Sukses

Daging Sapi Palsu Memicu Geger di Spanyol

Spanyol sebagai produsen dan konsumen daging sapi terbesar di Eropa tengah geger dilanda kasus daging palsu.

Liputan6.com, Madrid - Tak hanya mi, beras, susu formula palsu yang banyak beredar di pasaran. Belakangan daging palsu juga tengah marak.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah daging palsu Spanyol. Negara itu diketahui sebagai produsen dan konsumen terbesar di Eropa.

Sebanyak 21 persen total industri makanan di Spanyol berbahan dasar daging. Dan industrinya saat ini tengah menghadapi skandal besar terkait penipuan.

"Saat Anda memberi label daging sapi pada sebuah produk, kemudian mengganti bahan-bahannya, itu berarti Anda menipu konsumen," kata ahli gizi, Aitor Sanchez seperti dalam video Zoomin.Tv Indonesia yang dikutip Selasa (1/8/2017).

"Konsumen mengira mereka membeli daging sapi," imbuh Aitor.

Kini salah satu produsen daging sapi di Spanyol pun tengah menghadapi investigasi terkait hal tersebut.

"Kami menerima informasi pada 2015 dari seorang pekerja perusahaan. Kami mengambil sampil produk dari perusahaan tersebut di berbagai titik penjualan di Spanyol," jelas Kapten Guardia Sipil, Jose Manuel Vivas Prada.

"Kami menemukan bahwa bahan-bahan yang tertera pada label tidak sesuai dengan isinya. Kami rasa perusahaan ini sudah melakukan kecurangan setidaknya sejak 5 tahun sebelumnya," papar Jose.

Aitor pun menambahkan, langkah tersebut kemungkinan terjadi untuk mengurangi biaya produksi perusahaan. Dengan menurunkan kualitas, tetap akan mendapat keuntungan.

Menurut CNN yang edisi 17 Juli 2017, polisi Spanyol sejauh ini telah menahan dan mendakwa 65 orang terkait peredaran daging kuda di seluruh benua -- dari binatang dalam kondisi buruk, terlalu tua atau diberi label tak sesuai untuk dikonsumsi. Demikian menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Europol.

Dalam siaran persnya, Guardia Sipil Spanyol yang berkoordinasi dengan Europol -- agen polisi Eropa, mendakwa orang-orang itu dengan kasus kejahatan termasuk penyiksaan hewan, pemalsuan dokumen, melanggar hukum, kejahatan terhadap kesehatan masyarakat, pencucian uang dan menjadi bagian dari organisasi kriminal.

Saksikan selengkapnya dalam video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.