun ke depan, Washington telah berencana memindahkan ribuan pasukannya dari pangkalan militer di Okinawa ke Guam.

Suasana pantai, perahu dan pohon kelapa tergambar dalam Bendera Guam. Guam memang memiliki banyak pantai cantik. Maka sangat wajar jika benderanya bergambar pantai. (Wikipedia.com)

Dilansir dari BBC, Rabu (9/8/2017), periswisata merupakan penopang utama perekonomian di Guam.

Perluasan kehadiran militer, di masa depan diperkirakan akan meningkatkan ekonomi di Guam. Selain itu, potensi perdagangan Guam begitu tinggi karena posisinya yang dekat Taiwan dan Korea.

Saat ini populasi penduduk Guam sebanyak 184 ribu. Luas pulaunya 541 kilometer persegi. Masyarakat Guam dipimpin seorang Gubernur yang merupakan politikus Partai Republik Eddie Calvo.

3 dari 3 halaman

Merasa Dikorbankan Donald Trump

Kecemasan menghantui pikiran warga Guam saat ini. Mereka ketar ketir setelah mendengar Korut siap melepaskan rudal ke wilayah tersebut.

Kami bisa hancur berkeping-keping," kata mantan guru bernama Eileen Benavente-Blas dalam komentarnya di laman komunitas Facebook.

Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump (AP Photo/Alex Brandon)

"Jangan-jangan, Donald Trump tidak tahu di mana Guam berada sementara dia berkicau dalam Twitter bahwa pulau kami berada dalam ancaman nuklir Korea Utara," lanjutnya.

Sementara penduduk dengan akun Milan Strong InFaith menulis dengan kekhawatiran sama.

"Bilang pada dunia, kami-- Guam-- adalah pion dari perang. Ancaman kerusakan beruntun di depan mata, seperti korban yang akan berjatuhan gara-gara dua pemimpin manja dan busuk Trump dan Kim," tulisnya.

"Kim ingin membunuh kami dengan ICBM (rudal antar benua) miliknya karena kami merupakan bagian dari AS... sementara AS ingin menghancurkan kehidupan kami semua dengan cara militerisasi untuk memporak-porandakan ekosistem kami," tulis akun Milan.

"Para pribumi Chamorro, tak memiliki suara terhadap para tiran. Benarkah ini kebebasan kami? Bahkan saya tidak pernah memilih presiden AS yang menjadikan rumah kami sebagai tameng dengan menjadi target di kawasan Asia-Pasifik. Di mana suara kami?" lanjut Milan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini