Sukses

2 Permintaan Korsel Ini Belum Direspons Korea Utara

Menurut Korsel, ada dua permintaan yang hingga saat ini belum ditanggapi oleh Korut. Apa saja?

Liputan6.com, Manila - Meningkatnya uji coba rudal dan nuklir Korea Utara membuat tensi di Semenanjung Korea semakin tinggi. Kondisi ini menuai kekhawatiran di kawasan, terutama tetangga Pyongyang, Korea Selatan.

Di sela-sela ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM) ke-50 yang berlangsung di Manila, Filipina, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha.

"Kita ingin mendengar dari Korea Selatan mengenai pendekatan yang akan diambil oleh Korea Selatan mengenai situasi di Semenanjung Korea. Beliau mengatakan bahwa setidaknya ada dua hal yang sudah diajukan oleh Korea Selatan yang sampai saat ini belum ditanggapi oleh Korea Utara," ujar Retno dalam press briefing, Sabtu (5/8/2017).

"Pertama adalah family reunion dan satu lagi adalah military hotlines. Jadi, dua hal itu yang sudah ditawarkan oleh Korea Selatan, tetapi sampai sekarang belum direspons oleh Korea Utara," imbuh dia.

Family reunion adalah upaya mempertemukan kembali keluarga yang terpisah sejak Perang Korea, sedangkan military hotlines merupakan jalur komunikasi langsung militer.

Selain itu, Retno menawarkan kepada Korsel atas hal-hal yang dapat dilakukan ASEAN dalam menjembatani perbedaan.

"Di ASEAN ada tradisi dialog, penyelesaian secara damai, penyelesaian secara politik yang diyakini bahwa budaya tersebut yang membuat ASEAN bertahan sampai 50 tahun," ujar mantan Duta Besar RI untuk Belanda itu.

"Oleh karena itu, kita juga menyampaikan kesiapan kita untuk menjembatani perbedaan yang ada," imbuh dia.

Retno mengatakan, dirinya akan berkomunikasi mengenai masalah Semenanjung Korea dengan beberapa negara kunci lain, yakni Korea Selatan, AS, China, dan Jepang dalam AMM ke-50.

Selain bertemu dengan Korea Selatan pada 5 Agustus 2017, Menlu Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan Vietnam, Sri Lanka, dan Australia.

Negosiasi soal tata batas maritim yang terkait dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) menjadi bahasan dalam pertemuan dengan Vietnam. Sementara itu, Sri Lanka mengapresiasi pemerintah RI atas bantuan beras selama negara itu mengalami kekeringan.

Sri Lanka juga menyampaikan undangannya kepada Presiden Indonesia untuk berkunjung ke negaranya. Hal tersebut juga akan menjadi yang bersejarah, karena sudah 41 tahun tak ada kunjungan Presiden RI ke Sri Lanka.

Dengan Australia, Indonesia membahas soal kerja sama sub regional mengenai counterterrorism yang ada di Manado dan turunan dari pertemuan itu. Bali Process, pertemuan Two Plus Two (2+2), serta isu soal Semananjung Korea dan Laut China Selatan juga dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut.

 

Simak video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.