Sukses

5 Tempat Tinggal Unik Ini Benar-Benar Dihuni Manusia

Berikut 5 tempat tinggal unik, nyeleneh, dan tidak dapat dipercaya benar-benar dihuni oleh manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang sejarah manusia hidup di Bumi, ada beberapa kasus ketika para Homo sapiens ditemukan tinggal di habitat yang tak terbayangkan. Mulai dari menghuni istana musim panas yang megah nan luas, hingga tinggal di igloo sempit di Arktika yang dingin.

Ada juga sekelompok manusia lain yang terpaksa tinggal di wilayah kumuh akibat kondisi kemiskinan dan himpitan ekonomi. Kelompok manusia seperti itu nampak tidak memiliki pilihan lain selain menghuni gubuk yang memprihatinkan.

Namun, ada juga beberapa kasus ketika manusia --dari berbagai opsi yang ada-- justru memilih tempat tinggal yang tidak biasa karena kecenderungan pribadi yang eksentrik. Seperti tinggal di kubus besi bekas peti kemas atau bangkai pesawat.

Dari berbagai contoh, berikut 5 tempat tinggal yang unik, nyeleneh, dan tidak dapat dipercaya benar-benar dihuni oleh manusia, seperti yang Liputan6.com rangkum dari Listverse.com, Minggu, (6/8/2017).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Rumah Kertas

Furnitur di rumah tidak selalu terbuat dari bahan kayu, rotan, plastik, atau logam. Sudah mulai banyak inovasi baru, seperti kertas.

Ada yang tak biasa dari mimpi Ellis F. Stenman. Di kala sebagian besar orang ingin tinggal di rumah mewah nan megah berlantai marmer dan berdinding pualam, pria asal Massachusetts itu justru ingin memiliki hunian yang terbuat dari kertas.

Ia pun merealisasikan visinya pada 1924. Saat itu, ia sukses membangun sebuah rumah musim panas di Massachusetts yang seluruh fondasi dan furniturnya terbuat dari kertas. Setiap kertas yang ada di rumah itu dikuatkan dengan lem dan cairan pernis.

Bangunan itu adalah salah satu hal unik dan langka dalam sejarah manusia. Yang lebih luar biasa lagi adalah rumah kertas itu telah berdiri hampir seabad lamanya.

 

3 dari 5 halaman

2. Truk yang Terparkir di Kantor Google

Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Sekitar tahun 2015, seorang karyawan magang Google yang berusia 23 tahun bernama Brandon membuat tempat tinggal untuk dirinya sendiri menggunakan truk seluas 12 meter persegi.

Sebelumnya, Brandon ditawarkan hunian di perumahan perusahaan termurah. Namun, menurutnya, membayar sewa US$ 65 per malam untuk sebuah kamar yang akan jarang ia huni --mengingat waktu magang di Google yang sangat padat-- adalah sebuah pemborosan.

Ditambah lagi, Brandon tengah menabung untuk hipotek universitas dan rencana investasi sebuah usaha. Dengan menghemat US$ 65 per hari akan semakin mempercepat pundi-pundi tabungannya bertambah.

Hal itulah yang membuat Brando berkeinginan untuk tinggal di sebuah truk yang terparkir di kantor Google tempat ia bekerja.

Selama di sana, ia menjalani gaya hidup sederhana, hanya dengan tempat tidur, meja rias, dan rak mantel buatan sendiri.

Brandon sarapan, makan siang, dan makan malam di tempat kerja dan mandi di kamar mandi perusahaan.

Truk Brandon tidak memiliki sambungan listrik, jadi dia tidak perlu membayar tagihan listrik. Mengatasi hal itu, semua baterai untuk alat elektronik yang ia punya diisi di Google

Tujuan Brandon adalah untuk melunasi pinjaman mahasiswa dan melakukan investasi besar untuk menjamin masa depannya.

Ia pun mengelola sebuah laman blog yang berisi pengalamannya selama hidup di dalam truk yang terparkir di kantor Google. Raksasa teknologi itu hingga kini tak pernah berkomentar atas pengalaman eksentrik salah satu pemagangnya itu.

 

4 dari 5 halaman

3. Benteng Tengah Laut

Sealand (Wikimedia Commons)

Sealand, sebuah benteng laut bekas Perang dunia II, terletak sekitar 12 km di lepas pantai Suffolk, Inggris. Terletak di tengah laut dan terisolasi, Sealand biasanya menjadi pilihan terakhir untuk tempat tinggal bagi orang biasa.

Namun, beberapa orang luar biasa berpikiran lain dan memutuskan untuk menjadikan bangunan terisolasi itu sebagai hunian. Bahkan, para penghuni menganggap Sealand lebih dari sebuah rumah, melainkan sebuah negara.

Penduduknya menobatkan seorang raja atau pemimpin 'negara Sealand', memiliki dewan pemerintahan, mata uang, dan sistem surat-menyurat sendiri. Pada 1967, Sealand memproklamirkan 'kemerdekaannya' dari Persemakmuran Inggris.

Pada satu titik, penduduk Sealand membuat paspor internasional mereka sendiri. Penduduk juga menghasilkan air minum mereka sendiri dan melakukan penangkapan ikan.

Akan tetapi, untuk memenuhi kebutuhan lain, mereka harus 'mengimpor' sebagian besar makanan dan persediaan lainnya dari daratan Inggris.

Kehidupan di Sealand itu sulit, tapi penghuninya menyukainya seperti itu. Tidak ada mesin pencuci pakaian atau piring, tapi orang-orang senang dengan kehidupan mereka.

 

5 dari 5 halaman

4. Bangkai Pesawat Boeing 727

Doc: Mirror

Kisah menakjubkan lain dari manusia yang tinggal di tempat tinggal yang tak biasa adalah kasus Bruce Campbell. Ia tinggal di bangkai pesawat Boeing 727 yang jatuh di tengah hutan Oregon, Amerika Serikat.

Sebenarnya, Bruce bisa membeli rumah yang layak. Namun, karena memiliki mimpi untuk tinggal di dalam pesawat, dan seperti kata pepatah; "tak ada rotan, akar pun jadi", pria itu memanfaatkan bangkai Boeing 727 menjadi hunian impiannya.

Di gubuk burung besinya itu, Bruce menjalani kehidupan yang sederhana: ia tidur di kasur lipat, mandi di kamar mandi rakitan, menggunakan kabin sebagai ruang keluarga, dan memasak dengan microwave atau pemanggang roti. Sebagian besar makanannya adalah makanan kalengan dan sereal untuk penumpang pesawat.

Kisah Campbell adalah tindakan berani dan luar biasa, mengingat fakta bahwa ia tidur di malam hari sendirian di hutan Oregon yang lebat.

 

Saksikan juga video berikut ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.