Sukses

Ilmuwan Yakini Telah Temukan Bulan Pertama di Luar Tata Surya

Bulan di luar tata surya 'exomoon' berukuran dan bermassa seperti Neptunus dan mengelilingi planet sebesar Jupiter.

Liputan6.com, New York - Sebuah tim astronom diyakini telah menemukan bulan pertama di luar Tata Surya atau disebut "exomoon". Jika memang dikonfirmasi benar, exomoon tersebut berukuran dan bermassa seperti Neptunus, mengelilingi planet seukuran Jupiter dengan massa 10 kali lebih berat.

Sinyal dari exomoon itu dideteksi oleh teleskop Kepler milik NASA. Menyusul penemuan tersebut, astronom saat ini berencana melakukan pengamatan lanjutan dengan menggunakan teleskop Hubble pada Oktober.

Hingga saat ini, para astronom telah menemukan lebih dari 3.000 exoplanet -- planet di luar Tata Surya kita. Sementara itu, perburuan bulan yang mengelilingi exoplanet -- exomoon -- berjalan secara paralel.

"Saat ini kami menggambarkannya sebagai sesuatu yang konsisten dengan bulan, tapi, siapa tahu, itu adalah benda lain," ujar asisten profesor astronomi di Columbia University, Dr David Kipping.

Dikutip dari BBC, Jumat (28/7/2017), teleskop Kepler memburu exoplanet dengan mengamati titik hitam yang muncul tiba-tiba di sebuah bintang. Kemunculan itu berasal saat planet yang melintas di depan Matahari -- dikenal dengan transit.

Untuk mencari exomoon, peneliti mencari titik hitam di sebuah bintang, sebelum dan sesudah sebuah planet melakukan transit.

Sinyal keberadaan exomoon diamati hanya dalam tiga transit. Jumlah tersebut lebih sedikit daripada apa yang diharapkan para astronom agar bisa yakin mengumumkan sebuah penemuan.

Karya Kipping bersama koleganya, Alex Teachey dan Allan R Schmit, memperoleh tingkat keakuratan tinggi dalam statistik. Namun, Kipping mengatakan bahwa hal tersebut bukan merupakan cara terbaik untuk mengukur potensi deteksi.

"Kami sangat antusias tentang hal itu...secara statistik, ini adalah kemungkinan yang sangat tinggi, tapi apakah kita benar-benar memercayai statistik?" ujar Kipping.

"Hingga kita mendapatkan pengukuran dari Hubble, mungkin kemungkinannya 50:50," imbuh dia.

Exomoon tu bernama Kepler-1625b I dan diamati di sebuah bintang yang berjarak 4.000 tahun cahaya dari Bumi. Karena ukurannya yang besar, tim peneliti menyebutnya "Nep-moon".

Penemuan Kipping dan koleganya tersebut merupakan bagian dari kolaborasi Hunt for Exomoons with Kepler (HEK).

 

Simak juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.