Sukses

Kepala Staf Gedung Putih Baru Pilihan Trump Mulai Beraksi

John Kelly, sosok kepala staf Gedung Putih yang baru menerapkan kepemimpinan ala militer. Seluruh staf diwajibkan melapor kepadanya.

Liputan6.com, Washington, DC - Gedung Putih kedatangan penghuni baru. Ia adalah John Kelly yang dipilih Presiden Donald Trump untuk mengisi posisi kepala staf Gedung Putih.

Tidak lama setelah menjejakkan kaki di kediaman resmi sekaligus kantor presiden AS, Kelly langsung beraksi. Ia menerapkan kepemimpinan ala militer di tengah kekacauan yang mewarnai Gedung Putih dalam hari-hari terakhir.

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders mengonfirmasi bahwa pada hari pertama Kelly bertugas, seluruh staf akan melapor kepadanya. Ini ditujukan untuk memberikannya "otoritas penuh" dan membawa "struktur, disiplin, dan kekuatan" baru dalam tim.

Sanders menegaskan seluruh staf yang dimaksud harus melapor ke Kelly termasuk sejumlah orang di ring satu presiden, seperti putrinya Ivanka Trump, menantunya Jared Kushner, serta kepala strategi dan penasihat seniornya Steve Bannon.

"Itu termasuk semua orang di Gedung Putih. Saya rasa Jenderal Kelly akan membawa struktur, disiplin, dan kekuatan baru di Gedung Putih. Dan kami semua bersemangat bekerja dengannya," terang Sanders, seperti dikutip dari News.com.au pada Rabu (2/8/2017).

Tidak hanya itu, pada hari pertamanya di Gedung Putih, Kelly menjadi berita utama setelah ia memecat Anthony Scaramucci sebagai direktur komunikasi, hanya 10 hari setelah ia bertugas.

Sanders sendiri tidak gamblang menyebut pemecatan Scaramucci dilakukan oleh Kelly. Menurutnya, baik Trump maupun Kelly menginginkan Scaramucci hengkang dari jabatannya.

Lebih lanjut, perempuan itu menjelaskan bahwa komentar kasar Scaramucci terhadap staf senior Gedung Putih lainnya merupakan penyebab ia dipecat.

"Ia tidak ingin membebani Jenderal Kelly. Seperti yang sudah kami jelaskan beberapa kali dalam beberapa hari terakhir, Jenderal Kelly memiliki otoritas penuh untuk bekerja di dalam Gedung Putih dan seluruh staf akan melapor kepadanya," jelas Sanders.

Ditempatkannya Kelly yang merupakan seseorang dengan pengalaman militer lebih dari 45 tahun diharapkan dapat mendorong disiplin baru bagi pemerintahan Trump.

Trump menyampaikan sambutan atas bergabungnya Kelly di Gedung Putih pada Senin lalu. "Kita semua mengenalnya, kita semua menghormatinya, mengagumi apa yang telah ia lakukan".

Kelly sendiri dikenal memiliki reputasi yang menunjukkan keberaniannya "melawan" sejumlah pemimpin. Ia sebelumnya menjabat sebagai menteri keamanan dalam negeri AS.

Jenderal berusia 67 tahun tersebut disebut-sebut memainkan peran kunci dalam memoderasi dan menerapkan sejumlah kebijakan kontroversial Trump tentang imigrasi.

Beberapa jam setelah Trump mengumumkan bahwa deportasi akan dilakukan sebagai "operasi militer", Kelly menjelaskan bahwa AS tidak akan menggunakan tentara untuk memberlakukan undang-undang imigrasi.

Blain Rethmeier, sosok yang mengenal Kelly, mengibaratkan penunjukan sang jenderal untuk mengepalai staf Gedung Putih sebagai "kehadiran sheriff baru di kota".

Rethmeier mengatakan, Kelly memerintah dengan rasa hormat dan ia tidak ragu berpegang pada pendapat yang tidak populer.

Senator Bob Corker pun mengomentari penunjukan Kelly. Ia menuturkan harapannya agar Kelly "melakukan segala hal yang dimungkinkan untuk membawa disiplin dan fokus yang dibutuhkan di Gedung Putih".

"Saya harap Jenderal Kelly akan benar-benar membersihkan tempat itu," kata Corker.

Profesor ilmu politik David Cohen memberi tepuk tangan kepada Kelly, karena menurutnya ia telah "melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan pada hari pertama bertugas".

Cohen berpendapat bahwa pemecatan Scaramucci mengirim pesan yang jelas bahwa "hal-hal di luar skrip dan tidak disiplin" tidak akan lagi ditoleransi di Gedung Putih. Namun, Cohen juga bertanya-tanya "kejayaan" Kelly akan bertahan berapa lama hingga Trump kelak mulai melemahkannya.

"Tidak satu pun akan berjalan jika presiden tidak bersungguh-sungguh 100 persen. Presiden Trump adalah musuh terburuk dirinya sendiri. Secara naluri ia lebih suka dirinya sendiri yang menjadi kepala staf, dan dia orang yang sangat mengerikan," jelas Cohen.

"Akankah dia mendengarkan kepala stafnya ketika Kelly mengatakan 'tidak'? Saya tidak yakin Presiden Trump dapat memahami dengan jenis kritikan seperti ini," imbuhnya.

 

Saksikan video berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.