Sukses

Kisah Nenek 82 Tahun yang Ciptakan Aplikasi Gim untuk Kaum Lansia

Pada usia 60 tahun, Masako mulai bekerja keras dan secara aktif menggali keterampilan baru agar tetap gesit di usia tua.

Liputan6.com, Tokyo - Lazimnya, seorang nenek mengisi waktu luang dengan cara menjahit dan menyulam. Namun, beda halnya dengan Masako Wakamiya. Nenek berusia 82 tahun asal Jepang ini menjadi salah satu pengembang aplikasi gim untuk kaum lansia.

Pada masa muda, Masako mengaku masih menggunakan sempoa sebagai alat hitung. Kini alat tersebut tak lagi ia gunakan. Berkat kecerdasan dan ketekunannya, ia mampu membuat aplikasi permainan untuk ponsel cerdas dari merek terkenal.

Dikutip dari laman Asia One, Selasa (8/8/2017), keputusan Masako untuk terjun dalam bidang coding berawal dari rasa frustrasi terhadap kurangnya kesempatan yang diberikan oleh industri teknologi untuk melibatkan kaum lansia.

Pada usia 60 tahun, ia mulai bekerja keras dan secara aktif menggali keterampilan baru agar tetap gesit di usia tua.

"Seiring bertambahnya usia, Anda akan kehilangan banyak hal. Mulai dari suami, pekerjaan, penglihatan, bahkan rambut Anda. Minusnya cukup banyak, tetapi Anda harus mempelajari sesuatu hal yang baru. Entah itu pemprograman atau piano. Ini adalah nilai tambah dan dapat memotivasi kita agar tetap semangat dalam menjalani kehidupan," ujar Masako.

"Di era digital seperti sekarang, apabila Anda berhenti belajar, maka itu akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari Anda," ujar Masako.

Masako mulai tertarik dengan komputer pada tahun 1990, yakni saat ia pensiun sebagai pegawai bank. Butuh waktu berbulan-bulan bagi Masako untuk mempersiapkan sistem komputernya.

Saat ini banyak sekali sebuah aplikasi gim populer yang diciptakan untuk anak muda. Ia berinisiatif untuk menghubungi pihak pengembang dan meminta dibuatkan aplikasi khusus lansia.

Namun, tak ada yang menanggapi permintaannya tersebut. Untuk itu, ia bertekad untuk menciptakan aplikasi itu sendiri.

Pada awal percobaan, Masako mempelajari dasar-dasar pengodean dan mengembangkan aplikasi Hinadan -- salah satu aplikasi gim untuk lansia Jepang.

Berkat keahlian dan keunikan aplikasi yang ia buat, pihak Apple mengundang Masako untuk berpartisipasi dalam pertemuan bergengsi bernama Worldwide Developers Conference.

Sumber Inspirasi

Hinadan (tangga boneka) terinspirasi dari Hina Matsuri, festival boneka yang berlangsung setiap Maret. Pada festival tersebut, terdapat banyak boneka hias yang bertema kekaisaran.

Aplikasi gim yang saat ini hanya tersedia dalam bahasa Jepang tersebut telah diunduh sebanyak 42 ribu kali dengan ratusan komentar positif dari penggunanya.

Angka ini cukup besar bagi sebuah aplikasi baru. Berkat kepopuleran gim ini, Masako berencana untuk merilis gim dalam versi bahasa Inggris, China, dan Prancis pada festival Hina Matsuri tahun depan.

Keberhasilan Masako yang telah terjun ke dalam dunia teknologi, mematahkan pandangan bahwa seorang lansia sudah tak patut berkecimpung di dunia ini.

"Cara yang saya gunakan untuk memastikan para lansia menggunakan aplikasi ini dengan cara menjelaskan kepada mereka bahwa program ini telah dirancang secara khusus. Para lansia harus menyadari ancaman hilangnya penglihatan dan pendengaran sudah di depan mata," ujar Masako.

"Bahkan jari-jemari para lansia akan kaku jika tak dilatih dengan teratur. Melalui aplikasi ini, para lansia akan diajak untuk melatih kemampuan motorik mereka kembali," tambah Masako.

Tak Ada Waktu untuk Sakit

Masako mengakui, ada banyak kendala yang ia temukan selama mengerjakan aplikasi tersebut. Meski begitu, rasa penasaran dan pantang menyerah semakin terasa apabila proyek tersebut tak dapat terlaksana.

Lebih dari seperempat populasi warga Jepang berusia 65 tahun ke atas. Dan diprediksi akan meningkat menjadi 40 persen pada 2055. Pemerintah Jepang tengah berjuang untuk memastikan populasinya tetap aktif dan sehat.

"Saya ingin melihat semua lansia di Jepang memiliki motivasi yang sama," kata seorang pejabat Negeri Sakura tersebut.

Masako mengatakan, tujuan utama pembuatan aplikasi tersebut untuk menghibur orang tua.

"Kebanyakan lansia telah meninggalkan gagasan untuk belajar. Mengisi waktu dengan belajar dan menciptakan hal-hal baru adalah cara yang saya gunakan agar terhindar dari berbagai macam penyakit," ujar Masako.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.