Sukses

Tewaskan 12 Warga Sipil Yaman, Serangan Udara Arab Saudi Dikecam

Arab Saudi dituding mengabaikan kehidupan manusia dengan melancarkan serangan udara yang menewaskan sejumlah warga sipil.

Liputan6.com, Sanaa - Seorang pejabat senior PBB di Yaman mengutuk serangan udara yang dipimpin Arab Saudi, dengan menyebut tindakan itu menunjukkan "ketidakpedulian" menyeluruh atas kehidupan manusia. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 12 warga sipil, termasuk anak-anak.

Tiga perempuan dan enam anak dari satu keluarga terbunuh saat tengah tidur dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan Arab Saudi pada dini hari. Menurut petugas medis, korban termuda yang tewas dalam peristiwa itu berusia dua tahun.

Sementara itu, warga sipil terbunuh dan 10 lainnya cedera dalam serangan yang terjadi di Provinsi Saada. Hal ini diungkapkan Koordinator Kemanusiaan Inggris di Yaman, Jamie McGoldrick, dan kelompok lainnya.

Dalam sebuah pernyataan resmi, McGoldrick mengungkap "keprihatinan mendalam" tentang tindakan yang dipimpin Saudi, di mana ia menuding pasukan koalisi telah melanggar hukum internasional.

"Sementara itu, insiden baru ini masih diinvestigasi oleh Kantor Komisioner Tinggi untuk HAM, itu adalah contoh dari kebrutalan di tengah konflik. Semua pihak dalam konflik terus menunjukkan ketidakpedulian terhadap perlindungan warga sipil dan prinsip pembeda antara warga sipil dan kombatan," ungkap McGoldrick.

"Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, bahkan perang harus memiliki aturan dan aturan itu harus dihormati," tambahnya, seperti dikutip dari Independent pada Senin (7/8/2017).

Yaman telah terkoyak oleh perang saudara di mana pemerintah Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi didukung oleh koalisi Saudi, sementara pemberontak Houthi bersekutu dengan Iran.

Kelompok Houthi diketahui menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman. Sanaa, ibu kota negara, juga tak luput dari serangan udara Arab Saudi sejak koalisi pimpinan negara itu terlibat dalam perang saudara pada Maret 2015.

Saudi cs menentang apa yang mereka nilai sebagai upaya Iran untuk memperluas pengaruhnya di Yaman.

Sejauh ini, pemerintah Saudi menolak berkomentar atas serangan udara terakhir yang dikecam kelompok HAM. Tidak jelas apakah terdapat kesalahan dalam tindakan tersebut, tapi pihak koalisi menegaskan bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil.

Perang saudara di Yaman telah memicu krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah dunia modern, di mana konflik menggusur lebih dari tiga juta orang dan membunuh setidaknya 10.000 orang. Sebagian dari mereka kehilangan nyawa karena kelaparan atau wabah kolera yang terus memburuk belakangan.

Palang Merah telah memperingatkan, sekitar 600 ribu orang dapat terkontaminasi kolera karena epidemi tersebut menyapu wilayah Yaman. Sekitar 70 persen dari populasi Yaman yang berjumlah 27 juta jiwa kini sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Sebanyak 14,5 juta orang tidak memiliki akses terhadap air bersih secara teratur dan 7,3 juta orang dilanda kelaparan. Tragisnya, hanya kurang dari separuh pusat-pusat kesehatan yang masih berfungsi.

Intervensi Arab Saudi dalam perang Yaman dinilai kebanyakan pihak semakin memperparah krisis. Mereka dikabarkan menghalangi pengiriman bahan bakar untuk pesawat PBB yang akan membawa bantuan kemanusiaan.

Pemerintah Barat, termasuk Inggris, dikritik karena memungkinkan konflik terjadi dengan menjual senjata ke Arab Saudi.

 

Saksikan video menarik berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.